6. Rumah Rio

1K 183 40
                                    

Rose menghubungi Joy, untuk membatalkan acara pertemuan mereka, sebab ia bersama unnie dan eomma nya akan mencari rumah Rio.

"Sudah siap?" Tanya Jennie pada kedua penumpang mobil nya.

"Siap unnie" jawab Rose, sang eomma yang duduk disamping Jennie pun mengangguk siap, mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju ke distrik Seocho-gu yang merupakan pusat kebudayaan kota Seoul, daerah dengan harga properti tertinggi di Korea, dan terkenal dengan biaya hidup yang mahal.

"Siap unnie" jawab Rose, sang eomma yang duduk disamping Jennie pun mengangguk siap, mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju ke distrik Seocho-gu yang merupakan pusat kebudayaan kota Seoul, daerah dengan harga properti tertinggi di Korea, dan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eomma Park ingat betul kawasan perumahan tempat tinggal Rio dulu.

"Kiri atau kanan eomma?" Tanya Jennie, sang eomma nampak ragu.

"Seperti nya kanan Jenn" jawab nya, Jennie pun memutar kemudi nya ke arah kanan.

"Rumah nomor lima kiri jalan" gumam eomma Park, dan mereka pun berhenti tepat di rumah mewah itu.

"Rumah nomor lima kiri jalan" gumam eomma Park, dan mereka pun berhenti tepat di rumah mewah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Seperti nya dia sudah pindah" gumam eomma Park lirih.

"Eomma tahu dari mana?" Heran Jennie.

"Dulu rumah itu tak memiliki penjaga pintu gerbang, tapi sekarang ada, berarti ganti pemilik bukan?" Jelas sang eomma.

"Mereka pindah, ini bukan rumah mereka lagi" yakin sang eomma, Jennie menelan ludah menatap kagum rumah besar itu.

"Ayo kita pulang saja" ajak sang eomma, mobil mereka berpapasan dengan sebuah sedan mewah berwarna gelap, siapa lagi jika bukan Rio dan Yuri.

Yang baru pulang dari sekolah, tapi mereka sama-sama tak saling menyadari akan hal itu, sedangkan Rose, ia termenung di jok belakang sambil sesekali menatap foto bayi Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang baru pulang dari sekolah, tapi mereka sama-sama tak saling menyadari akan hal itu, sedangkan Rose, ia termenung di jok belakang sambil sesekali menatap foto bayi Rio.

Bahkan, sampai malam menjelang tidur, Rose masih kepikiran tentang Rio, dan mencoba membayangkan wajah nya dalam versi dewasa, tapi gagal, sampai ia tertidur.

Keesokan hari nya, karena Rose belum ada pekerjaan di Korea, jadi ia menemui Joy setelah sang sahabat pulang bekerja, mereka bertemu di sebuah caffe, Joy nampak antusias.

"Rose, akhir nya kita bertemu lagi" mereka lalu berpelukan.

"Joy, aku rindu menghabiskan waktu dengan mu" Rose balas memeluk, mereka kemudian memesan makanan dan camilan sambil bercerita kesana kemari.

"Kamu sibuk apa sekarang Rose?" Tanya Joy, Rose menggeleng.

"Entahlah, aku belum memiliki rencana apa-apa Joy, sekolah Park kini menjadi tanggung jawab ku, tapi aku malas bekerja di sana, mau jadi apa?" Bingung Rose.

"Bukan kah malah seru, bertemu pria-pria muda?" Canda Joy.

"Tapi Joy, aku ingin bertanya sesuatu pada mu"

"Soal apa?"

Rose menghela nafas

"Normal tidak jika aku jatuh cinta pada bayi?" Tanya Rose ragu, Joy terbelalak.

"Maksud mu, bayi?" Tangan Joy pura-pura menggendong bayi karena ia tak paham maksud Rose bayi yang seperti dalam pikiran nya, atau bayi dalam bentuk kepribadian.

"Iya bayi" Rose mengangguk.

"Astaga Rose" Joy tak percaya.

"Kita perlu ke psikiater seperti nya Rose" cemas nya.

"Tidak"

"Tapi Rose, bayi, astaga, apa yang kamu lihat dari seorang bayi? Apa ini karena kamu belum pernah berkencan sebelum nya? Aku punya teman kerja yang masih single, dia baik, mau aku kenalkan pada nya?" Joy terus berucap karena ia mengkhawatirkan kesehatan mental Rose, bagaimana tidak, Rose ditinggal sang ayah, tak lama perusahaan ayah nya bangkrut, ibu nya sakit-sakitan, dia kembali ke Korea tanpa pekerjaan, sungguh, melihat Rose masih bernafas sampai saat ini saja, Joy pasti sudah merasa sangat bangga pada sahabat nya itu.

"Bayi itu mungkin kini telah berusia lima belas tahun" ucapan Rose berhasil membuat Joy terdiam dari kecemasan nya, Rose lalu menunjukan foto bayi Rio yang di bawa nya.

"Dia siapa?" Joy mengambil foto di tangan Rose dan menatap nya serius.

"Dia memang bayi yang tampan Rose, bibir nya, serta mata nya yang berbinar, dia pasti akan tumbuh menjadi namja yang tampan" puji Joy

Sret

Rose langsung merebut foto itu dari tangan Joy, takut sang sahabat juga akan jatuh cinta pada bayi itu, Joy memutar malas kedua mata nya dengan sikap posesif Rose.

"Lalu siapa bayi itu?" Tanya Joy lagi.

"Dia putra dari sahabat appa, kata eomma, kami sudah di jodohkan saat ia baru lahir dan aku sudah berusia sepuluh tahun kala itu" cerita Rose, Joy langsung terbahak, antara tak percaya dan lucu, Rose langsung menatap nya.

"Sorry, tapi ini lucu, dia baru lahir, dan kamu sepuluh tahun, jauh sekali berbedaan usia kalian?" Joy seolah tak percaya.

"Ya, karena begitu menikah, sahabat appa tak langsung di karuniai anak, mereka harus menunggu selama tiga belas tahun barulah Mario lahir" jawab Rose.

"Padahal appa dan sahabat nya itu sudah berjanji akan menjodohkan anak mereka nanti, dan setelah Mario lahir dengan jarak usia sepuluh tahun dengan ku, mereka tetap melanjutkan perjodohan dengan memilih aku yang beda usia nya tidak terlalu jauh"

"Lalu dimana Mario sekarang?" Joy

"Itu dia masalah nya" Rose menghela nafas, Joy menatap sahabat nya penuh tanya.

"Saat Mario berumur enam bulan, appa dan eomma nya meninggal dalam sebuah kecelakaan" ucapan Rose membuat Joy terkejut dan merasa iba untuk Mario.

"Karena shock, appa menyusul sehari kemudian" mata Rose berkaca-kaca

"Kata eomma, kami terakhir bertemu saat aku merayakan ulang tahun ku yang ke sebelas, saat Mario berusia satu tahun, bahkan potongan kue pertama ku pun dia yang menerima nya"

"Romantis sekali" iri Joy, membayangkan Rose yang kala itu sudah berusia sebelas tahun, memberikan kue pada pria yang dijodohkan dengan dan masih berumur satu tahun, bayi.

"Itu adalah pertemuan terakhir kali, sebab setelah nya kami pindah karena rumah di jual, dan aku lupa dengan kejadian itu, tapi unnie masih mengingat nya" Rose

"Kamu tidak ada foto saat ulang tahun waktu itu?" Joy

"Ada tapi wajah nya tidak jelas, kata eomma itu karena Mario terlalu semangat menerima kue nya" Rose

"Astaga lucu sekali" Joy dibuat semakin penasaran.

"Dan sekarang?" Joy

"Aku ingin mencari nya" Rose

"Ya sudah, datangi rumah nya" Joy

"Dia pun juga sudah pindah dari rumah lama nya" Rose

"Jika dia sekarang berusia lima belas tahun, sebentar lagi masuk senior high school, siapa tahu dia sekolah di Park Senioe High School" ujar Joy.

#TBC

ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang