27. Pergolakan

1.8K 239 25
                                    

꧁ ༺ Chapter 27 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 27 ༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺༻ ꧂

Langkah kuat Kaisar Choi memasuki Istana Utara yang kosong dan dingin. Tangannya mengepal kuat hingga menampakkan urat-urat di permukaan kulitnya. Rahang Kaisar mengeras dengan gigi bergemeletuk. Langkahnya sangat besar hingga beberapa pelayan yang ditugaskan untuk menjaga Istana tersebut menundukkan kepala ketakutan.

Choi Seungcheol berjalan memasuki ruangan tempat Permaisuri Yoon. Ruangan dengan pintu yang rusak karena di hancurkan oleh Hoshi.

Mata tajam Seungcheol meneliti ruangan itu. Mencari di setiap sudut, sebuah benda yang kemungkinan bisa menjadi petunjuk kemana sang Permaisuri pergi. Mata tajamnya menangkap sekumpulan bunga berwarna putih di atas kasur. Bunga segar yang terlihat seperti baru saja mekar dan di petik.

Tangan Kaisar bergerak meraih bunga itu perlahan, agar tidak menghancurkan bunga berharga milik Permaisurinya itu. Wajah Kaisar Choi nampak sendu sambil menatap kelopak putih di tangannya.

Tak lama, Kaisar Choi mendudukkan tubuhnya di atas kasur dalam ruangan itu. Menghela nafas panjang dengan kumpulan bunga di tangannya. Merasakan hatinya yang kebas dan sensasi gemetar di kedua tangannya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Kaisar Choi merasakan ketakutan luar biasa. Ketakutan bahwa Yoon Jeonghan akan pergi darinya ke tempat yang sama sekali tidak bisa ia jangkau.

Kaisar Choi melakukan hal di dalam ruangan tahta bukanlah tanpa alasan. Dia hanya tidak ingin Permaisuri tercintanya terlibat dalam kubangan dosanya. Seungcheol tidak ingin Jeonghan ikut menanggung hukuman akan tindakan jahatnya. Biarlah dia yang menanggung semuanya sendiri, sama seperti kejadian sepuluh tahun lalu.

Biarkan punggungnya menanggung caci maki, sumpah serapah, kutukan, dendam dan hal buruk lainnya. Sedangkan kesayangannya berlindung di dadanya. Seungcheol selalu memiliki keputusan sendiri yang kadang ia ambil tanpa pikir panjang.

Seungcheol hanya memikirkan dari pandangannya saja, tanpa berfikir tindakannya yang tidak memihak Permaisuri di hadapan Jenderal Ju akan menyakiti Jeonghan hingga ia memilih untuk meninggalkan dirinya.

Dada Seungcheol terasa semakin kebas. Dia kehilangan akalnya. Bagaimana pun ia harus segera menemui Jeonghan dan memohon ampun dari Permaisurinya itu. Seungcheol harus segera membawa Jeonghan kepada tempatnya yang seharusnya. Yaitu, memerintah bersamanya di atas tahta Kerajaan Elemen Tanah.

"Daripada kau berdiam diri di sini, lebih baik segera mencari Permaisuri."

Kepala Seungcheol terangkat dan mendapati Junhui yang berdiri di hadapannya. Pria tinggi dan tampak tak tersentuh itu memandang Seungcheol datar.

Pakaiannya yang panjang berwarna biru lembut berkibar ketika ia berjalan menuju Seungcheol. Kemudian berhenti beberapa meter di hadapan Sang Kaisar yang tampak tak terguncang sedikitpun.

Stairway to Heaven [CheolHan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang