AUD HULUP AUD

151 15 1
                                    

Lupa update gess kemarin wkwk sorry

Nih gercep baca

Tandai kalau typo

Happy reading anak-anak ku (⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

Kendaraan roda empat berhenti tepat diperkarangan rumah tingkat dua. Mesin mobil dimatikan.

"Na--" Sayang bung, yang punya nama sudah hilang. Iris nya meliar mencari si empu.

"BUNDAAA!!" Naya berlari dengan tangan membuka lebar, siap menyambut sang bunda tercinta.

Greb

Dan pelukan erat yang hangat didapat sebagai hadiah.

"Huhu .. bunda anakmu ini rindu."

Bunda terkekeh. Geli. "Rindu bunda atau rindu duit nya?"

"Hehe .. dua-duanya."

"Dasar."

Pandanganya tidak sengaja menangkap objek Alan yang sedang menggendong si kembar.

"Malam bund." Alan mendekat.

"Malam nak, Alan." Bunda ingin mengambil Tara namun di empu tidak keberatan mengendong dua beban sekaligus.

Naya yang mulai di abaikan merengut. "Bunda~~"

"Kenapa sih?" Tanyanya sewot. "Ayah mu didalam, ganggu dia aja sana."

Senyum bibirnya merekah. Mengambil langkah berbalik, kembali berlari sambil teriak. "AYAH! OLEH-OLEH NAYA MANA!!"

Teriakan itu membuat bunda mendengus geli. Kembali menatap Alan yang sudah tersenyum sambil memperhatikan punggung Naya. "Yuk, masuk."

"Iya."

Naya yang sedang bergelendotan pada ayah menjadi pemandangan pertama mereka dilihat.

"B-bunda hueeee!! Ayah nakalll!"

Bunda menepuk jidat, ayah yang menjadi korban fitnah putrinya terdiam pasrah.

Alan yang berdiri dibelakang dan terkekeh. Mengalihkan pandangan pada Liam ia bergumam, "Mirip banget."

+ × +

"Ayo kencan."

"Huh?!"

"Ini malam Minggu, anak muda seperti kita harus kencan!"

"Lu udah jalan kepala tiga nyet! Modar sana!"

Brak

Pintu ditutup kasar dan saat berbalik sudah ada bunda nya bersedekap dada. "Kamu ini, ada tamu bukannya disuruh masuk."

"Tamu apa yang datang jam 11? Cosplay jadi Suzana?" Cibirnya.

"Ayo masuk dulu nak, Alan."

"Nda~~"

"Udah sana ambil minum." Naya merengut, berjalan dengan kaki dihentak menuju dapur.

Alan di giring bunda untuk duduk diruang tamu. Berbincang ringan sambil menunggu Naya.

"Nih." Segelas teh hangat diletakan. Gadis yang mengenakan piyama maron itu duduk disamping sang bunda.

"Ngapain kamu duduk. Sana ganti baju," desak bunda membuat kening mulus Naya berkerut.

"Ngapain ganti baju?"

"Mau pergi kayak gitu kamu?"

Naya terdiam, masih belum paham. Dan setelahnya ia menatap berang pria yang bahkan masih mengenakan pakaian kantor.

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang