HUJUT

432 35 1
                                    

LIHAT! LIHAT!! WAHAHA GW RESMI PENGANGGURAN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LIHAT! LIHAT!! WAHAHA GW RESMI PENGANGGURAN!

Mau pamer foto aing malu hehe

Yang baca YOURS pasti ngerti maksud gw. Ayo ramaikan cerita ini dan satunya.

Selamat membaca

"MAMA BANGUN!".

"ARGHHH!!" Malaikat maut seolah mencabut paksa nyawa yang masih terlelap. Telinga berdenging diikuti kepala yang nyut-nyut.

Naya terbangun kaget ketika telinga dibisikkan suara jahanam anak jejadianya

"Hehe ayo bangun ini hari Senin."

Melirik jam weker atas nakas. "Baru jam 6 cok masih awal." Naya protes histeris.

"Itu udah siang mama " Tara merengut.

"Noh liat kakak lu masih tidur." Menujuk Iam yang tertidur dengan lelap memeluk kakinya. "Ini masih siang! Biasanya juga bangun jam 7."

"Kan biar gak telat, mama bilang dulu mama suka telat sampe gak naik kelas."

Naya melotot tidak percaya. "Beneran gue gak naik?" Tara mengangguk dengan raut serius.

"Demi apa gak naik karena suka telat." Masih dengan wajah berantakan Naya meraup kasar wajahnya.

"Ayo, mama bangun."

"Ish iya, iya." Dengan pelan ia melepas belitan tangan pada kakinya. "Lu gak mandi cil?"

Bocah perempuan itu tersenyum dengan bangga. "Ara udah mandi dengan eyang."

"Ni bocah satu kenapa gak sekalian?"

"Iam gak mau bangun, sama mama aja."

"Males banget." Dengan ogah-ogahan dia menarik kakinya menuju kamar mandi.

Hampir tiga puluh menit ia baru keluar dengan seragam lengkap yang menempel di tubuh. Mata nya mengedar menacari keberadaan Tara yang sudah menghilang, akhirnya ia berjalan menuju kasur. "Cil bangun cil." Menguncang brutal tubuh Liam.

"Hng .. mama."

"Bangun gak atau gue siram pake air nih." Liam tidak bergerak hanya menggeliat.

Anak siapa ni cok susah banget bangun nya.

Dengan setengah hati Naya menggendong Liam menuju kamar mandi. "Bangun dulu cil nih sikat gigi." Mengarahkan sikat gigi yang lengkap dengan odolnya.

"Engga mau mama, dingin."

"Bangsat." Naya mengumpat pelan akhirnya ia hanya membasuh wajah Liam dengan air hangat lalu di keluar dari kamar mandi.

Mengendong koala putra jejadianya, ransel yang simpirkan dibahu. Berjalan dengan wajah kesal keruang makan.

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang