~Hello gess, kombekk... Happy reading~
"Apa lo beneran suka sama Calfin?"
Arkan sedikit menoleh ke belakangnya untuk melihat Jefry. "Emang kenapa kalo gue suka sama dia?"
Jefry tersenyum smirk lalu menunjuk Arkan. "Benarkah? Jadi kalian berdua gay?" Ledeknya.
"Gue ngga pernah ngeduga, maksud gue Calfin udah punya rumor kaya gitu sejak SMP, tapi lo-"
"Kenapa lo ga urus urusan lo sendiri?" Tanya Arkan memotong ucapan Jefry.
Jefry tidak berhenti sampai disana. "Gue denger dia bakalan pergi sama seseorang gue penasaran tentang itu, gue pikir dia bener-bener kencan sama pria"
Arkan mematikan keran air. "Hei... Kalo lo mau nyebarin rumor pergi aja, gue ga perduli"
Jefry terkekeh kecil. "Rumor? Untuk apa? Gue cuma penasaran sama dia sejak kami dekat pas SMP, tentang kalian berdua gue ga perduli"
Arkan menghela nafasnya sejenak agar tidak terpancing emosi. "Berhenti bikin gue kesel dan pergilah dari sini, lo bahkan ga temenan sama Calfin sekarang"
Jefry lantas tersenyum smirk lalu memegangi bahu Arkan, dia berbisik di telinga Arkan. "Mau denger sesuatu yang bagus? Dia bakalan ngelakuin apapun yang lo mau, kenapa lo ngga minta dia buat ngelakuin itu ke lo?"
Arkan mencengkram kerah seragam Jefry lalu mulai melayangkan pukulannya.
••••
Kini Calfin sedang duduk bersama Ashlan dan Kenzo.
"Woi ada yang ribut!" Ucap murid yang baru saja masuk ke kelas.
Calfin berdiri dari duduknya. "Ada apa?"
"Ada perkelahian"
"Dimana?"
"Di kamar mandi"
"Itu Arkan sama Jefry!"
••••
"Apa yang kalian lakukan?! Ujian sudah dekat! Apa kalian sudah kehilangan akal?! Tunggu hukuman kalian berdua!" Marah pak Hendri.
"Semua orang menghabiskan waktu siang dan malam hanya untuk menambahkan satu atau dua poin, tapi kalian malah sibuk berkelahi! Apa yang terjadi?"
Jefry mendengus kasar. "Gue cuma lewat"
"Apa?! Jadi Arkan memukulmu tanpa alasan?! Kamu pikir bapak bakalan percaya?!" Marah pak Hendri sambil menunjuk wajah Jefry.
Jefry menghela nafasnya. "Gue yang memulainya"
"Kamu akhir-akhir ini banyak berulah Jefry! Kau pergi! Dan kau tidak tinggal untuk menyelesaikan masalahmu, mengerti?"
"Dan kamu Arkan, kamu punya pematik dan rokok akhir-akhir ini ada apa denganmu?! Kalian berdua harus menulis permintaan maaf sebelum kalian pergi"
••••
"Hei Calfin, Arkan di tahan di ruangan guru buat nulis permintaan maaf, gue fikir mereka bakalan lama disana lebih baik lo pulang" ucap Ashlan pada Calfin yang senantiasa duduk di mejanya padahal langit sudah mulai gelap.
"Aku bakalan tunggu, Arkan ninggalin tasnya disini"
Kenzo menghela nafasnya. "Baiklah kita harus pergi, jangan berlama-lama disini, beri tahu kamu detailnya besok"
Calfin hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Calfin kembali menelungkupkan kepalanya di antara lipatan tangannya. "Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi di antara mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Teen FictionArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...