special (2)

167 20 2
                                    

Hai?

Ada yang kebangun seperti saya?

Atau ada yang belum tidur?

Orang gila mana yang kebangun bukanya tidur malah update cerita? GUE! GUE ORANGNYA!

ehe~~

Follow akun ku dong (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Nanti tak kasi hadiah, okey?

.
.
.

"Iam." Mengambil duduk disebelah sang kembaran, bersandar manja pada pundak lebar itu. "Geo suka sama Laura ya?"

Gerakan tangan pada ponsel terhenti, melirik singkat Tara yang menatapnya. "Engga dia suka sama Cristin." Kembali melanjutkan aktifitas yang tertunda.

"Cristin?" Gumamnya. "Siapa?"

"Teman kecil kalo gak salah."

"Terus Laura siapa nya dia?"

"Teman."

Kedua alis menyatu, tanda tidak senang. "Kenapa teman semua sih. Kenapa gak dipacarin aja. Kan Iam?"

Dengusan kasar terdengar, kesal karna kalah permainan. "Dia emang bego. Jangan mau maka nya."

Kedua tangan melingkar pada lengan yang baru pembentukan otot. "Dia ganteng."

Liam berdecak kesal. Tidak adiknya, tidak mamanya mandang fisik semua.

"Laura suka sama Iam kan?" Si empu hanya bergumam mengiyakan. "Dia suka ganggu Iam?" Pria itu mengangguk membuat senyum lebar Tara terbit. "Jadi Iam sengaja pura-pura pacaran biar dia gak ganggu lagi kan?"

"Iya Ara." Tara menyengir merasa bangga memecahkan teka-teki yang dialami sang kembaran dan selanjutnya mereka kembali terdiam hanya terdengar suara tembakan dari ponsel yang Liam pegang.

"Iam, ngatuk." Mata nya sudah sayu sesakali menguap lebar.

"Naik sana. Tidur."

"Males." Tara menjatuhkan kepala di paha Liam, memeluk erat perut pria itu.

"Iam, usapin rambut nya." Tara merengek membuat senyum Liam terbit. Ini deja vu. Adiknya, kakaknya, masih sama seperti dulu.

Pandangan menoleh kesamping, tepatnya pada jendela lebar yang menampilkan awan mendung disertai kilat.

Liam keluar dari aplikasi game. Foto Tara yang menjadi wallpaper beranda membuat pria itu berdecak kesal, entah sejak kapan wallpaper itu diganti. Memilih abai, Liam menekan aplikasi obrolan. Mengetik pesan pada ibunda ratu tercinta agar cepat pulang dari kantor sang papa karena kondisi cuaca. Setelah dibalas 'iya' pria itu keluar dari aplikasi.

Menatap menu ponsel yang begitu membosankan akhirnya Liam meletakan benda pipih diatas meja dan beralih mengambil remote televisi.

Memilih channel film yang asik. Punggung bersandar rileks di sandaran sofa. Tangan kiri tidak berhenti mengusap rambut Tara yang sudah terlelap.

Liam fokus pada film yang ditayangkan channel ikan terbang sampai tidak menyadari diluar sana hujan turun dengan lebat.

"Assalamualaikum .. shalom bapa kami di sorga .. yuhuu demi dewa permisi." Alis Liam mengerut mata nya langsung menoleh pada manusia stres yang mengcollab salam.

"Ngapain kalian?" Alis nya tambah berkerut ketika lima pemuda itu langsung duduk bahkan sebelum sang tuan rumah mempersilakan.

"Hehe .. kita tadi mau ke mall terus tiba-tiba hujan jadi mampir bentar buat neduh," jelas Marsel.

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang