Typo bertebaran!
Happy reading💕Arkan menurunkan maskernya. "Ketika gue lihat lo sama Jefry, fikiran gue mulai berpacu, gue ga bisa ngomong apa-apa, awalnya gue mau ketemu lo seperti sebelumnya tapi sesuatu kaya berbeda, selain itu..." Arkan menjeda ucapannya.
"Apa akan baik-baik aja kalo gue ada di antara kalian berdua, apa gue punya hak? Itulah yang gue fikirin, gue cuma pura-pura ga liat apa-apa"
Calfin duduk di brankar Arkan. "Gue pasti beneran sakit, gue ngoceh terus"
Calfin menyingkirkan rambut yang menutupi mata Arkan lalu mengusap lembut pipi Arkan. "Itu karna kamu demam"
Arkan merasa nyaman saat Calfin mengusapi pipinya. "Tangan lo dingin hehe..." Dia tertawa kecil.
Calfin hanya tersenyum saat melihat kelucuan Arkan, lihatlah dia tertawa padahal tidak ada yang harus di tertawakan.
Arkan menggenggam tangan Calfin sehingga membuat elusan itu langsung berhenti.
"Fin... Apa lo masih punya perasaan ke Jefry?"
"Siapapun kecuali dia... Uhuk..." Ucap Arkan di akhiri dengan batuk.
"Kenapa?" Tanya Calfin, Arkan memejamkan kedua kelopak matanya tapi dia tidak tertidur.
"Lo ga seharusnya... Pacaran sama orang yang udah nyakitin lo"
Calfin tertawa. "Hahaha... Apa? Pacaran? Apa kamu takut jika aku menyukainya dan akhirnya membuangmu?"
"Hey! Gue serius"
Calfin tersenyum, dia menidurkan tubuhnya di samping Arkan dengan tangan Arkan yang di jadikan bantal.
"Hei, lo bakalan sakit" ucap Arkan karna khawatir bahwa Calfin akan merasa pegal.
"Aku ga perduli"
"Dia minta maaf setelah apa yang terjadi" Calfin mulai bercerita.
"Dia minta maaf?"
"Iya"
Arkan mengangkat tangannya itu mengusap kepala Calfin. "Dan dia bilang kalo dia suka aku"
Saat itu juga tangan Arkan langsung terhenti. Calfin tidur menyamping membelakangi Arkan. "Ternyata dia menyukaiku sejak SMP"
"Dia bertanya apakah kita bisa mengulanginya dari awal, maksudku untuk apa itu sekarang? Sudah jelas bahwa aku sudah berpindah hati sekarang..." Calfin menjeda ucapannya, kini kedua pipinya sudah bersemu.
"Kamu satu-satunya orang yang aku suka Arkan" lanjutnya.
Calfin memainkan kuku-kukunya. Mengatakannya dengan keras sedikit mengerikan.
"Tidak"
Calfin yang mendengar itu terkejut, dia lantas langsung terduduk dia menatap Arkan yang mulai terpejam. "H-huh? K-kenapa?"
"Lo... Seharusnya ga... Pacaran sama orang... Kaya gue" ucapnya dengan lemas sebelum akhirnya dia terpejam.
Calfin kembali merebahkan tubuhnya di samping Calfin, dia tidur menghadap pada Calfin lalu memeluknya.
"Detak jantungnya... Aku harap detak jantungmu ini milikku" batinnya lalu ikut memejamkan matanya.
Cukup lama dia terpejam padahal tidak tidur, Calfin kembali duduk.
Calfin memperhatikan Arkan yang masih tertidur pulas, dia tersenyum lalu turun dari atas brankar. Calfin keluar dari UKS lalu tidak lupa menutup kembali pintu UKS.
"Aku kehabisan waktu"
••••
Arkan membukakan kedua kelopak matanya secara perlahan-lahan. "Uh... Jam berapa sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Teen FictionArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...