HS Bab 2.

208 14 2
                                    

Arkan sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia terlihat tenang tapi tidak dengan fikirannya yang terus berkelana.

Dia mulai menyukai pak Kinan sejak kelas 11 SMA pak Kinan mengajar pelajaran favoritnya mereka dekat karna Arkan yang selalu bertanya, dia sempat berfikir betapa hebatnya dia jika dia menjadi siswa favorit pak Kinan.

Lalu... Sesuatu membunuhnya dari dalam, saat itulah dia menyadari bahwa dia merasakan perasaan ini bukan hanya untuk mendapatkan perhatian pak Kinan tapi juga hatinya.

Guru dan murid... Dan keduanya pria, itu adalah hubungan yang tidak mungkin. Dia berusaha untuk menyerah pada perasaannya tapi itu terus tumbuh. Kenapa pak Kinan menjadi wali kelasnya tahun ini?

Memberitahukan perasaannya pada pak Kinan hanya akan membuat pak Kinan kecewa, dia berfikir untuk merahasiakan ini sampai mati karna dia tidak akan melihat pak Kinan lagi setelah kelulusan, jika ada yang mengetahui perasaannya pada pak Kinan pasti akan dianggap aneh.

Arkan mendudukkan tubuhnya di atas kasur. "Tapi gimana dia tau? Apa keliatan jelas dari gerak-gerik gue?"

Untuk satu alasan Calfin adalah orang yang sangat ingin di beri tahu oleh Arkan tapi kenapa... Dia menatapnya seperti itu?

••••

Kring... Kring...

Arkan mematikan jam weker lalu duduk di atas kasur dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya.

Dia tidak bisa tidur semalaman.

Arkan turun dari kasurnya lalu masuk kedalam kamar mandi, dia berdiri di wastafel mengambil sikat gigi lalu menambahkan pasta gigi di sikat gigi itu lalu mulai menyikat giginya.

"Gue bingung gimana ngehadapin Calfin hari ini" batinnya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia tidak ingin pergi sekolah.

Setelah selesai bersiap Arkan langsung pergi keluar dari rumahnya, dia berjalan seorang diri karna biasanya dia akan bertemu dengan Calfin di halte bus.

Dia terus berfikir apa yang akan dia lakukan jika Calfin membencinya? Calfin pasti sangat kecewa padanya.

Setelah sampai di parkiran dia merasakan ada yang menepuk bahunya, Arkan mencopot Headset tanpa kabel yang menempel di telinganya.

"Pagi bro!" Sapa Kenzo.

Arkan hanya menjawab dengan deheman. "Lo kenapa? Lo keliatan kaya mayat hidup tau ga"

"Gue cuma kurang tidur" jawabnya dengan malas.

"Lo mesum ya? Apa yang lo lakuin semalaman ga tidur?!" Tanya Kenzo setelah terbesit pemikiran kotor di otaknya itu. Yang parahnya dia bertanya sambil mencekik Arkan.

"Lo yang mesum! Lepas! Lo mau gue mati hah?!" Ucap marah Arkan.

Pak Kinan yang mendengar suara kegaduhan lantas melihat ke arah mereka berdua. "Arkan, Kenzo! Kemari!"

"Sudah bapak bilang berkali-kali pakai seragam kalian dengan benar" ucap pak Kinan dengan suara lembutnya.

Arkan dan Kenzo diam sejenak melihat pak Kinan sebelum akhirnya mereka menghampiri pak Kinan.

Kenzo menggerutu. "Yang bener aja gue ga percaya dia yang bertanggung jawab memeriksa seragam hari ini"

Ya memang pekerjaan itu tidak cocok untuk pak Kinan yang bersikap lemah lembut dan manis itu.

"Ayolah pak, biarin kami bebas hari ini" ucap Kenzo memohon.

"Bapak sudah bilang ke kamu 4 hari yang lalu untuk memakai seragammu dengan benar minimal di depan sekolah" ucap pak Kinan dengan senyumannya.

Heart StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang