34. Pengakuan Makisigh

843 62 3
                                    

Tanka melarikan diri ke arah sembarang dari tiga pria yang mengejar sebelumnya, namun ternyata mereka bertiga berlari cukup cepat. Tanka bukanlah orang yang tidak bisa berkelahi, tetapi masalahnya adalah ketiga orang tersebut dapat membunuh tanpa menyentuh (menggunakan senjata api)

Saat sudah berbelok, Tanka melihat seorang pria yang sedang berbaring tengkurap di tanah dengan banyak kardus bekas di atas kepalanya. Wajah pria itu menghadap ke dinding dan kepalanya sedikit tertutup oleh kardus. Tanka kemudian berpikir cepat, dia berbaring dekat dengan tubuh pria itu (ngelonin dari belakang) dan menutupi kepalanya dengan kardus.

"Bang tolong bantu saya, saya sedang dikejar penjahat," bisik Tanka di telinga pria itu.

"Uuhhhh... uuuhhh... uuuh" Anehnya, pria yang tengkurap dan dipeluk Tanka itu mengeluarkan suara aneh, seperti suara mendesah.

"Dimana dia!" - A

"Sepertinya dia berbelok ke sini" - B

"Akh, Sial! kita benar-benar tertipu!" - C

Ketiga pria itu sudah berada di dekatnya, Tanka kemudian beraksi sedikit dengan menggoyangkan pinggulnya, menggosok-gosokkan kontolnya yang masih tersembunyi didalam celana, menciptakan gaya seperti sedang ngentot sambil mendesah-desah pelan "aahhhh... aahhh... ahhh..." bersahutan dengan suara pria yang dipeluknya itu. "Uuuhhh.... uuhhh... uggghhhh... uhhh"

"Coba kita tanya mereka," kata salahsatu dari mereka.

Tanka yang mendengar itu semakin cemas, dia langsung mendesah semakin keras "AHHH... AAHH... AHHH... FUCK YEAAHHH... FUCKKK...."

"Hee bang, lagi ngentot mereka bang" cegah salahsatunya.

"Haih ayoklah kita cabut aja!"

Setelah mereka pergi, Tanka merasa lega sekali lalu berbisik pelan ke pria yang dipeluknya itu, "Terima kasih atas bantuannya, Bang."

Namun anehnya, pria itu masih terus mengerang seperti mendesah, "uuhhh... uuhhhh... huuhhuhhh."

"Eh?" Penasaran, Tanka kemudian melihat wajah pria itu.

"Astaga, Sigh! Wei, apa yang terjadi padamu?!" Tanka terkejut, ternyata pria itu adalah Makisigh.

"Uuuhh... uuhh... uhhh" Makisigh masih mengerang tetapi bukan sedang mendesah, dia mengerang seperti orang yang kesurupan, tubuhnya bergetar, kaku, kejang dan wajahnya pucat seperti mayat.

"Astaga" Tanka cukup mengerti dengan gejala-gejalanya, yaitu gejala orang yang sedang mengalami sakau. Kemudian Tanka membantu Makisigh berdiri dan membawanya pergi ke rumah singgah.

"Aaaghhh!! Setan Aagh anjeng!" Makisigh teriak dengan keras, tubuhnya gemetar seperti orang yang kehilangan kendali, sesekali memukul perut, lengan dan dadanya sendiri.

Ternyata, Tizian selama ini merasa ada sesuatu yang aneh dengan temperamen Makisigh inilah jawabannya. Makisigh adalah seorang pecandu narkoba tingkat akut, sering mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, yang membuatnya sering kasar saat berbicara dengan Tizian.

Dilihat dari segi fisik, Tanka dan Makisigh memang memiliki perbedaan yang mencolok. Meski sama-sama besar dan tinggi tetapi Makisigh cenderung lebih cungkring dibandingkan dengan Tanka yang berisi, tinggi dan berotot. Meskipun Tanka pernah memiliki pergaulan liar di kampung dulu dan sering mabuk karena minuman keras, dia tidak pernah tergoda untuk menggunakan narkoba. Tanka pernah mencoba rokok dengan tembakau dari bahan daun ganja kering sekali saja, hanya untuk menghilangkan rasa penasaran, tidak keterusan.

"Elo kok bisa tolol banget sih, Sigh. Bisa-bisanya seorang pengedar malah mau terjerat sendiri dengan barang yang diedarkan sendiri! Lo tau gak? Gua dikejar-kejar oleh orang-orang karena mereka mengira elo tau! Mereka nyamperin gua dan nanyain barang, gua pikir barang apa yang gua bawa? barang KONTOL?! Untunglah gua bisa kabur" Tanka mengomel sambil membuka baju Makisigh dan mengompres perutnya dengan air hangat.

TankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang