27. Luka Itu

804 175 15
                                    

Sohee mulai menceritakan kejadian yang menimpa nya waktu itu pada Seulgi.

"Aku tak akan mengurangi atau menambahi tentang kasus ini, jika kamu merasa tidak nyaman kamu bisa menghentikan ku" Sohee memberi peringatan di awal.

"Bermula saat aku masih duduk dibangku kelas delapan junior high school, sekolah pulang lebih cepat karena ada meeting guru pengajar diluar kota, aku sudah sampai di pintu gerbang, tapi kemudian aku berbalik kembali ke kelas, karena kotak pensil hadiah terakhir dari eomma tertinggal di laci meja ku, padahal suasana sekolah sudah sepi, tapi aku tetap memberanikan diri" cerita Sohee, Seulgi pun nampak memperhatikan dengan serius.

"Dari arah berlawanan, aku melihat Jimin berjalan bersama dengan Lucas dan Bobby, mereka juga hendak pulang, Jimin memang terkenal karena nakal nya, tapi siapa sangka itu menjadi hari nahas bagi ku"

"Saat aku tengah mengambil kotak pensil ku, tiba-tiba aku mendengar suara pintu di kunci, aku pun menoleh, dan menemukan Jimin berdiri diambang pintu yang tertutup sambil tersenyum, itu adalah senyum paling menakutkan yang pernah aku lihat sepanjang hidup ku"

"Ia berusaha mendekat, tapi aku terus menghindar, sampai akhir nya aku lengah dan dia berhasil meraih tangan ku, aku meronta, berusaha melepaskan diri, tapi itu malah membuat dia emosi, hingga membanting tubuh ku dilantai, aku menampar nya dengan sisa kekuatan yang ada, dan itu berhasil membuat nya kewalahan, Jimin yang menduduki perut ku saat itu, meraih vas bunga diatas meja guru dan memukulkan nya di kepala ku, agar aku pingsan, tapi meski berdarah aku tetap sadar"

"Aku menangis sambil berteriak meminta tolong, Jimin mulai melucuti baju ku dengan paksa, karena ingin membuat ku bungkam, ia menggigit bibir ku sampai robek, ya dan itu berhasil membuat ku terdiam karena aku pingsan dan dia memperkosa ku"

"Tapi aku masih mendengar dengan suara sayup-sayup, saat Lucas dan Bobby masuk, ia menawarkan ku pada mereka, agar ikut menyetubuhi ku. . ." Seulgi langsung memeluk tubuh Sohee lagi dari depan, gadis itu terdiam untuk sesaat, tenggorokan terasa sakit untuk menelan karena ia menahan isakan.

"Dan beruntung mereka menolak nya. . ." lanjut Sohee

"Cukup Sohee-yaa, jangan lanjutkan" suara Seulgi terdengar gemetar menahan tangis.

"Ada aku sekarang, kita obati luka mu bersama, ya?" Ternyata Seulgi yang memang tulus pada Sohee, tak terpengaruh dengan kejadian yang menimpa gadis pujaan nya itu, ia tetap mencintai Sohee, yang mengangguk dan akhir nya mau menerima cinta nya Seulgi, namja itu menangkup kedua pipi Sohee, lalu ibu jari kanan nya mengusap bekas luka di bibir atas Sohee, karena di jahit seperti hal nya yang di kening, jadi itu meninggalkan bekas.

Hampir dua jam, Seulgi akhir nya pamit pulang pada Sohee.

"Rio, Jisoo dan miss Rose sebenar nya juga disini, tapi hanya satu orang yang di ijinkan masuk" kata Seulgi.

"Katakan pada mereka, aku baik-baik saja" pesan Sohee.

"Baiklah, aku pulang" pamit nya.

Dilobby, Rio dan Jisoo sudah menyambut Seulgi, tapi wajah sang sahabat terlihat baik-baik saja, mereka lalu duduk sejenak, Seulgi beberapa kali menghela nafas, Rose yang paham pun akhir nya membelikan sang murid minuman.

"Ini, minumlah dulu" kata Rose

"Terima kasih miss" jawab Seulgi menerima satu botol air mineral dari sang guru.

"Ternyata seberat itu yang dialami Sohee" ucap Seulgi seolah tak percaya.

"Ternyata seberat itu yang dialami Sohee" ucap Seulgi seolah tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang