HS Bab 12.

68 10 1
                                    

Aku akan menghapus seluruh hal dari memoriku jika memungkinkan

••••

"Kenapa lo ga konfirmasi pertemanan gue?" Tanya Jefry.

"Apa aku harus menerimanya?" Tanya balik Calfin dengan acuh.

"Oh... Jadi lo udah nerima notifikasimya?" Jadi yang di maksud Jefry itu adalah notifikasi permintaan pertemanannya?

Tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi Calfin langsung melengos pergi begitu saja meninggalkan Jefry seorang diri.

"Apa yang dia fikirin?" Batin Calfin.

Jefry hanya diam menatap kepergian Calfin sebelum akhirnya dia mengejar Calfin masuk kedalam gedung sekolah.

"Gue cemburu kelas lo lebih rendah dari pada gue" ledeknya mengingat bahwa dia berada di kelas 2

"Kamu ga berbicara sama aku sampe sekarang-" Calfin menjeda ucapannya saat melihat tatapan Jefry.

Entahlah Calfin tidak tahu cara mendeskripsikan ekspresi wajah Jefry, yang pasti dia sedang tersenyum smirk.

"Udahlah ngga ada gunanya ngomongin soal itu" lanjutnya lalu kembali berjalan.

Tapi tiba-tiba Jefry mencengkram tangannya. "Kenapa lo ngehindarin gue?"

"Masa lalu ada di masa lalu" lanjutnya.

Calfin menatap Jefry dengan tatapan tajamnya. "Di masa lalu?"

"Jangan bilang lo masih punya dendam?" Tanya Jefry dengan senyumannya yang terlihat mengerikan.

"Lo terlalu inget tentang masa lalu, gue udah lupain semuanya. Sebentar lagi kita lulus jangan ngerusaknya" lanjutnya.

"Woi!"

Arkan datang dan segera menjauhkan Jefry dari Calfin. "Apa yang lo mau?" Tanyanya pada Jefry

"Arkan"

Jefry yang mendengar nama yang di sebutkan Calfin tentu langsung kenal. "Arkan? Arkan Jeremy Calvert ketua kelas 7?" Ucapnya sambil menghempaskan tangan Arkan dari bahunya.

"Jangan bikin gue kesel, kelas lo ada di lantai atas"

Jefry membalas tatapan tajam Arkan dengan tatapan dinginnya. "Itu sedikit kasar"

Tatapan Jefry jatuh pada tangan Calfin yang memegang seragam belakang Arkan.

"Apa hubungan lo sama Calfin?" Tanya Jefry

Arkan masih terus melayangkan tatapan tajamnya pada Jefry yang lebih pendek darinya. "Sangat dekat"

Kini tatapan dingin Jefry berubah jadi tatapan tajam, banyak murid-murid yang sudah mengerumuni mereka.

"Apa yang terjadi?"

"Apa ini? Mereka ribut?"

"Kira-kira mereka ngeributin apa ya?"

Calfin melihat sekelilingnya, tentu banyak yang terus menggosipi mereka hingga akhirnya.

Heart StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang