MANE

389 39 1
                                    

"Apa yang kau lakukan Pa?"

"Eh a-nu maaf nyonya .. " anjir nampak banget kesenjangan kasta.

"M-maksud nya Tante .. " tapi muka nya masih muda cok gak mirip Tante Tante.

"B-bukan maksud saya .. "

"Panggil mommy," celetuk Alan.

"Iya mom." Eh?

"Woy!" Naya kembali menjambak kesal Alan. Malu jingan.

Masih dengan posisi berlutut dengan tangan diatas Alan tertawa geli.

"Maaf apa yang kau lakukan dengan anak saya?"

Naya melepaskan jambakanya, berbalik badan, menatap Liliana dengan senyum kikuk. "Maaf, anak anda ngeselin tangan saya gatal ingin menjambak, sebenarnya ingin membantingnya tapi gak kuat."

Wait kok jadi kesini sih arah pembicaraannya. Sedangkan Alan sudah menahan tawa sedari tadi.

"Maaf Tan-"

"Panggil mommy Naya."

"Maksud aku mommy, maaf kita udah masuk gak ijin dan terkesan lancang tapi bukan salah aku salahin aja tuh mereka." Menujuk Tara dan Liam. "Mereka duluan mom aku sih cuman ngikut." Naya tersenyum menyalahkan si kembar.

Tersadar sesuatu, senyum nya luntur, Naya menunduk mengusap wajah kasar, dibelakang sana ia mendengar suara tawa tertahan. Alan bajingan! Ni mulut pake typo segala.

"Maaf Tan typo dikit gak ngaruh." Melirik kebelakang.

"Maaf grandma kita salah." Grandma apaan woyy!

"Maapin Ian udah macuk gak ijin tlus lali-lali juga." Naya mengangguk puas.

"Pa?" Liliana melirik sang anak dengan bingung.

Naya mengerutkan kening bingung. "Pa?"

"Iya, ma?"

Bngst! Alan asw! Shineyo Kono yaro!!

+ × +

"Jadi?"

Suapan Naya untuk Tara terhenti, menatap Liliana dengan bingung.

Jawab apa anjir! Matanya melirik kesamping, Alan dengan santai memakan makan siangnya. Tidak ada pilihan lagi, rasakan.

"Ashhh." Alan menatap bingung Naya yang tiba-tiba menendang kakinya.

"Mama aa .. " Acara melototi Alan di sudahi, kembali menyuapi Liam di pangkuannya dan Tara disebelahnya secara bergantian.

"Kemarin Alan sudah katakan bukan." Alan angkat suara.

Liliana syok, tidak menyangka ia kira perkataan putranya hanya bualan demi menghindari pertunangan yang sudah disiapkan.

"Liam, Ara sini. Biarkan mama mu makan." Mulut Liliana terbuka, ingin berbicara tapi diurungkan melihat sang putra sibuk menyuapi bocah yang duduk dipangkuanya.

Pandangannya naik, sedikit terperangah melihat gadis mungil yang sedang menyendok nasi dengan porsi kuli jangan lupa lauk dan sayur yang memenuhi piring.

Udah berapa lama gadis itu tidak makan?

Nayana? Bodo amat! Dirinya lapar persetan dengan malu dan gengsi udah ditawarin makan ya makan! Makan sampe kenyang. Emang kalian ditawarin makan malah nolak alasan udah kenyang padahal perut keroncongan. Fak kata gue teh.

Selesai makan kini mereka duduk di sofa sambil berhadap-hadapan dengan tatapan yang berbeda-beda.

Liliana tampak frustasi mendengar penjelasan sang putra. Anak kandung dengan seorang gadis SMA? Omong kosong macam apa ini. Setidaknya beri kebohongan yang masuk akal.

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang