41. Harapan yang mekar

1.7K 237 57
                                    

꧁ ༺ Chapter 41 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 41 ༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺༻ ꧂

Hari ini adalah peringatan kematian Permaisuri yang ketiga. Alun-alun kota nampak ramai dengan berbagai bunga-bunga cantik. Hampir setiap sudut dipenuhi dipenuhi dengan berbagai bunga-bunga dengan berbagai aroma. Membuat serangga-serangga kecil yang menyukai bunga seperti lebah dan kupu-kupu beterbangan di atas kepala.

Beberapa anak kecil terlihat terhimpit di antara orang-orang dewasa. Bocah-bocah itu membawa bunga-bunga liar di tangan mereka yang beberapa sudah rusak dan layu.

"Akh menyebalkan sekali!" Seorang anak melemparkan bunganya yang tak berbentuk lagi ke atas tanah. Kemudian ia kembali di kelilingi oleh orang-orang dewasa lainnya sehingga membuatnya kesulitan bernafas.

"Ukh--" anak tersebut berusaha melepaskan diri dan keluar dari kerumunan orang banyak itu.

Saat ia sudah keluar, rambut dan pakaiannya terlihat sangat berantakan. Dengan cepat ia memperbaiki penampilannya dan segera berlari jauh dari alun-alun kota. Langkah kakinya yang sudah agak berkembang namun masih memiliki kesan kanak-kanak itu dengan sigap menapak dan melompat di atas tanah.

Rambutnya yang berwarna hitam terlihat berkibar hingga menampakkan dahinya yang putih bersih. Matanya menyipit ketika melihat dua sosok familiar di bawah pohon di hadapannya.

"Paman Wonwoo!" Pangeran Chan berlari dan langsung memeluk tubuh pria di depannya.

Sebuah senyum kecil terbentuk di bibir Wonwoo saat anak yang kini berusia tiga belas tahun itu memeluk dirinya. Tangannya bergerak untuk mengelus kepala Pangeran Chan dengan lembut.

"Apakah yang dilakukan Pangeran di luar istana?" Tanya Seungkwan yang berdiri di samping Wonwoo kepada Pangeran dengan kening yang sedikit berkerut.

Pangeran Chan mengangkat kepalanya dari perut Wonwoo akan tetapi tidak melepaskan pelukannya, "Aku ingin ikut memberikan bunga kepada Ayah Permaisuri!"

Mendengar itu, Wonwoo dan Seungkwan saling memandang sejenak. Seungkwan lalu menghela nafas pelan, "Pangeran dapat melakukannya di dalam istana. Anda dapat memberikan bunga langsung ke atas makam Permaisuri."

Pangeran Chan terlihat merengut, "Tidak mau! Paman Hoshi akan segera menyuruhku untuk latihan, Chan lelah!"

Wonwoo terkekeh saat melihat Pangeran Chan kembali menyembunyikan kepalanya di perut miliknya. Tangannya mengusak rambut Pangeran Chan dengan cepat.

"Disini kau rupanya bocah!"

Mendengar suara yang sangat ia kenali itu, Pangeran Chan membeku dan langsung berpindah dengan cepat ke belakang Wonwoo. Mengintip sedikit dari tubuh pria itu dan melihat ke arah Hoshi dengan mata menyipit tidak suka.

"Kemari, kau harus latihan hari ini." Ujar Hoshi sambil berusaha meraih tubuh setinggi perut Wonwoo itu.

"Chan tidak mau! Chan lelah, Chan ingin bermain hari ini!" Sungut Pangeran Chan dengan alis yang hampir menyatu.

Stairway to Heaven [CheolHan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang