Asal-usul gw cuma ikutan doang, tapi karena kebetulan lagi populer aja ni animek...
Jadi gw buat xixixi...
(M/n) Amadeo pemuda yang bekerja sebagai detektif. Tapi saat ia disuruh ibunya membeli gula, ia melihat sebuah air mancur yang begitu indah...
Warning: khusus fujo/fudan, jika tidak suka jangan dibaca☺
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❃
❃
❃
'Kalau gini terus mending gw hengkang dari dunia sepak bola aja!'-batin (m/n) yang sedang kesal, sifat plin-plan nya kambuh lagi. Ia duduk di bangku memikirkan konsekuensi nya apa yang terjadi jika ia keluar dari dunia sepak bola?
Jika ia keluar dari dunia sepak bola sekarang, maka ia pasti di tanya-tanya. Satu hal lagi, yang paling memalukan adalah (m/n) baru bergabung beberapa hari. Ada niatan nya mo keluar dari dunia sepak bola tapi dia juga kepengen menetap juga (emg agak aneh satu uke ini).
"Haaa...mana gw harus tahan rasa nyeri dipinggang lagi."-keluh kesah (M/n).
Saat emen ngedumel ada sosok pria yang duduk di sebelahnya. Pria itu memegang dua kaleng minuman bersoda.
"Sepertinya kamu kecapean ya?"-yup mas kenyu itu orangnya.
(M/n) hanya menatap heran. 'Siapa pria ini? Kok dia tau nama gw?'-sedikit curiga dari mas emen.
"Kamu capek? Minumlah ini."-Kenyu memberikan sekaleng minuman bersoda ke (M/n). Ia pun menerima dan menyesap minuman bersoda itu.
"Makasih, uhm btw kok lo tau nama gw?"-(M/n).
"Kita kan setim."-Kenyu.
"Eh???"-(M/n) lola, sejak kapan dia ada? (M/n) menatap aneh.
"Hmm gw lupa memperkenalkan diri namaku Yukimiya Kenyu salken."-senyum ramah mas Kenyu membuat emen tenang.
"Salken gw (M/n) Amadeo."-(M/n) tersenyum balik, lalu Kenyu notice leher emen yang dipenuhi hiasan.
"Itu lehermu napa?"-tanya Kenyu.
"Ah gw cuma digigit semut aja."-ngeles (M/n) yang memalingkan wajahnya.
"Begitu, tapi keliatannya bukan digigit semut melainkan-"-Kenyu.
"Engga bukan apa-apa, jadi lo udah berapa lama disini."-(M/n) ganti topik.
"Berapa lama? Oh gw udah sekitar satu tahun lalu."-Kenyu.
"Bagaimana rasanya?"-(M/n).
"Rasa, tentu saja asyik main bola tu bisa naik adrenalin."-Kenyu.
Tiba-tiba nyeri di punggung (M/n) kambuh lagi. Membuat sang empu risih, Kenyu pun notice gerak-gerik.
"Kamu kenapa?"-Kenyu.
"Ah engga gw cuma sakit punggung aja jangan khawatir."-(M/n).
"Sakit punggung..."-Kenyu merogoh sakunya ia mengambil koyo cabe menyerahkan ke emen.
"Nih pakelah, gw yakin lo kecapekan."-saran Kenyu.
"Eh gpp nih gw ambil?"-tanya emen.
"Iy gpp ambilah."-Kenyu angguk.
(M/n) mengambil koyo cabe dari mas Kenyu. Kemudian mereka berbincang-bincang tentang mereka berdua hingga pada akhirnya (M/n) duluan pamitan.
"Sampai ketemu besok."-(M/n) lambaikan tangan ke arah Kenyu, begitu juga dengannya dibalas dengan lambaian tangan.
⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇ ⋇⋆✦⋆⋇
"Huu...gw kepengen kembali ke Jerman..."-keluh (M/n).
Sepanjang perjalanan bawaannya mengeluh mulu. Bahkan author pun dah ga ngerti lagi kelakuan dedek emen. Ia terus ngedumel ga jelas bawaannya terus moody-an. Sembari membawa tas, ia menghempaskan mejanya sendiri.
Brak!!!
Semua orang melihat ke arah emen. Sebenernya yang bikin (M/n) moody-an karena rasa nyeri dipinggang tidak hilang-hilang. Akibat ulah si budak emo yang menjadikan dia babu. Emen begitu dendam dengan ulahnya ia ingin membuat rencana pembalasan.
'Bagaimana caranya gw membalas dendam???'-tanya dalam batin (M/n) sambil mengutuk.
Kemudian timbullah imajinasi liar emen. Ia berpikir seandainya (M/n) gantung Rin di pohon pisang atau ia menguburkan Rin secara hidup sesuai hukum yang berlaku. Ia terus membayangkan pembalasannya kepada budak emo itu.
'Dia harus menerimanya setimpal!'-benak (M/n) lalu ia terkekeh.
"Hihihi gw bakal bikin tu budak trauma~heheheee..."-tawa emen entah kenapa begitu merinding.
"Neng (M/n) lo napa lagi betmut ya~"-bang Otoy goda.
"Sini ngab duduk ama kita, daripada betmut mulu."-Karasu.
"Bener tu, mana tau gw bisa menghilangkan rasa kesel dedek."-Otoya.
"Jangan percaya ama mereka dek, hati-hati buaya darat."-Shidou.
"Eh lo apa bedanya bego."-Otoya.
"Bedalah gw itu setia ama ayangku sendiri."-Shidou pede.
"Perasaan gw engga tu."-Karasu.
"Perasaan lo aja bukan perasaan gw."-Shidou.
Yup (M/n) melihat mereka bertiga. Rada mencurigakan menurutnya, ia trauma dengan rayuan dan godaan belaka. Apalagi tipe Otoy omongannya aja ga bisa dipegang.
"Dek ayo kesini kami ga mengigit kok~"-Otoya.
(M/n) mulai ragu-ragu omongannya begitu mencurigakan. Tapi ia memilih untuk join, ia mencoba untuk berbaur. Ga mau curigaan mulu ama orang, emen duduk di sebelah Otoy berjarak 50 cm.
"Hayooo (M/n) lebih dekat lagi~"-Otoya, tapi (M/n) tidak gubris. Ya dengan inisiatif bang Otoy merangkul dia dan mendekati nya.
!?!!
'Anjinkkk.'-(M/n) terkejut dalam batin.
"Udah makan?"-Shidou.
"Udah lo?"-(M/n).
"Udh juga, jadi gimana hari mu?"-Shidou.
"Baik, kalian?"-tanya (M/n).
"Gw melebihi baik setelah melihat wajahmu."-Karasu mengedipkan mata, sementara bang Otoy sedikit cemburu ia merangkul (M/n).
"(M/n) lo mau denger candaan gw?"-kedip mata bang Otoy.
"Uhm boleh candaan apa?"-tanya (M/n).
Otoya menarik nafas dengan pede. Shidou emot 💢 padahal niatannya mo goda dia tapi malah diambil ama bang Otoy.
Sigh
"Kalau buaya bisa berkata, mungkin dia akan bilang, 'Kamu kayak air, selalu bikin hatiku tenang."-Otoya.
Itu bukan candaan, emen malah salting. Yup mode buaya darat bang Otoy pun berhasil.
Tbc.
Lanjut~
Nanti chapter depannya bahas biodata emen dan hubungannya.