11. Tahun Ajaran Baru

899 168 32
                                    

"Saya turun disini saja miss" pinta Rose pada Irene.

"Mau kemana?" Tanya Irene

"Bertemu dengan sahabat saya" jawab Rose.

"Oh baiklah"

Rose bertemu dengan Joy di sebuah cafe, ia langsung menjatuhkan kepala nya diatas meja.

"Hey, Rose, ada apa dengan mu?" Cemas Joy.

"Sudah satu tahun Joy dan aku belum menemukan Mario" keluh nya putus asa.

"Bukan kah kalian berjarak usia sepuluh tahun? Jadi masih tahun depan mungkin Mario memasuki masa senior high school" ujar Joy

"Astaga, harus menunggu satu tahun lagi?" Rose ingin menangis rasa nya.

"Hari ini, saat apel pagi, aku menemukan seorang murid baru dengan tatapan mengerikan" cerita Rose.

"Murid baru? Seberani itu pada mu?" Kaget Joy.

"Ayah nya seorang mafia" bisik Rose

"Pantas saja, di ruangan mu ada senjata keamanan kan?" Tanya Joy

"Ada peper spray, dan alat kejut di laci" jawab Rose.

"Bagus lah, untuk berjaga-jaga" imbuh Joy.

"Ayolah semangat, siapa tahu dia memang sepantas itu untuk kamu cari" Joy memberikan suport nya pada sang sahabat

"Tapi bagaimana juga jika dia seperti Jimin? Ya meski aku belum tahu anak itu seperti apa, tapi dari tatapan nya sudah menakutkan, dan Mario adalah orang kaya, dia pasti juga bakal tengil nanti" Rose mulai meragu apakah lanjut mencari atau tidak.

"Sudah sejauh ini Rose, jika bertemu dan ternyata dia tidak sebaik itu, ya sudah, batalkan perjodohan kalian" ucap Joy

"Memang bisa semudah itu?" Bingung Rose

"Ya aku juga tidak tahu, berdoa saja semoga surat yang di Mario sudah hilang" balas Joy, Rose menghela nafas.

Dan suatu hari, Irene datang ke ruangan Rose untuk makan siang bersama seperti biasa.

"Kita sudah setahun lebih saling mengenal, sebaik nya jangan gunakan bahasa yang terlalu resmi, miss Rose" ujar Irene sambil menyendok sup nya.

"Iya miss Bae" jawab Rose

Ceklek

Pintu ruangan Rose tiba-tiba dibuka tanpa di ketuk, kedua guru itu pun langsung menolah.

"Maaf, saya pikir ruang piket" ucap murid namja yang membuka pintu itu, Rose terkejut, sang siswa lalu buru-buru menutup nya dan pergi.

"Jangan takut miss Rose, ada aku disini" ucap Irene yang melihat wajah tegang Rose, sebab Jimi tiba-tiba membuka pintu, padahal diluar sudah ada papan nama ruang bimbingan konseling nya.

Dan setahun kemudian, upacara kelulusan Rio pun di gelar, dia duduk termenung bersama Seulgi dan Jisoo, sampai akhir nya.

"Ahjuma, uncle!" Seru nya sambil berdiri, ia lalu berlari menyambut dua orang yang selama ini mengasuh dan merawat nya, yang disambut pun tersenyum lebar, ahjuma Kim menatap Yuri terharu dengan reaksi Rio, dua orang itu mengikuti acara sebagai wali murid Rio

"Tuan, Rio akan melanjutkan sekolah nya dimana?" Tanya seorang pria yang tak lain adalah ayah nya Solar.

"Kami belum membicarakan hal ini, jadi Rio belum menentukan nya" jawab Yuri, ia tahu permasalah yang di hadapi Rio, jadi tak mungkin dia akan memberitahukan dimana ia akan menyekolahkan Rio.

"Di Gangnam saja bagaimana?" Bujuk nya.

"Saya bicarakan dulu dengan Rio" elak Yuri.

Rose kembali disibukan dengan kegiatan penerimaan murid baru, sedangkan Rio ia masih bermalas-malasan di rumah, sampai akhir nya Jisoo menghubungi nya.

"Hallo"

"Rio, kami besok akan mencari sekolah, kamu ikut tidak?"

"Ya aku ikut, jam berapa?"

"Jam enam pagi ya, takut nanti sudah ramai kita tidak dapat prioritas"

"Ya ya, tunggu aku, besok aku ikut" Rio punya rencana lain rupa nya, padahal Yuri sudah mendaftarkan nya di Itaewon yang berkelas setara Gangnam.

Keesokan hari nya, Rio makan dengan cepat, bahkan saat Yuri belum bangun.

"Mau kemana pagi-pagi begini sayang?" Tanya ahjuma Kim yang menyiapkan dan menemani Rio sarapan.

"Mau pergi dengan Jisoo dan Seulgi, ahjuma" jawab nya

"Aku pergi ahjuma" pamit nya

"Hati-hati, jangan pulang terlambat" pesan ahjuma

"Iya ahjuma"

Rio pun pergi menyusul Jisoo dan Seulgi yang sudah menunggu di halte dekat rumah nya.

"Jisoo-yaa, Seulgi-yaa" sapa Rio sambil mengangkat tangan kanan nya.

"Rio-yaa, cepat cepat bus nya datang" balas Seulgi, Rio pun berlari agar tak ketinggalan bus, mereka bertiga pun naik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rio-yaa, cepat cepat bus nya datang" balas Seulgi, Rio pun berlari agar tak ketinggalan bus, mereka bertiga pun naik.

"Kita mau mendaftar kemana?" Tanya Rio sambil duduk di samping Jisoo.

"Park Senior High School" jawab Seulgi.

"Kenapa di sana?" Heran Rio

"Kamu mau di Gangnam? Ada Solar disana" balas Jisoo, Rio menggeleng cepat, Seulgi tertawa.

"Di Itaewon, jelas kami tidak mampu" imbuh Seulgi yang memang berasal dari keluarga biasa, begitu juga dengan Jisoo.

Mereka pun tiba, suasana sudah ramai, tiga serangkai itu memasuki loby, dan diarahkan untuk mengambil, kertas pendaftaran terlebih dahulu, di ruang bimbingan konseling.

"Biar aku saja" kata Seulgi menawarkan diri, ia berdesakan dengan calon murid yang lain.

"Tiga miss" pinta nya.

"Untuk apa sebanyak itu?" Tanya Rose yang bertugas disana.

"Ada teman ku diluar dua orang miss" jawab Seulgi.

"Oh baiklah" Rose memberikan tiga lembar formulir pendaftaran pada Seulgi, ia lalu keluar dan memberikan satu per satu pada sahabat nya

Di rumah, Yuri hendak sarapan karena ia akan ke kantor.

"Ahjuma, dimana Rio?" Tanya nya karena tak menemukan tuan muda nya itu.

"Dia pergi bersama Seulgi dan Jisoo" jawab ahjuma.

"Kemana?"

"Aku tidak tahu"

"Jangan-jangan mencari sekolahan, padahal aku sudah mendaftarkan nya di Itaewon" tebak Yuri, ia mengurungkan niat nya untuk sarapan karena ingin menyusul Rio.

"Yul" tahan ahjuma Kim, Yuri pun langsung menatap wanita itu.

"Biarkan dia bebas memilih mau sekolah dimana, kita sebagai ganti orang tua, hanya bisa mengarahkan, yang penting dia masih di jalan yang lurus" tutur ahjuma Kim.

"Besok cabutlah berkas Rio, dia yang menjalani biarkan dia yang memilih" lanjut nya

"Ya ahjuma" Yuri kembali duduk dan meminum kopi nya.

#TBC

ReminiscenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang