28. Permohonan ampun

2.1K 268 12
                                    

꧁ ༺Chapter 28༻ ꧂

꧁ ༺Chapter 28༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺༻ ꧂

Kedua mata Hoshi terbuka. Kilat keemasan melintas dengan cepat di kedua bola mata itu. Hoshi menatap sekitar dan menemukan Xu Minghao di hadapannya. Pemuda dengan sosok anggun itu terlihat berjalan mendekati Hoshi yang duduk di salah dahan pohon di perbatasan Kerajaan Elemen Tanah dan Kerajaan Elemen  Air.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Hoshi sembari meraih salah satu daun hijau di sekitarnya.

Minghao tidak segera menjawab. Dia menatap Hoshi dengan pandangan rumit, lalu menghela nafas berat. "Aku ingin ikut mencari Permaisuri."

Alis Hoshi terangkat. Dia menjatuhkan daun di tangannya. Benda hijau itu meliuk di udara sebelum jatuh ke atas tanah gersang di bawahnya.

"Bukankah kau terlarang menginjak wilayah Air?" Hoshi menatap dalam kepada Minghao.

Tangan Minghao mengepal hingga menunjukkan urat-urat di atas kulit tangannya. "Itu benar. Akan tetapi aku ingin menemukan Permaisuri. Yang Mulia membutuhkan dirinya."

"Apakah dendammu sudah layu?" Tanya Hoshi pada Minghao yang mengangkat kepalanya menatap Hoshi yang melihatnya juga dari atas sana.

Minghao terdiam dengan perasaan panas di dadanya. Dendamnya sangatlah dalam akan tetapi keinginannya untuk menemukan Permaisuri jauh lebih besar.

"Jangan memaksakan dirimu." Hoshi melompat turun dari atas dahan pohon dan mendarat tepat di hadapan Minghao. "Aku bisa pergi ke sana dan membawa Permaisuri pulang."

Minghao menggeleng, "Tidak. Kau tidak akan bisa mengalahkan Siren."

Hoshi tertawa mengejek, "Mereka hanyalah hewan dengan kepala manusia. Apa yang mungkin berbahaya dari ikan itu?"

Minghao terdiam lalu menatap Hoshi dalam, "Apakah kau tidak mengingat apa yang dapat dilakukan Siren?"

Pemuda tinggi itu berjalan meninggalkan Hoshi dan menatap pada pemandangan perairan besar di seberang sana. Dirinya sebenarnya tidaklah memiliki hubungan dengan Kerajaan ini. Akan tetapi ibunya yang terlalu keras kepala telah meninggal dunia di bawah pemerintahan Kerajaan Elemen Air yang baru.

Hal inilah yang menjadi dendam Minghao. Ibunya adalah seorang Pengendali Elemen Air yang terlampau mencintai Kerajaan asalnya. Bahkan ketika ia sudah menjadi selir milik Kerajaan Elemen Tanah. Hingga terjadinya pergolakan politik dalam Kerajaan Elemen Air yang menyebabkan pembantaian seluruh keturunan Kaisar Elemen Air terdahulu, termasuk ibunya.

Kaisar Choi Seungcheol telah melindungi ibunya. Namun, sang ibu dengan jelas mengatakan keikutsertaan dirinya dalam pemberontakan hingga Kaisar Choi menyerahkan ibunya kepada Kaisar Kim. Minghao mengerti bahwa kematian ibunya bukanlah sesuatu yang dilakukan tanpa alasan. Akan tetapi sebagai seorang anak, tentu saja ia tetap merasakan dendam kepada pihak Kaisar Kim yang memerintah Kerajaan Elemen Air saat ini.

Stairway to Heaven [CheolHan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang