HS Bab 17.

79 13 1
                                    

Arkan memberikan kartu ATMnya pada resepsionis. "Untuk dua orang"

Calfin hanya diam berdiri di belakang Arkan. "Apa ini yang dia maksud hal gila?" Gumamnya.

"Apa kamu mau nonton sesuatu?" Tanya Calfin, ya sekarang mereka sedang berada di bioskop.

"Ngga, gue cuma pilih apapun yang bakal di putar, gue salalu mau coba nonton film secara acak..." Arkan menjeda ucapannya lalu dia menatap Calfin sejenak.

"Lo tau? Membumbuinya sedikit-

••••

Calfin yang sedari tadi sedang menonton lantas melihat ke arah Arkan yang duduk di sampingnya.

"Dia tertidur, dia pasti lelah, aku belum bisa melupakan betapa tampannya wajahnya" gumam Calfin.

Calfin semakin mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah Arkan lebih dekat. "Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya memiliki wajah seperti itu"

Tiba-tiba kelopak mata Arkan terbuka dengan perlahan-lahan. "Fin... Filmnya selesai"

Seketika kedua pipi Calfin bersemu, dia menjauhkan dirinya dari Arkan tapi Arkan langsung menangkup pipinya yang memerah. "Ayo kita pulang"

••••

"Lo lapar? Mau makan sesuatu dulu?" Tanya Arkan saat mereka sudah keluar.

"Iya, aku mau ke toilet bentar"

"Oke gue tunggu di luar"

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi sejenak Calfin mencuci tangannya sambil terus berfikir.

"Apa dia baik-baik saja? Dia pasti ketakutan karna telah berkelahi dengan Jefry dan di marahi guru" kira-kira seperti itulah yang di fikirkan Calfin.

Setelah selesai dia segera pergi keluar dari dalam Mall untuk bertemu dengan Arkan.

Setelah di luar dia melihat sekelilingnya hingga akhirnya dia mendapati sosok Arkan yang sedang bersandar pada dinding sambil bermain ponsel.

Tatapannya bertemu dengan tatapan Arkan. "Fin, sini"

Calfin menghampiri Arkan, bau rokok mulai menyeruak masuk kedalam indra penciumannya.

"Lo mau makan apa?" Tanyanya.

Calfin mengusap tengkuknya. "A-aku ngga menginginkan apapun"

Arkan menghirup seragamnya. "Apa gue bau rokok?"

"Sedikit"

"Apa lo benci bau rokok?" Tanya Arkan, pasalnya Calfin sejak tadi terus mengalihkan wajahnya.

"Tentu aku membencinya"

Arkan mengusap puncak kepala Calfin lalu tersenyum tipis. "Maaf, gue bakalan berhenti kalo lo membencinya"

"Ayo" Arkan berjalan mendahului Calfin, Calfin terdiam sejenak lalu memegangi puncak kepalanya.

"Dia tersenyum tapi..."

••••

"Saya pesan nasi goreng dengan potongan daging ayam dan daging sapi untuk minumnya lemon tea 2"

"Baik, mohon tunggu sebentar"

Setelahnya pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aku pikir kita akan melakukan hal gila yang kamu maksud, tapi ternyata kita hanya menonton dan memesan makanan" ucap Calfin sambil memainkan jemari lentiknya.

Kedua sudut bibir Arkan tertarik. "Apa yang lo harapin?"

Calfin mengetuk dagunya dengan jadi telunjuknya. "Seperti... Sesuatu yang akan membuat kita pulang malam, atau pagi?"

Heart StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang