eps 17

2.2K 178 61
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















"Ayah.. Ibu.. Aku mau pulang.." Suaranya serak. Terisak-isak. Yuuji mengusap wajahnya kasar. Mengusap air matanya. Ia tak ingin disini. Dia ingin pulang. Ruangan ini gelap dan pengap. Tak ada cahaya. Hanya lampu temaram redup dengan beberapa serangga yang mengelilinginya. Sekelilingnya pun kosong. Hanya ada satu kursi panjang, satu meja dan satu matras usang serta barang-barang yang tak terpakai. Sekali lihat pun semua orang juga tahu.

Tempat ini adalah gudang.

Dan lagi di bawah tanah.

Ruangan itu terkunci. Seseorang sengaja menguncinya. Yuuji dengan putus asa menumpuk barang-barang agar bisa meraih jendela kayu kecil yang ada di atas.

Krak!

Penutup jendela itu retak. Mungkin karena usianya yang tua dan rapuh. Yuuji merasakan secercah harapan. Meski diluar sudah gelap. Tapi setidaknya dia bisa keluar dari ruangan pengap ini.

"Yuuji-kun. Apa yang kau lakukan?" Tanpa suara. Tanpa peringatan sama sekali, Yuta berdiri di pintu. Tangannya membawa nampan berisi makanan. Ekspresi nya berubah aneh saat ia menebak apa yang Yuuji sedang lakukan.

Yuuji keringat dingin. Sementara Yuta mendekatinya. Ini kesempatan terakhirnya. Yuuji tak bisa mengelak lagi. Dia tak bisa mundur lagi. Dia harus keluar sekarang juga jika ingin bebas. Dengan mengabaikan Yuta, Yuuji terus menarik penutup jendela dan berusaha keluar. Berharap pelarian nya akan berhasil.

Namun yang tak Yuuji sadari adalah, bahwa Yuta itu orang dewasa. Dia dengan mudah menendang pondasi pijakan yang Yuuji buat hingga dia terjatuh dari atas, dengan sigap tangan Yuta menangkap Yuuji yang terjatuh. Lalu ia menempatkan Yuuji di matras dan--

Krak!

"AAAAA!!!" Suara jeritan itu terdengar sampai keluar. Namun sayangnya tak ada yang mendengar. Yuuji mati-matian menahan sakitnya saat Yuta dengan tanpa belas kasih menginjak pergelangan kakinya.

"Kau tidak boleh seperti itu loh, Yuuji-kun. Aku sudah susah payah membuatkan mu sesuatu. Tapi kau malah mau pergi tanpa memberitahu. Tapi aku berpikir, kalau kau kehilangan kakimu, setidaknya kamu tak akan pergi bukan? Atau tanganmu juga, jadi kau tak akan bisa memanjat."

"Ma-maafkan aku!" Yuuji meringis merasakan sakit yang mendera kakinya. Kemungkinan besar persendian nya bergeser. Bahkan mungkin tulangnya retak karena Yuta menginjaknya dengan sepatu.

Berkali-kali Yuuji meminta maaf. Namun Yuta hanya terus memberinya rasa sakit. Saat itu rembulan makin meninggi dan perlahan cahayanya merayap masuk melalui celah-celah jendela. Cahaya benar-benar menerangi seluruh gudang sehingga bekas-bekas kemerahan yang ada di sekitar leher Yuuji pun juga jadi terlihat jelas. Sebagian membiru bahkan tangannya pun tak luput dari bekas-bekas itu. Tangisannya begitu nyata. Namun sorot mata Yuta yang bengis itu jelas lebih nampak tersorot oleh sinar rembulan.

Pulchritude |GoYuu| END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang