Typo bertebaran!!!
Happy reading!!Kini Arkan, Calfin dan Jennie sedang berada di kafe sebrang sekolah, Jennie menatap mereka berdua dengan tatapan mengintimidasi kedua tangannya dia lipat di dada, Arkan pura-pura sibuk dengan ponselnya sedangkan Calfin hanya diam dengan perasaan gugup yang menyelimuti dirinya.
"Kapan semua ini di mulai?" Tanya Jennie.
"I-itu..." Calfin bingung harus menjawab apa.
"Bukannya Lo harus datang ke kelas tambahan?" Tanya Arkan.
Jennie terlihat kesal dengan jawaban Arkan. "Apakah itu lebih penting sekarang?"
"Ck... Jangan jadikan kami sebagai alasan lo ngelewatin kelas, cepet pergi nanti ibu lo marah" ucap Arkan dengan santai, tidak tahu saja bahwa kini Jennie sudah bertanduk.
Dia Kang Jennie, asal Korea dan teman masa kecilnya Arkan, dia Junior Arkan. Dulu ibu mereka satu kampus, mereka juga tumbuh bersama jadi mereka bisa di anggap seperti saudara.
Jennie menghela nafasnya. "Haa... Aku tidak mengira kamu akan menempuh jalan itu"
"Tidak sama sekali, tidak mengejutkan, Calfin" Jennie menatap Calfin.
Calfin yang di panggil tentu terkejut, apa yang harus dia lakukan?!
"Hei... Apakah kamu tahu? Bisakah kamu lupakan apa yang baru saja kamu lihat?" Ucap Calfin dengan ragu.
"Aku masih kaget, sejujurnya aku rasa aku tidak akan pernah melupakannya"
Calfin memegangi keningnya. Dia serasa sedang di pergoki selingkuh.
"Semuanya pacaran kecuali aku-
-ngomong-ngomong Jennie maafkan aku"
Jennie dan Calfin melihat satu sama lain saat mereka berucap secara bersamaan.
"Kamu minta maaf untuk apa? Apa karna berpegangan dengan Arkan?" Tanya Jennie.
"Oh... A-anu itu..." Calfin semakin kebingungan sekarang.
"Kamu ngga masalah?" Lanjutnya.
"Tentang apa? Kalian gay? Aku tidak mempermasalahkan itu, aku hanya kesal karna Arka pacaran lebih dulu dariku" oke Arka itu panggilan untuk Arkan, menurut Jennie nama Arkan itu terlalu panjang padahal nama dialah yang ribet.
"Tidak bukan itu yang ku-
"Apa yang sedang lo coba ucapin?" Tanya Arkan.
"Aku rasa... Jennie punya perasaan ke kamu"
"Apa yang kau katakan itu?" Jennie tentu shock dengan ucapan Calfin barusan.
Calfin terkejut dengan bentakan Jennie. "A-atau tidak?"
Arkan hanya tersenyum smirk, dia menatap Jennie dengan bersedekap dada. "Dia suka kakak gue"
Sontak kedua pipi Jennie bersemu, Jennie langsung berdiri dan menggebrak meja. "HEI!"
Kini mereka menjadi pusat perhatian, Arkan menatap Jennie jengah. "Bodoh"
"Apa itu harus di rahasiain? Padahal lo nanyain dia terus setiap saat" setelah mengatakan itu Arkan meminum es kopi Americano nya.
"Ya di rahasiain ke orang lain!" Protes Jennie.
"Arthur? Bukannya dia kuliah?" Tanya Calfin.
"Arthur yang malang, dia bakalan terbelenggu gara-gara Jennie" Arkan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dia bahkan ga tertarik ke lo Jen" ledek Arkan.
"Bisakah kamu tutup mulut?!" Jennie mencoba untuk menahan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Fiksi RemajaArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...