7. Guru

1K 184 26
                                    

Makan malam di rumah keluarga Park baru saja selesai, Rose mencuci bekas nya di bantu sang eomma, tanpa Jennie, sebab di rumah itu dia tulang punggung nya, jadi tak tega rasa nya jika masih harus meminta nya mencuci bekas makan mereka.

"Eomma"

"Ya sayang, ada apa?" Jawab eomma Park lembut.

"Rose ingin bekerja di Park School" sang eomma tentu saja senang mendengar nya.

"Kita bicara dulu, kamu mau posisi apa?" Tanya sang eomma antusias.

"Kepala sekolah, kamu mau jadi kepala sekolah?" Sang eomma menawarkan.

"Siap yang mau jadi kepala sekolah?" Tiba-tiba Jennie muncul dan bertanya.

"Dongsaeng mu, dia akhir nya bersedia menerima tanggung jawab untuk memegang Park School" jawab sang eomma

"Jangan Rose" ucap Jennie, sang dongsaeng dan sang eomma pun terkejut dengan perkataan Jennie

"Jangan jadi kepala sekolah, itu kurang menantang" lanjut Jennie, ia lalu tertawa dengan reaksi eomma dan dongsaeng nya tadi.

"Jangan jadi kepala sekolah, itu kurang menantang" lanjut Jennie, ia lalu tertawa dengan reaksi eomma dan dongsaeng nya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bukan mencari tantangan unnie" kesal Rose merasa di jahili sang kakak.

"Lalu?"

"Aku ingin mencari Mario" jawab Rose, kini sang eomma kembali terkejut, Jennie pun kaget.

"Nah karena itu lah, jangan jadi kepala sekolah, tapi jadi lah guru bimbingan konseling" ide Jennie

"Apa hubungan nya?" Bingung Rose

"Dengan begitu kamu akan mudah bertemu murid-murid namja yang bermasalah nanti nya"

"Bagaimana kalau Mario ternyata anak baik?" Tanya sang ibu.

"Namja baik atau pun nakal, mereka pasti akan tetap saling mengenal satu sama lain, bahkan yang berbeda sekolah sekalipun eomma" jelas Jennie

"Rose, kamu bisa mencari informasi tentang Mario dari murid-murid mu yang bermasalah nanti nya" imbuh Jennie.

"Tapi aku takut bertemu dengan namja yang nakal unnie"

"Mereka tak akan menggigit mu" kekeh Jennie.

"Nanti akan eomma carikan partner namja agar mereka tidak macam-macam pada mu" hibur sang eomma.

"Bagaimana kalau malah partner Rose yang jadi kurang ajar nanti? Ruang guru bimbingan konseling itu berbeda dengan guru yang lain eomma" tutur Jennie, sang ibu nampak berpikir.

"Kalau begitu eomma akan minta disediakan alat perlinndungan diri nanti di ruangan mu" ide eomma Park.

"Itu lebih bisa di terima eomma" jawab Jennie.

Keesokan hari nya, Rose sangat antusias untuk ke sekolah bersama sang eomma, mereka diantar oleh Jennie, sekalian ke kantor, sebab hanya ada satu mobil, sekolah pun jadi sedikit lebih ramai karena sang pemilik datang.

ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang