38. Kasus Rose

757 161 45
                                    

Yuri dan ahjuma Kim berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit, menuju ke ruang gawat darurat, dimana Rio sedang di tangani di sana, wanita paruh baya itu menangis sepanjang perjalanan dari rumah sampai rumah sakit, ia tak bisa membayangkan keadaan Rio, anak yang telah diasuh nya selama tujuh belas tahun ini, yang sudah ia anggap seperti darah daging nya sendiri.

"Suster, saya keluarga pasien bernama Lee Mario" kata Yuri pada salah satu perawat yang hendak masuk ke ruang gawat darurat.

"Oh ya tuan, kebetulan dokter mencari anda" balas sang perawat

"Mari ikut saya" Yuri dan ahjuma Kim pun mengikuti sang perawat.

Tok tok

Ceklek

"Dokter, ini keluarga pasien Lee Mario"

"Oh, silakan masuk" jawab sang dokter, Yuri dan ahjuma Kim pun memasuki ruang dokter.

"Silakan duduk nyonya, tuan" kata sang dokter lagi.

"Bagaimana keadaan Rio, dok?" Yuri tak sabar untuk mengetahui kondisi Rio, sang dokter menghela nafas.

"Tuan muda kehilangan banyak darah, patah tulang iga dan kaki, keadaan nya genting, dia kritis dan harus segera dioperasi, kami butuh persetujuan dari pihak keluarga nya untuk melakukan tindakan lebih lanjut" jelas sang dokter, ahjuma Kim meremas dada nya sendiri, mendengar keadaan bayi besar nya.

"Lakukan dok, apa pun itu asal Rio selamat" mohon Yuri yang sekarang ikut menangis, ia tak tahu harus bagaimana lagi mendengar keadaan Rio yang kritis.

Sedangkan Rose, air mata nya sudah terasa kering untuk menangisi Rio, ia tak peduli dengan nasib nya sendiri yang berada di tahanan, ia nampak murung memikirkan keadaan sang kekasih.

Jennie datang ke kantor polisi bersama sang ibu, sedangkan Jisoo ke rumah sakit bersama Seulgi, untuk mengetahui keadaan sang sahabat, Jennie dan eomma Park mendengar penjelasan dari petugas polisi, jika Rose ditangkap karena menjalin hubungan asm...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie datang ke kantor polisi bersama sang ibu, sedangkan Jisoo ke rumah sakit bersama Seulgi, untuk mengetahui keadaan sang sahabat, Jennie dan eomma Park mendengar penjelasan dari petugas polisi, jika Rose ditangkap karena menjalin hubungan asmara dengan anak di bawah umur, Rio masih tujuh belas tahun dan usia legal dewasa di Korea Selatan adalah delapan belas tahun.

"Kami punya bukti yang kuat, dan itu akan kami ungkap di pengadilan nanti" imbuh sang polisi.

"Rose tidak bersalah, eomma yakin itu" gumam nyonya Park.

"Iya, Jennie juga percaya, Rose tidak bersalah, dia pasti tahu resiko nya, Rose hanya sedang sial saja" ucap Jennie, mereka lalu menemui Rose di balik jeruji, karena kasus nya masih dalam proses, jadi Rose belum dipindah ke rumah tahanan.

"Rose" mendengar nama nya disebut, Rose pun segera menoleh ke arah sumber suara.

"Eomma, unnie" Rose lalu mendekat ke teralis besi yang mengurung nya, tangis ketiga wanita itu pun pecah.

"Maafkan Rose, eomma" isak nya.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, eomma percaya kamu pasti sudah berhati-hati" tutur eomma Park mengusap rambut sang putri.

"Unnie, tolong tanyakan pada Jisoo, bagaimana keadaan Rio sekarang?" Mohon Rose.

"Rio sedang di ruang operasi, kita doa kan saja ya" jawab Jennie, ia tak menceritakan secara detail keadaan Rio yang sebenar nya, karena takut malah akan membuat Rose tertekan dan stress nanti nya.

Di rumah sakit, Jisoo, Seulgi, ahjuma Kim dan Yuri nampak murung, dan gelisah, menunggu Rio selesai di operasi.

"Uncle" Jisoo menerahkan satu kaleng americano untuk Yuri.

"Ahjuma" dan sebotol air mineral untuk ahjuma Kim yang sudah dua jam menunggu Rio.

"Soo, Seul, apa Rio punya musuh di sekolah?" Tanya Yuri, Jisoo dan Seulgi saling bertatapan gugup.

"Dari hasil penyelidikan polisi, tidak ada bekas rem dari mobil yang menabrak Rio, jadi uncle curiga, Rio sengaja di tabrak" ujar Yuri.

"Kami tidak yakin dia pelaku nya, tapi apa mungkin miss Bae yang melakukan nya Seul?" Kata Seulgi.

"Siapa miss Bae?" Tanya Yuri penasaran.

"Begini uncle, miss Bae adalah wakil kepala sekolah, Rio menjalin hubungan dengan guru bimbingan konseling di sekolah kami, dan ternyata, miss Bae juga menyukai orang yang sama dengan Rio" cerita Jisoo.

"Jadi saingan Rio adalah yeoja?" Kaget Yuri tak percaya, Jisoo dan Seulgi mengangguk.

"Apa dia punya kekuatan untuk melakukan ini?" Yuri jadi ragu jika yang melakukan nya adalah seorang yeoja.

"Miss Bae bahkan pernah menculik guru bimbingan konseling kami ke Busan, tapi Rio berhasil menyelamatkan nya" beritahu Seulgi.

"Dia sangat terobsesi pada guru kami, dia pernah mengancam Rio di parkiran sekolah, kami sempat mengkhawatirkan guru kami, tapi rupa nya, justru Rio lah yang menjadi target nya" imbuh Jisoo.

"Kalian tahu dimana rumah guru konseling itu?" Tanya Yuri.

"Jisoo yang tahu uncle" tunjuk Seulgi.

"Tapi uncle, miss Rose pun juga sedang dalam masalah" kata Jisoo

"Masalah apa?" Yuri

"Seseorang melaporkan nya ke polisi karena menjalin hubungan asmara dengan anak di bawah umur, Rio maksud nya" jawab Jisoo yang tahu kasus Rose dari Jennie tentu nya.

"Apa ini berarti orang yang sama yang melakukan nya?" Tebak Yuri.

"Sebab kejadian nya di hari yang bersamaan" alasan kenapa ia berpikir orang yang melakukan nya adalah satu tersangka.

"Bisa jadi uncle, sebab ponsel miss Rose berada di tangan miss Bae" seru Seulgi

"Dimana alamat miss Rose, Soo, aku akan menemui orang tua nya, kalian temani ahjuma Kim disini" interuksi Yuri.

"Baik uncle" patuh kedua nya, Jisoo lalu mengirim alamat Rose lewat pesan singkat pada ponsel Yuri, ia mengemudikan mobil nya menuju ke rumah Rose, ia menghela nafas melihat darah Rio yang tercecer dijalan yang Yuri lewati, ia pun tiba di rumah Rose, tapi terlihat sepi, ia membuka pintu gerbang nya yang tak terkunci.

Lalu memencet bell pintu nya.

Tink tonk

Ceklek

Baik Yuri mau pun eomma Park yang membuka pintu, sama-sama membeku.

#TBC

ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang