UTAS

875 47 0
                                    

"Mama jahat!"

"Liam.."

"Papa juga jahat!"

"Liam!" Bocah lima tahun itu tidak peduli dengan teriakan sang ayah dan ibu. ia berlari menaiki tangga dengan cepat lalu menutup pintu dengan kencang. Membuat sang kembaran terbangun dari tidur siangnya.

"Iam kenapa?"

"Huaaa! Alaaaa.." Bocah lelaki itu menangis dipelukan sang adik.

"Eung? kenapa?"

"Mama sama papa gak bolehin kita pelgi ke taman nanti sole." Lidahnya yang cadel itu mengadu pada sang adik.

"Yaudah nanti aja kita pergi."

"Aaa! Kan kita udah janji cama yang lain buat main! Ala gimana cii!" Tangisannya berhenti bocah itu bersedekap dada memandang sang adik dengan kesal.

"Terus Iam mau gimana? Nanti kita dikuncin pintu dengan mama."

"Benel?" Tanyanya polos yang diangguki tak kalah polos.

"Yaudah dehh."

"Ayo tidur lagi Ara masih ngantuk." Bocah laki-laki itu mengganguk patuh dengan susah payah akhirnya ia menaiki ranjang sang adik. Ikut berbaring dan memeluknya.

"Ala ngantuk?"

"hu'um."

"Mau Iam puk-puk?"

"Eung!"

Jadilah ia menepuk nepuk pungung sang adik dipelukanya membuat ia lebih cepat tenggelam didalam mimpi tak lama dirinya ikut menyusul.

CEklek

Pintu terbuka dengan pelan. Seorang wanita tertawa pelan dengan sang suami merangkul pinggangnya mesra.

Dari tadi, percakapan itu terdengar jelas dibalik pintu. "Lucu banget anak gue." Gumamnya lirih yang masih terdengar jelas ditelinga suami.

"Anak kita honey." Pria itu melabuhkan ciuman hangat pada kening sang istri membuatnya merotasikan mata malas.

"Iya iya anak kita."

"Kamu minggu besok libur?"

"Libur. Kenapa hm?" Bohong, nyatanya ia tidak memiliki hari libur.

Seketika mata hazel itu berbinar. "Jalan yuk. Ke kebun binatang."

"Berdua?"

"Sama anak-anak sayang." Agak kecewa ternyata itu bukan kencan tapi liburan keluarga.

"Gak mau?" Suaranya lirih tapi tidak matanya yang menajam tidak senang.

"Mau honey." Jawabnya dengan kecepatan 0,1 detik.

"Okey kalau gitu hari minggu kita jalan-jalan!" Merasa gemes sang suami kembali melayangkan kecupan bertubi-tubi.

"Kalau begitu aku minta hadiah."

Senyumnya hilang digantikan wajah julid. "Dih gak ikhlas. Mending aku pergi sama mas Jisung."

Bukannya marah pria itu tertawa sambil memeluk sang istri. "Berisik kamu. Ayo keluar nanti mereka kebangun."

"Iya honey." Seperti biasa sang suami patuh dan menurut.

Pasutri itu keluar. Menutup pintu perlahan meninggalkan keheningan didalam kamar anak.

Tanap sadar makhluk yang tertidur dikasur dengan tenang menyunggingkan senyum lebar secara bersamaan.

+ × +

titttt

"Nak awas!"

"Nak kamu gak papa?"

"Eh?"

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang