SALEB AMIL

275 27 0
                                    

"Huaa mama!!" Sigh .. apalagi ini! Baru aja ni pintu dibuka dua tuyul sudah bergelayut dikakinya.

"Mama ninggalin Iam."

"Malesin soalnya."

"Mama bohongin Ara, katanya engga sakit."

"Emang."

"Mama jahat."

"Biarin."

"Mama Iam lapel."

"Makan."

"Suapain."

"Ara juga mau!"

"Males."

"Mama!"

"Mamaaa!"

"Huaaa mamaaaa!!" Teriakan mereka berdua Naya hiraukan. Susah payah ia melangkah karena membawa beban dikakinya.

"Sini sama papa dulu." Alan berinisiatif. Tidak tega dengan raut lelah yang Naya tunjukan. Namun, si kembar tidak bergeming. Padahal di cukekin, omongan nya pun dibalas Naya sembarangan tapi kok bisa lengket!!

"Tumben kamu udah pulang sekolah? Bolos ya?" Ah, ternyata bunda nya ada disini.

"Iya bund, malas soalnya." Bunda mendengus. Kebanyakan anak ditanya kayak begitu pasti ngeles, ini lah itu lah. Lah yang ini kok agak lain?!

"Jujur amat jeng."

"Haha .. sangking jujurnya saya sampai kesel jeng." Buset udah akrab aja ni sama calon besan. Eh?

"Bunda sama tante udah makan? Naya ada bawa nasi kucing tuh."

"Iam mau! Iam mau!"

"Ara juga!"

"Pasien makan bubur ya, jangan banyak tingkah."

"Mamaaa~" Naya mendengus tau aja kelemahannya sama yang lucu-lucu. Tapi, kali ini Naya tidak terpengaruh dengan tatapan anak anjing itu! Nanti sakit siapa yang susah? Aku juga!

"Kalem, kalem." Naya mengangkat mereka satu-persatu duduk bersebalahan di brankar. Ia sendiri duduk dikursi menghadap kembar.

"Sini makan dulu, biar kanjeng ratu suapin." Walaupun merengut tidak suka Liam dan Tara tetap menerima suapan yang diberi. Tatapan nya tajem uy.

"Mama udah makan?" Tanya Iam perhatian.

"Udah dong. Pake steak malah, disiram dengan mushroom sauce, ditemani es cream coklat yang lumer banget. Ah, lupa tadi mama juga beli permen kapas karakter Suhon."

"Hiks .. mama." Manik legam milik Tara dan Liam berkaca. Berbanding terbalik dengan Naya yang tersenyum puas. Alan yang berdiri disampingnya hanya geleng-geleng.

"Naya," tegurnya. "Makan habiskan, papa ada bawa buat kalian."

"Ack! Gak asik lu cok!" Perut kotak-kotak Alan menjadi sasaran kekesalan Naya.

"Sakit Naya." Tangan mungilnya diraih, menghentikan aksi pukulan bertubi-tubi itu. Digenggam nya sesekali ibu jari mengusap punggung tangan Naya guna menenangkan. "Mereka sudah ingin menangis."

Tangan nya ditarik paksa, kembali acara suap-menyuap yang tertunda. "Belum nangis kan? Lucu tau." Alan hanya bisa menghela napas.

"Pa, mommy pulang dulu ya, mau antar makan siang buat daddy kamu."

"Bunda juga deh, ayah kamu udah ngeroq di rumah tuh."

Naya menyalimi dua wanita hebat itu diikuti Alan. "Salim dulu cil," perintahnya pada kembar yang langsung dipatuhi.

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang