Saat istirahat Arkan memilih untuk bermain basket, sedangkan Calfin hanya menonton di pinggir lapangan bersama yang lainnya, tidak di pungkiri betapa tampannya Arkan ketika sedang serius apalagi wajahnya yang di banjiri keringat membuatnya semakin terlihat tampan.
Calfin tersenyum melihat Arkan yang begitu serius bermain. "Dia selalu di sisiku"
Arkan berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. "Kerja bagus!" Ucap Ashlan lalu dia bertos ria bersama Arkan.
"Mereka ga cape apa? Ini mendingan dikit tadi panas banget" ucap Kenzo yang tidak ikut bermain.
Calfin melirik sekilas pada Kenzo "Tim yang kalah beliin eskrim"
"ARKAN SEMANGAT!" Calfin melihat ke arah suara cempreng yang dia dengar, ternyata disana ada tiga siswi.
"Arkan, dia temennya Ashlan kan?" Tanya siswi berambut pendek.
"Iya, dia di kelas 7" jawab temannya.
"Sepertinya Arkan populer di kalangan cewe" ucap Dion lalu kembali fokus ke pertandingan.
"Itu karna dia itu ganteng terus tinggi, bener kan Calfin?" Tanya Kenzo pada Calfin.
Calfin entah kenapa seperti sedang di ejek. "Jangan tanya aku kalo soal tinggi, aku tau aku pendek"
"Ashlan juga tinggi, sangat menjengkelkan melihat mereka bersama seperti itu, seolah-olah ketampanan mereka semakin meningkat, pasti mereka punya banyak cewe di luaran sana" cerocos Kenzo.
"Aku fikir ngga, Arkan kan ga punya temen di luar selain di sekolah" bela Calfin.
"Arkan makin ganteng aja, tinggi lagi"
"Bisa ga lo kenalin gue ke dia?"
"Kami ga deket, cuma satu sekolah pas SMP"
"Gue rasa dia ga punya temen Deket cewe"
"Ya dia terlihat susah untuk di dekati"
Calfin berusaha untuk mengacuhkan para siswi yang terus bergosip tentang Arkan, tapi apakah orang berbicara tentang Arkan atau tidak Arkan selalu memiliki raut wajah yang mengatakan 'aku tidak perduli'
Arkan mengusap keringatnya dengan kaosnya sebelum akhirnya tatapannya bertemu dengan Calfin. Calfin tersenyum manis, ada sesuatu tentang itu yang di temukan oleh Calfin. Menawan.
Arkan menghampiri Calfin, Kenzo dan Dion, dia mengulurkan tangannya pada Calfin "Murid kelas 3 nelaktir kami eskrim, lo harus ikut"
Tangan putih Calfin meraih tangan Arkan yang jelas lebih hitam darinya. "Apa kamu menang?" Tanya Calfin.
"Menurut lo?, lo lagi bicara sama siapa?" Sombongnya.
••••
"Kamu sepertinya suka banget berkeliaran meskipun cuaca panas" ujar Calfin yang terus mendongakkan kepalanya hanya untuk menatap wajah tampan Arkan.
"Basket itu seru" ucapnya sambil memakan es krimnya.
"Kamu ga bermain untuk eskrim?" Tanya Calfin.
"Eskrim itu bonus"
Arkan memejamkan kedua kelopak matanya. "Anginnya sejuk"
Calfin sedari tadi hanya terus menatap Arkan hingga akhirnya dia bertanya "kenapa Lo terus natap gue? Mata lo sedari tadi terpaku ke gue terus"
Calfin tentu malu karna sudah ketahuan menatap Arkan. "Kamu populer di kalangan cewe"
Dahi Arkan berkerut tanda dia kebingungan. "Kenapa lo nanya itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Teen FictionArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...