Yuri memandang tubuhnya yang kini berbalut Hoodie berwarna peach,sesekali memutar-mutar badannya.Tok Tok Tok
"Udah belum?,kok lama?"
"Eh iya bentar!"
Yuri menatap gentir ke arah pintu bilik kamar mandi yang tertutup rapat. Ia meremat tangannya dan menelan salivanya kasar.
5 menit ia habisnya di bilik kamar mandi setelah diseret dan di paksa menggunakan hoodie milik katingnya.Ceklek
Pintu dibuka,hal pertama yang Yuri lihat adalah seorang gadis yang note bag nya adalah Kakak tingkatnya, memandang dirinya dari atas sampai bawah.
"Nah tuh cocok di Lo," ujarnya berjalan mendekati Yuri.
"Tapi kak,nanti kalo gue dimarahin guru gimana?"
"Lo tenang aja,Daeya OSIS,nanti gue suruh dia bilangin ke guru." Ia menepuk-nepuk bahu Yuri,berusaha meyakinkan sang adik tingkat,
"oh ya,seragam lo nanti gue kasi ke Daeya,buat dicuci sebelum dikembaliin," sambungnya.
Yuri menghela nafas dan mengangguk pasrah. Ia tak punya pilihan lain,tak mungkin dirinya menggunakan seragam bercorak noda kopi sepanjang jam sekolah. Reputasinya bisa hancur.
"Lo Yuri kan,kenalin gue Alora", Alora mengulurkan tangannya,menunggu lawan bicaranya untuk membalas.
"Ah iya halo kak Alora" Yuri hendak membalas uluran tangan Alora..
BRAK
"DISINI TERNYATA,DICARIIN DARI TADI!!"
Keduanya tersentak kala pintu digebrak,serempak mereka menoleh dan mendapati Daeynoliya yang berjalan menghampiri mereka dengan alis mengkerut.
"Baru Dateng bukannya salam malah ngomel," cibir Alora.
"Dih,gue nyariin Lo dari tadi,cape tau!," balas Daeynoliya tak mau kalah
"Gue udah bantuin Lo ya biji semangka"
"Gue gak nyuruh Lo! Lagian main narik anak orang,dasar!"
Keduanya berdebat, Yuri yang melihat itu hanya tersenyum gentir. Oh,mengapa ia harus terjebak di drama pertengkaran dua kakak tingkatnya itu?
Terlalu fokus dengan dua gadis di depannya, Yuri tak menyadari sepasang mata memandangnya dari ambang pintu,perlahan orang itu berjalan mendekati Yuri.
"Woy-
"ANJIR DEDEMIT"
Yuri terkaget kala merasakan sentuhan di bahunya,sedangkan sang pelaku hanya menatap datar. Menyadari tatapan yang dilayangkan padanya, Yuri langsung tersenyum menampakan deretan giginya.
"Eh...Rhea sayang," ucapnya sambil menepuk-nepuk bahu sang sahabat.
Solarhea masih tak bergeming,ia menepis pelan tangan Yuri lalu melipat tangannya di dada.
"Aduh,maaf ya cintaku,tadi gue ditarik sama kak Alora,ya ya,maaf ya?," Yuri menggoyang-goyangkan bahu sahabatnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.
Solarhea memandang jijik,ia memutar matanya malas. Sedetik kemudian Rhea tersenyum miring, "iya iya,tapi traktir gue eskrim," ujarnya sambil menaik-turunkan alisnya.
Yuri langsung mengubah ekspresi dan memberi Rhea side eye nya.
"Ye""Woy Lo berdua!"
Keduanya sontak menoleh pada dua gadis yang lebih tua yang sudah ada di ambang pintu.
"Ngantin bareng kuy,sekalian ganti yang jatoh tadi," ucap Daeynoliya.
Yuri dan Solorhea saling bertukar pandang,lalu akhirnya mengangguk setuju.
Alora dan Daeynoliya berjalan lebih dulu,lalu diikuti oleh Yuri dan Solorhea di belakang.Keempat gadis itu berjalan menyusuri koridor dengan sesekali mengobrol dan berkenalan.
Saat hendak menuruni tangga, Daeynoliya mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang pria jakung yang duduk di salah satu anak tangga. Keempat gadis itu mengernyit heran,pasalnya pria itu memakai baju kaos dan celana jeans,tak menggunakan seragam sama sekali.
Sebagai anggota OSIS, Daeynoliya berinisiatif untuk bertanya,barang kali pria itu adalah tamu sekolah yang tersesat.
Ia menuruni tangga, dengan diikuti oleh tiga lainnya."Permisi kak," ujarnya pelan sambil menepuk pundak pria itu.
Pria itu menoleh,mendapati empat gadis yang menatapnya bingung. Ia berdiri menghadap keempat gadis itu lalu tersenyum lebar
"Akhirnya ketemu," ucapnya.
Keempat gadis itu saling bertukar pandang,ketemu?,apa maksudnya? Apa dia om om cabul yang suka mencari gadis muda?
Menyadari keempat gadis itu ketakutan,pria itu menunduk dan memperkenalkan dirinya,"kenalin,gue Shin."
Keempat gadis itu masih tak bergeming,namun perlahan tenang karna senyum teduh pria itu.
"Boleh ikut sebentar?,ada yang mau gue omongin,penting." Ujarnya lagi.
"K-kemana kak?," tanya Yuri.
"Rooftop."
Hening,tak ada yang menjawab hingga akhirnya,sebagai yang tertua Daeynoliya menoleh ke belakang dan mengangguk meyakinkan pada tiga lainnya.
"Awas aja ni om om cabul,gue tendang masa depannya," batin Solarhea
"Ayo."
TBC.
Vote nya dong kak 😔
YOU ARE READING
THE SEVEN DESTINIES
Ficción histórica"Untuknya yang terjebak dalam lingkaran takdir serta Kepadanya yang hilang dan melebur dalam keabadian." Start: 20-11-2023 End: - Warning ⚠️: • Random cast • Harsh words • Imagination • Non baku • Baku Tahap revisi.