Arkan baru saja bangun dari tidurnya, dia duduk di pinggiran kasur guna mengumpulkan nyawanya hingga akhirnya pintu kamarnya terbuka dan terlihatlah Arthur yang sudah rapih.
"Lo belum siap-siap?" Tanya Arthur.
Arkan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh, gue mau di rumah aja" jawabnya dengan suara seraknya.
"Kenapa?"
"Itu... Perut gue sakit, kalian berdua aja yang pergi" alibinya.
Arthur menghela nafasnya. "Yaudah, gue pergi"
Arthur menghilang di balik pintu kamarnya yang tertutup, ini di mulai sejak sore kemarin.
FLASH BACK ON.
"Udah aku putuskan!" Ucap Jennie yang membuat Arkan dan Calfin bingung.
"Tentang apa?" Tanya Arkan yang sedang memakan eskrimnya.
"Aturkan aku sebuah kencan" ucap Jennie lagi.
"Dengan siapa?" Tanya Calfin.
"Lo serius mau jalan sama kakak gue?" Tanya Arkan.
Calfin terkejut dengan pertanyaan Arkan. "Iya! Aku serius mau jalan bareng dia, terus nanti aku bakalan nyerah ke dia dengan ikhlas"
"Benar-benar tindakan berengsek" ucap Arkan dengan santai.
Calfin lantas bertanya kepada Arkan. "Bukannya kata kamu dia punya pacar?"
"Apa yang kamu tau!" Teriak Jennie.
"Aku tau aku seorang berengsek tapi aku ngga bisa apa-apa, aku mau nyerah ke dia kalo harus, tapi aku mau melakukan sesuatu dulu" lanjutnya kali ini dia terlihat murung dari pada tadi yang teriak marah.
"Sudah lama sejak terakhir kali kita pergi bersama, bagaimana kalau makan bersama?" Ajak Jennie.
"Oke" jawab singkat Arkan.
"Beneran?!" Tanya Jennie dengan antusias.
"Hm... Tapi kasih gue waktu buat bikin alasan biar gue ga ikut sama kalian berdua, lo yang ngurus sisanya"
"Aaaa... Makasih Arkan" ucap Jennie dengan senang.
"Tapi gimana kalo ada yang ngga beres?" Tanya Calfin.
"Dia yang mau di tolak, ini saatnya dia sadar akan realita" ucap santai Arkan yang kembali memakan eskrimnya.
Dan....
FLASH BACK OF
Dan... Dia di tolak.
Kini Arkan sedang berada di cafe bersama Jennie yang sudah jalan bersama Arthur dan benar saja dia di tolak, dia yang tidak pernah memakai make'up kini begitu cantik dengan polesan make'up tipis di wajahnya, tapi tetap saja dia di tolak.
Arkan bersedekap dada lalu menghela nafasnya. "Berhenti bersikap menyedihkan, kakak gue bukan satu-satunya cowo di dunia ini"
"Tapi di dunia ini cuma ada 1 Arthur" ucap Jennie dengan kepalanya yang tertunduk, ingin rasanya Arkan mematahkan lehernya itu.
"Ugh! Gue bener-bener suka sama dia tau!" Ucap Jennie dengan nada tinggi dan di barengi dengan gebrakan meja.
"Aku bertanya ke dia seperti apa pacar barunya dan dia bilang pacarnya hebat" kini nada yang semulanya tinggi mulai merendah.
"Dia keliatan senang ketika berbicara tentang pacarnya jadi... Bagaimana bisa aku bilang tentang perasaan aku hiks..." Satu isakkan berhasil lolos.
Arkan teringat dengan kedatangan Arthur tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stain
Teen FictionArkan diam-diam naksir wali kelasnya. Sahabatnya, Calfin, mengetahuinya dan mengatakan perasaannya padanya. Tapi dia mengajukan tawaran yang menarik: "Pacaranlah denganku. Jatuh cinta padaku sebelum lulus, maka aku menang. Jika tidak, kamu menang"...