SALEB TAPME

228 29 0
                                    

"Naya." Yang dipanggil tidak menyahut.

Pak Rai, guru mapel pjok mengernyit bingung. Kepala diangkat menatap jejeran siswa-siswa kelas 12. "Nayana Amara?" Panggilnya lagi.

"Naya tidak ada?" Para siswa yang ditanya kompak mengeleng. "Ada ijin?" Mereka kembali menggeleng. "Oke Naya alp--"

"HADIR! NAYANA AMARA HADIR!!" teriaknya dari lorong sekolah hingga lapangan.

"Telat? Hukumannya lari--"

"T-tunggu pak .. hosh .. hosh." Tangan terangkat, motong perkataan sang guru. Ia sendiri sedang mengatur napas yang ngos-ngosan. "S-saya tidak telat huffhh .. tadi bantuin Bu Hanum dulu bawa buku ke kantor."

"Bener?" Mata memicing tidak percaya.

"Benerrrr, tanya aja sama beliau."

"Okey. Kita lanjutin absen nya .."

Setelah itu mereka senam, peregangan, pemanasan baru menuju lapangan indoor. Disana matras panjang telah tersedia. Mula-mula lelaki dahulu, maju satu persatu sesuai absen kemudian barulah perempuan.

Untuk kali ini Naya bersyukur mempunyai nama dengan huruf awalan 'N' agak akhiran jadi tidak terlalu ramai, karena yang sudah melakukan praktek bisa istirahat. Gak malu malu amat lah.

"Nayana Amara." Yang dipanggil maju.

Melakukan awalan dengan sempurna di bibir matras. Tangan melindungi leher, posisi badan setengah jongkok. Lalu berguling ke depan. Tidak, kesamping. Atraksi nya cacat. Melenceng sangat jauh dari ekspetasi.

"Puahaha lu ngapain nyet. Roll samping? Wkwk." Sialan Owen. Naya berdecih sinis, liat aja dia nanti lebih parah pasti.

"75, sana kamu." Dih tega banget ni guru. Naya menyingkir menunggu Owen yang sedang bersiap.

"Cok lah lu ngapin muter awokawok." Benar kan. Owen lebih parah bukan ke dekat atau samping tapi kebelakang. Mutar bro! Kocak.

"76, selajutnya."

"Loh, pak kok lebih tinggi dari saya?" Naya protes tidak terima. "Lebih mending saya padahal."

"Gak ada yang mending. Istirahat sana, beda satu pun." Naya merengut kesal. Jadilah ia melampiaskan pada Owen. Menariknya kekelas.

"Santai nyet. Waktu masih panjang." Naya hanya menggerutu pelan.

Membuka pintu kelas tidak santai membuat penghuni kelas menjerit. Dengan cepat Naya kembali menutup pintu. Mereka lagi ganti baju!

"Sorry guys gue gak tau."

"Lu bilang udah di kunci Maimunah." Gadis dengan tanktop merah memukul telak kepala yang biasa dipanggil Maimunah itu.

"Lupa Nes hehe~~"

"Ehe ehe. Kalo ada cowo gimana bego."

"Santai gak ada orang tadi," sahut Naya sambil membuka baju olahraga nya.

"Eh Nay mau kemana?" Owen bertanya bingung karena Naya belum mengganti celana menjadi rok.

"UKS mau turu. Kalo istirahat bangunkan."

"Bangsat," umpatnya meskipun begitu gadis dengan potongan rambut bob itu mengangguk.

Sampai di UKS Naya langsung merebahkan diri pada salah satu brankar. Untung petugas PMR tidak ada yang jaga. Jadi dia bebas, ini wilayah nya wahaha. Ngokk ..

Nayana tertidur dalam pikiran random nya.

Srakkk

Tirai putih sebagai pembatas brankar dibuka seseorang. Naya yang sudah simulasi jadi mayad tentu saja tidak sadar. Bahkan saat dia mengangkatnya dengan ringan.

Tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba saja Naya terbangun dalam ruangan serba putih. Alas tempat duduknya begitu lembut seperti gumpalan awan dan permen kapas?

Dengan iseng, Naya mengambil sedikit lalu dimasukan kemulut. Manis! Benar-benar permen kapas! Gadis itu kambali memakanya hingga puas, namun ini aneh kenapa ia tidak merasa kenyang atau pun seret?

Ditengah rasa bingung, kepala serigala muncul tepat dihadapannya. Ack!!

Eh? Kenapa suaranya tidak keluar? Ini aneh!

Woahhh

Serigala putih yang terlihat gagah dan juga cantik namun tersembunyi kelicikan menariknya kepunggung.

Lembut dan hangat!!

Tanpa sadar Naya mengosongkan muka pada leher serigala itu.

Puk

Sebuah daging dengan asap mengepul diletakan pada pangkuan Naya. Gadis itu kegirangan. Tapi, ketika ia hendak makan, daging itu membesar bak balon yang ditiup. Semakin besar, besar. Lalu menghantam wajah paripurna Nayana.

"Auch!!"

"Naya kau tak apa? Maaf aku rem mendadak, didepan ada mobil."  Suara familiar mengalun lembut ditelinga nya.

"Huh? Daging? Dagingnya mana?" Mata sayu nya menoleh kanan kiri, linglung. Tiba-tiba tubuhnya melayang, kening yang memerah di usap lembut.

"Maaf. Masih sakit?" Alan menunduk menatap gemas Naya yang sedang bingung.

Naya mendongak. "Serigala?"

Alis terangkat. "Apa?"

Kedip, kedip. "Tadi ada serigala bawa daging kecil terus jadi besar terus ada lantai permen kapas--"

"Shhh." Kepala disandarkan pada dada bidang. "Tidur lagi aja, hm." Bibir dikulum, mata menyipit, jakun naik turun, bahkan bahu nya bergetar. Menahan tawa yang ingin meledak. Lucunyaaaaaaa~~

Mimpi apa Naya sampai linglung dan mengigau gini?! Alan benar-benar sangat ingin menelanya!!

Gemes gemes gemes 9999999999999999999999x
.
.
.
.
.

Maap pendek because my tangan hurts .. gomen (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ gomen

Minggu depan mungkin? Double up atau part-nya dipanjangin.

Atau kalian baca | Y O U R S || biar panjang? Hehe

Dahhhh sampai jumpa lagi sayang kalian ..

The Twin Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang