38. Sebuah Kekosongan

1.8K 279 49
                                    

꧁ ༺ Chapter 38 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 38 ༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺༻ ꧂

Apa yang diharapkan dari kehidupan?

Kaisar Choi bersimpuh dalam diam di hadapan makam sang Permaisuri miliknya. Memandang kosong kepada tanah segar yang ditaburi bunga-bunga kesukaan pemuda itu. Mencoba mencari sebuah kepastian dalam dirinya yang mengambang entah dimana.

Dirinya yang selalu tegas dan memiliki pendiriannya, kini tak memiliki kemampuan untuk sekedar berdiri. Dia hanya memandang tanah itu bingung. Bertanya dan terus bertanya pada angin yang berhembus, rumput yang bergoyang, tanah yang mati.

Entah siapa yang akan menjawab pertanyaan dari dirinya.

Seungcheol pernah di landa duka, ketika kedua orang tuanya meninggal, ia menangis begitu pilu dan kesakitan. Namun saat Jeonghan meninggal, dia bahkan tak dapat menangis. Dia tak dapat mengeluarkan air mata bahkan ketika sudah membenturkan kepalanya ke atas batu.

Sakit. Namun tak sanggup menenggelamkan kekosongan dalam hati Seungcheol.

Dimanakah ia lengah? Dimanakah kelalaiannya?

Angin berhembus bersama dengan kelopak-kelopak bunga sakura. Membawa aroma lembut kepada Seungcheol seolah Permaisuri miliknya tengah hadir saat ini bersamanya. Seolah ia tengah berdiri di bawah pohon bunga sakura yang tengah bermekaran, dibalut pakaian putihnya, lalu tersenyum tipis padanya.

Tangan Seungcheol meraih dada kirinya. Meremasnya dengan kuat saat kepalanya memberitahu bahwa dia tidak akan pernah melihat Jeonghan lagi.

Seungcheol bertanya, apakah ini semua nyata? Mungkin saja ini semua hanyalah mimpi, mungkin saja ia bermimpi buruk dan sebentar lagi ia akan terbangun.

Namun hingga pagi berikutnya, ia tetap duduk termenung di depan gundukan tanah itu. Seolah tak dapat terbangun dari mimpi ini.

Permaisuri Yoon dikuburkan di sebuah bukit dekat dengan istana. Bukit dengan pepohonan berbunga yang cantik hasil dari kekuatan Permaisuri. Dia di kuburkan dalam damai di bawah sebuah pohon sakura yang tengah bermekaran. Kelopak-kelopak berwarna merah muda itu berjatuhan terbawa angin ke atas makam itu, bercampur dengan bunga-bunga lainnya.

Beberapa berjatuhan ke atas kepala Kaisar Choi yang sudah duduk di sana selama dua hari tanpa bergerak sedikitpun. Dia hanya duduk di sana dengan mata kosong sembari memandang ke arah gundukan tanah.

Tanah yang begitu ia cintai hingga kini menutupi kesayangannya. Menelan yang tercintanya hingga tak dapat ia raih lagi.

Choi Seungcheol kosong hingga tulangnya. Kepalanya melayang. Tidak ada rasa sakit, tapi kosong. Segalanya mengambang tanpa pijakan.

꧁ ༺༻ ꧂

Hansol menatap diam kepada mayat di depannya. Kedua orang yang ia tangkap dan curigai telah menjadi dalang akan kematian Permaisuri, kini menjadi abu dalam pakaian mereka. Seperti di bakar habis dengan api abadi.

Stairway to Heaven [CheolHan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang