Tidak terasa, sudah 5 hari sejak mereka berlibur di negara asing ini, hingga akhirnya tibalah waktunya mereka untuk kembali ke negara mereka.
Pagi" sekali Calfin sudah siap, dia segera keluar dari kamar hotelnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar hotel Arkan.
Tok... Tok... Tok...
Tiga kali ketukan pintu kamar Arkan masih belum terbuka hingga akhirnya Calfin kembali mengetuk pintu kamar Arkan.
Tok!... Tok!... Tok!...
"ARKANN!!! BANGUNNN!!!" Teriakan Calfin begitu menggelegar tapi pintu kamar Arkan masih belum terbuka juga hingga akhirnya Calfin bukan lagi mengetuk pintu kamar Arkan melainkan menggedornya.
Masih tidak ada respon Calfin segera merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya, dia segera menelepon nomor Arkan.
Drrrtttt.... Drrrtttt....
Calfin mendekatkan telinganya ke pintu kamar Arkan dan benar saja itu suara ponsel milik Arkan.
Dorr... Dorr... Dorr...
"Arkan! Aku tau kamu di dalam! Buka pintunya cepat!!" Teriaknya hingga akhirnya seorang pegawai di hotel tersebut menghampirinya.
"Permisi tuan, mohon untuk tidak berisik karna anda telah mengganggu para tamu lain" ucap pegawai itu dengan sopan.
"Tapi, teman saya di dalam dan dia tidak mau membukakan pintu kamarnya, aku khawatir dia kenapa-kenapa" jelas Calfin dengan kekhawatirannya.
"Kalo gitu... Tuan sudah menelepon pemilik kamar ini?" Tanya pegawai itu.
"Sudah, saya mendengar suara ponselnya di dalam, saya khawatir dia akan kenapa-kenapa, apa anda punya kunci cadangannya?"
Pegawai itu tampak terdiam dengan ragu. "Baiklah akan saya ambilkan" setelahnya pegawai wanita itu langsung pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Calfin yang masih kalut akan kekhawatiran.
Tidak berselang lama pegawai itu datang kembali dan mulai membuka kunci kamar Arkan.
Ceklek....
Pintu terbuka, Calfin dengan segera masuk kedalam kamar Arkan, dia terkejut saat mendapati Arkan yang tertidur di atas sofa dengan adanya beberapa bungkus rokok di atas meja beserta beberapa rokok yang sudah habis setengahnya.
Calfin segera menghampiri Arkan lalu mencoba untuk membangunkannya.
Mata Arkan terbuka dengan perlahan-lahan, rasa lega mulai menyelimuti hati Calfin.
"Kamu tidur? Aku kira kamu kenapa-kenapa" ucapnya dengan di liputi rasa lega.
Calfin segera berdiri menghadap wanita itu. "Maaf sudah merepotkan anda, terimakasih untuk bantuannya"
Pegawai wanita itu tersenyum manis. "Tidak apa-apa, saya ikut bersyukur jika teman anda baik-baik saja, kalau begitu saya permisi"
Pegawai wanita itu pergi menghilang di balik pintu, Calfin kembali menghampiri Arkan dan membantunya untuk duduk, Calfin duduk di samping Arkan.
"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Tanya Calfin.
Arkan menyandarkan kepalanya ke bahu Calfin lalu kembali memejamkan kedua kelopak matanya. "Ngga"
Calfin menghela nafasnya. "Yaudah kalo kamu gapapa, ayo siap-siap nanti kita ketinggalan pesawat"
Arkan mendongakkan kepalanya lalu tersenyum mesum. "Mandiin gue"
Plak!...
"Aww!" Arkan meringis ketika telapak tangan Calfin berhasil menampar pipinya.
"Mesum! Ayo cepetan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Fiksi RemajaArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...