special (4)

147 19 0
                                    

"Permisi .. " Lima sekawan yang tak lain tak bukan. George, Venus, Marsel, Adam, dan Bastian bertamu ke kediaman Osmonov. Hanya berlima tanpa ada tambahan Laura.

Entahlah, sejak kerjadian dikantin. Laura menjauh, ia suka menghindar. Kata Tara, mungkin ia tidak punya muka lagi.

Ah, kalau diingat lagi tidak ada satu pun diantara mereka tau nama keluarga Liam. Karena nametag dibaju tidak muat ditulis nama panjang.

'Liam Esha. O'

'Tara Asha. O'

Mirip bukan? Tapi sampai sekarang belum kenotic kalau mereka berdua saudara satu rahim. Banyak yang berasumsi jika nama sama adalah jodoh. Manusia semakin lama memang semakin bego.

Tidak jangan salahkan manusia, ini salah wajah si kembar yang semakin besar makin berubah. Jika dulu mereka dibilang kembar seirias tapi tidak untuk masa kini. Liam yang dominan wajah ibu dan Tara dominan wajah ayah.

Tapi .. kalau diperhatikan lagi wajah mereka mirip-mirip aja kok. Ck. Kembali ke permasalahan awal.

"Oh? Ayo masuk dulu." Sebagai tuan rumah yang baik Naya mempersilahkan sang tamu masuk.

”Pas banget Tante baru selesai makan siang. Kalian belum makan kan."

"A-ah .. tidak usah--"

"Aduh jadi ngerepotin, Tante."

"Engga kok santai aja."

Anjing, Venus tidak tahu malu. Basa-basi dikit lah monyet. Batin Adam menjerit.

"Liam nya ada Tan?" Tanya George.

"Ada, ada. Tunggu bentar ya mereka masih perang."

"Huh? Perang?" Gumam mereka kompak.

"Duh Tante lupa ambil minum. Tunggu bentar ya, ini kue nya dimakan aja." Menujuk bolu diatas meja. Naya pergi kedapur.

"Emak Liam asik bet woy." Marsel mengambil bolu yang ke-4

"Angkat aku jadi anak mu mom."

"Najis!" Rambut ikal Bastian dijambak dengan sadis.

"Nih minum nya."

"Makasih Tan, maaf ngerepotin."

"Selow ae. Btw kalian kesini mau main? Atau?"

"Belajar Tan." George menjawab setelah tersadar dari lamunannya. Gaul betol.

"Sebenarnya kita janji besok, pas banget hari libur. Tapi pada gak bisa," jelas Adam.

Venus menyesap sirup dengan tenang. "Kita chet Liam, gak dibalas."

Naya mengangguk paham. "Biasalah lagi sibuk."

Dan baru saja dibilang rumah tingkat yang dihuni bergetar.

"Gempa wehh!" Venus mencengkram lengan sofa ketakutan.

"Oh bukan," jawab Naya santai. Ia bersandar rileks disofa. "Rumah ini udah anti gempa. Tenang aja."

"Kalian sekelas sama Liam?"

"B-beda Tan." Bastian menjawab sambil memeluk lengan kiri Adam takut.

"Cuman sebelahan aja kok." Marsel memeluk lengan kanan Adam.

"Risih anjir! Lepas gak!"

"Jangan Dam!" Kompak mereka membuat si empu menghela napas.

Naya tertawa kecil. "Kalian rajin banget belajar, kenapa gak nyontek aja sih. Gampang."

"Kan!" Vanus berseru heboh. "Kita satu pemikiran Tan, aku juga bilang gitu tapi mereka sok banget." Dan mereka bertos ria.

Yang lain melongo. Prik banget sumpah. Emak siapa sih!

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang