꧁ ༺ Chapter 42༻ ꧂
꧁ ༺༻ ꧂
Suara pedang yang berdenging menyakitkan telinga terdengar dalam ruangan cerah itu. Membuat yang mendengar merasakan ketakutan dan kecemasan merayapi tulang punggung.
Sorot mata menakutkan pria Choi yang menghunus pedangnya menimbulkan isakan tangis dari seorang wanita yang bersujud dengan gemetar di hadapannya. Wanita itu menyatukan kepalanya dengan lantai marmer dingin di bawahnya. Seluruh tubuhnya seperti kehilangan kekuatannya dan ia hanya bisa menangis, berharap ia akan di ampuni.
"Yang Mulia--"
Pedang di tangan Kaisar Choi terlempar dan menggores lengan wanita itu hingga membuatnya menutup matanya dengan kuat dan mengigit bibirnya agar suaranya tak keluar sedikitpun. Tubuhnya terlihat naik turun dengan menyedihkan karena ketakutan sementara suara tak menyenangkan terdengar karena ia yang berusaha menghentikan tangisnya.
"Apakah yang membuatmu memiliki keberanian untuk masuk ke dalam kamar Permaisuriku?" Tanya Kaisar Choi dengan pandangan tajam yang menakutkan.
"Keberanian apa yang kau miliki untuk mencoba menyentuhku?"
Pertanyaan itu mengambang di udara tanpa jawaban. Hanya isakan samar-samar yang terdengar dari wanita di depan Kaisar Choi.
"Hamba memohon ampun, Yang Mulia!" Teriak sang wanita dengan keras dan menyedihkan.
Isakan tangisnya terdengar dengan jelas dan ia membenturkan kepalanya ke atas lantai sebagai tanda penyesalannya.
Kaisar merasakan sebuah amarah memasuki kepalanya hingga rasanya ia ingin memecahkan kepalanya itu sendiri. Ia berjalan menuju wanita yang bergetar ketakutan itu dan menarik lengannya dengan kasar. Kemudian menyeretnya di sepanjang istana sehingga menjadi tontonan dari para pelayan dan Bayangan atau saudara-saudara Kaisar Choi.
Pangeran Chan mengikuti Kaisar Choi yang tengah menyeret wanita itu dengan diam di belakang. Rahangnya mengeras karena ia mengerti apa yang sedang terjadi di sini. Dagunya terangkat sombong dengan pandangan tajam yang menyertai pemuda tersebut.
Tangisan wanita tersebut terdengar kuat seiring dengan langkah besar dan mantap Kaisar Choi. Sesekali ia akan terjatuh atau menabrak tiang, tembok ataupun pepohonan. Sehingga tangisannya akan semakin kuat dan tubuhnya yang tak memiliki kekuatan lagi terasa sangat sakit. Di tambah sensasi menakutkan dari tangan kuat Kaisar yang menggenggam lengannya.
"Yang Mulia!" Ahn Jaejoong berjalan terburu-buru ketika melihat puterinya yang bahkan tak memakai pakaian dengan benar di tarik bagai binatang oleh Kaisar Choi.
Puterinya yang ia banggakan kini dipertontonkan bagai badut kepada seluruh penghuni istana. Pria tua itu meraih lengan puterinya yang terseret tak memiliki arti. "Apa yang dilakukan oleh puteri hamba hingga pantas diperlakukan seperti ini, Yang Mulia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairway to Heaven [CheolHan]✓
FanfictionYoon Jeonghan, adik dari Kaisar Kerajaan Elemen Tumbuhan. Dia dijuluki sebagai pangeran negeri yang teramat indah namun dingin. Takdir Jeonghan hanya untuk memenuhi segala perintah kakaknya, Hong Jisoo. Termasuk menikah dengan Kaisar Kerajaan Eleme...