special

168 22 7
                                    

Nyoba debut dulu bro

Klo rame lanjut,,, seperti biasa slice of life dengan sedikit homor dan romansa

Typo? Seperti biasa maklumi

Happy reading

"Iam! Iam!"

Brak brak brak

"IAMMM!"

Masih dengan piama kuning cerah Tara menggedor pintu dengan brutal.

Pintu terbuka dengan mata setengah terbuka Liam menatap sebal kembarannya.

"Apa?"

Tara nyelonong masuk. Si pemilik kamar menghela napas sabar, menutup pintu lalu berjalan menuju ranjang. Dimana Tara sudah duduk manis.

"Iam kenal dengan Geo? George?" Menujuk foto angkatan 31 pada sorotan Insta official sekolah.

Ranjang dinaiki kembali berbaring. "Tau."

Senyum nya melebar. "Ia--abang," panggilnya mendayu.

Sontak mata kantuk Liam terbuka lebar. "Mau apa?" Tanyanya was-was bersiap dengan permintaan aneh yang akan bikin sakit kepala.

Tara tersenyum menujukan gigi rapi nya. "Mau sekolah." Ia menjeda ucapannya. "Mau kenalan sama Geo."

"Gak!"

Manik penuh permohonan Tara berubah. "Ih kenapa! Iam, Ara mau sama Geo."

Liam duduk tegak, berhadapan dengan Tara. Kedua bahu ia pegang, menatap dalam sang kembaran. "Dengar, Geo itu gak baik. Orangnya plin plan, brengsek habis, tolol, bego, sok paling berkuasa dan yang paling penting dia benci dengan KPop dan antek-anteknya."

Oh Liam, si bocah polos yang menggemaskan nan cadel itu sudah tidak ada.

Bibir Tara mengerucut agak tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut berdosa Liam. "Tapi Geo ganteng, mirip Suhon."

"Peruma dia otak udang." Liam berdesis tidak senang.

Tara menunduk sedih, hal yang membuat Liam tidak tega. Pria yang baru saja berumur 17 itu mendesah prustasi.

"Oke." Tara menatap binar. "Tapi, ada syaratnya." Liam menyeringai kejam.

+ × +

"Selamat pagi!"

"Pagi. Ya ampun anak mama cantik banget."

Gadis yang baru saja duduk itu tersenyum malu. "Semangat ya pertama kali masuk sekolah."

"Iya." Di kursi paling ujung sang kepala keluarga, Alan menutup mulut dramatis jangan lupa air mata yang mengalir.

"Anak aku akhirnya mau keluar dari rumah."

Karena Tara adalah manusia introvet parah. Tidak mau keluar kerumah barang sejengkal pun bahkan, untuk kesekolah. Jadilah ia homeschooling sampai sekarang. Saat sakit pun Alan mendatangkan dokter. Tidak tau kenapa hubungan Tara dan kasur sangat erat sampai tak terpisahkan.

Nurun ke siapa Alan dan Nayana tidak tau. Bahkan sang kembaran ikutan bingung. Tidak ada angin tidak ada badai Tara menjadi anak rumahan.

Tara mendengus. "Papa lebay."

"Setelah 17 tahun hiks .. akhirnya dia mau keluar sarang. Sini peluk dulu alo~ tayang~ tayang~"

Kepala mundur kebelakang akibat anak lanangnya menahan dengan sangattt sopan. "Jauh-jauh sana Ara udah rapi. Jangan peluk."

Tangan di dahi ia tepis kasar. "Durhaka, gak papa kasih jajan kamu."

"Mama."

"Ck ngaduan. Anak Naya ngaduan."

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang