"Aku pulang" Arkan masuk kedalam rumahnya, kembali menutup pintu sebelum akhirnya suara Arthur mulai terdengar.
"Selamat datang bocah" ucap Arthur yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya.
Arkan yang sejak tadi merasa kesal pada abangnya lantas semakin di buat kesal. "Ini semua gara-gara lo!"
"Kecilin suara lo" sinis Arthur.
"Kenapa lo ga ambil rokok lo di tas gue?" Tanya Arkan.
Arthur berdiri dari duduknya. "Gue lupa, masih ada sisanya ambil aja"
"Kalo bisa udah gue ambil, lah itu ketahuan pak Hendri terus di sita" gerutunya.
Arkan yang sudah terlanjur kesal lantas membentak Arthur. "Lo bikin gue kesel tau ga?!"
Bugh!...
Arthur melayangkan pukulannya di kepala Arkan. "Lo pikir lo teriak ke siapa?"
Arkan hanya mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit. "Jahat banget Lo!"
••••
Hari sudah mulai larut sedangkan pak Kinan masih sibuk dengan komputernya hingga akhirnya datanglah bu Linda.
"Pak Kinan, ini udah mau malam kenapa pak Kinan ga pulang?" Tanya bu Linda.
"Oh... Ini saya juga baru mau pulang" jawab ramah pak Kinan dan setelahnya mereka pergi ke parkiran bersama.
Setelah sampai di parkiran mereka berpisah. Pak Kinan masuk kedalam mobilnya tapi dia terdiam sejenak.
"Apa aku baru aja nyakitin Arkan?" Tanyanya pada diri sendiri.
••••
Mereka akhirnya melakukan Evaluasi bahasa Korea, yang harus mereka lakukan adalah menjawab beberapa pertanyaan dan menulis ringkasan buku ini.
Arkan seketika langsung teringat pak Kinan, dia harus mengembalikan buku itu tapi sejak dia terkena masalah memulai percakapan dengan pak Kinan cukup susah, tapi walaupun begitu dia tidak merasa bersalah karna rokok itu bukan miliknya.
Tatapan Arkan jatuh ke sebuah kertas yang baru saja di berikan oleh Calfin, Arkan mengambil kertas itu yang terdapat sebuah tulisan. Arkan bodoh^o^
Arkan tersenyum geli melihatnya, dia mengambil pulpennya lalu menuliskan hal yang sama di kertas itu. Calfin bego
Calfin memajukan bibirnya lucu. "Selain bodoh kamu juga kasar tau" bisiknya.
"Gue cuma ngikutin apa yang lo bilang" bisik Arkan.
"Hei kalian yang di belakang! Diam!"
••••
Calfin menatap keluar jendela yang sudah mulai mendung. "Kayanya mulai musim hujan, harusnya aku mulai pake jaket karna di luar pasti dingin terus aku juga harus mulai persiapan payung sama jas hujan"
Arkan mengalihkan tatapannya dari ponsel ke Calfin yang sudah menjatuhkan kepalanya di atas meja. "Lo mudah kedinginan, mending pake baju olahraga lo aja"
"Seragam olahraga aku di cuci"
"Lo bisa pake baju gue, itu ada di loker" tawar Arkan.
"Boleh kalo kamu ga keberatan"
Setelahnya mereka berdua berjalan menuju loker Arkan, Arkan mengambil baju olahraganya lalu memberikannya pada Calfin, Calfin langsung memakainya.
"Bajunya kegedean"
"Badan lo kecil banget, berapa tinggi lo?" Tanya Arkan sedikit mengejek.
"Hei! Jangan ngajak ribut deh! Tinggi aku hampir 159cm tau!" Jawab Calfin dengan nada yang sedikit tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Teen FictionArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...