21. Orang asing

2.5K 303 41
                                    


꧁ ༺ Chapter 21 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 21 ༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺༻ ꧂

Kilat emas melintas sesaat di manik Hoshi. Pemuda itu memandang pemandangan berdebu dan berpasir di hadapannya. Tanah keras dan tandus yang entah sejak kapan mendiami tempat ini. Menjadi identitas baru yang begitu bertolak belakang dari keadaan kerajaan ini. Hoshi telah hidup selama dua puluh tahun dan telah merasakan keadaan ini selama kurang lebih sepuluh tahun lamanya.

Mata sipit Hoshi berkedip dan warna irisnya kembali menjadi kecoklatan. Tangan Hoshi yang sejak tadi terkepal terbuka dan dia berjalan menuju bangkai busuk yang ada di hadapannya.

Di dalam kepalan tangan Hoshi yang terbuka, terdapat titik-titik kecil berwarna putih hampir mirip dengan butiran pasir. Butir-butir putih kecil itu terjatuh di atas bangkai hewan di dekat kakinya. Hoshi menggesekkan telunjuk dan jempolnya. Serbuk berwarna kuning pucat terjatuh ke atas bangkai tersebut, menghilang di balik daging busuk dan menjijikkan itu.

Hoshi menarik kembali tangannya, mata sipitnya memandang bangkai di depannya dan sebuah senyuman simpul terbentuk di bibirnya.

Di tengah lapangan luas kosong yang gersang dan tandus, Hoshi berdiri tegak. Angin panas bercampur debu menyakitkan mata berhembus kencang dan mengibarkan pakaian milik Hoshi. Pemuda itu memiliki aura yang tampak berbeda dengan dirinya yang biasanya. Terlihat seperti binatang buas menakutkan yang tengah mengintai mangsanya.

Burung pemakan bangkai terbang memutari Hoshi dari atas, kemudian dengan perlahan, hewan itu terbang mendekat ke arah Hoshi dan akhirnya hinggap di pundak sang pemuda Kwon itu.

꧁ ༺༻ ꧂

Jeonghan memandang beragam hidangan yang tersaji di hadapannya. Sangat berbeda dengan hidangan yang ia makan ketika dia baru saja tiba di kerajaan tanah ini. Sekarang, hidangan yang disajikan oleh juru masak istana tidak hanya terdiri dari daging saja. Akan tetapi sudah ada sayuran dan buah-buahan juga.

Tangan lentik Jeonghan terulur untuk meraih salah satu hidangan di depannya. Akan tetapi hal itu terhenti dengan sebuah tangan besar dan berotot yang sudah mendahului dirinya untuk menggapai makanan itu. Kepala Permaisuri menoleh dan mendapati Kaisar yang tengah tersenyum kepadanya sembari meletakkan hidangan yang ingin dia ambil tadi.

"Terima kasih Yang Mulia," ujar Jeonghan pelan sambil memakan makanannya.

Tidak ada balasan dari Seungcheol, hanya senyuman menawan di bibirnyalah yang mengembang. Malam ini, kedua orang paling penting itu memutuskan untuk makan malam bersama, sebenarnya hanya Kaisar yang memutuskannya dan tentu saja Sang Permaisuri hanya akan menurut saja.

Belakangan ini, keduanya memang terlihat hampir melakukan semua kegiatan berdua. Hal itu terjadi karena Kaisar Choi hampir selalu mengikuti Jeonghan kemanapun kesayangannya itu pergi. Menciptakan sebuah pemandangan baru yang menarik minat para penghuni istana dan juga musuh-musuh Kaisar.

Stairway to Heaven [CheolHan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang