HS Bab 15

83 12 1
                                    

FLASH BACK ON

Kembali ke kelas 8

Saat itulah dia pertama kali mengetahui siapa Jefry dan mendengar semua rumornya, tentang bagaimana dia yang memukuli seseorang dan hal-hal lainnya yang seperti itu.

"Calfin! Itu orangnya"

Tatapan Calfin langsung melihat ke arah seorang siswa berambut coklat terang.

"Siapa?" Tanya Calfin.

"Jefry Jefferson, lo tau SMA Tunas Bangsa? Yang isinya anak-anak brandalan, dia punya banyak teman disitu, orang-orang yang temenan sama dia itu rata-rata ga bener semua"

"Oh jadi itu dia? Aku udah denger rumor tentang dia" ucap Calfin yang masih terpaku pada Jefry.

"Sayangnya lo duduk deket dia, intinya jangan  mancing perhatian dia"

"Oh oke"

Tapi nyatanya dia cukup normal, dia benar-benar memulai percakapan dengan Calfin lalu banyak membantunya, Calfin mulai berfikir mungkin rumor tentang dia itu palsu, maksudnya ada rumor aneh yang beredar tentang Caldin karna warna rambut dan iris matanya, rambut pirang alaminya itu adalah keturunan Jerman dari kakeknya, banyak rumor yang beredar bahwa dia adalah gay karna memiliki darah Jerman. Tapi tanpa ragu Jefry malah memutuskan untuk berteman dengannya.

••••

Jefry menyentuh telinga Calfin. "Lo mau ga tindik telinga lo?"

"Kenapa? Emang cowo harus nindik telinganya?" Tanya Calfin yang sedari tadi fokus pada game.

"Kenapa ngga? Lo punya telinga yang bagus, gimana kalo satu aja?"

"Kamu aja sana sendiri"

Jefry tersenyum. "Gue udah punya banyak tindikan"

Calfin yang mendengar itu lantas melihat ke arahnya. "Apa? Benarkah?"

Jefry mendekatkan telinganya pada Calfin. "Ini lo ga liat? Gue sengaja ga pake anting ke sekolah karna guru selalu merhatiin gue"

"Wow... Kamu beneran punya, apa itu sakit?" Tanya Calfin.

Jefry menggelengkan kepalanya lalu kembali menjauh dari Calfin. "Ngga, gue punya kenalan cowo baik, ayo kita cari yang cocok buat lo"

"Lo punya waktu hari Minggu?" Tanyanya.

Setelah hari itu... dia merasa bahwa dia sudah tidak normal.

••••

"Kayanya aku suka cowo"

Jefry mengalihkan tatapannya dari Calfin menjadi lurus kedepan. "Kenapa lo ngasih tau gue? Itu bukan urusan gue"

Pipi Calfin sedikit memerah. "Makasih"

"Untuk?"

Calfin menggelengkan kepalanya. "Ngga ada, itu bus kita ayo pergi"

Jefry diam menatap Calfin dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.

••••

Calfin melangkahkan kakinya menuju kelasnya sambil menggerutu, dia baru saja membuang sampah. "Membersihkan kelas selalu saja memakan banyak waktu"

"Bukannya lo terlalu Deket sama Calfin?"

Calfin yang berniat membuka pintu kelas lantas berhenti saat mendengar suara dari dalam kelasnya.

Heart StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang