31. Ditunggu di kamar

1.7K 85 5
                                    

Jika pada 19 tahun lalu yang terculik Benawagh adalah Tanka yang kebetulan secara alami menuruni sifat Benawagh bisa kebayang bakal seperti apa jahatnya Tanka?

Kisah lama itu belum terkuak hingga saat ini dan Sekarang ini mereka bertiga (Gerson, Tanka dan Maria) saling diem-dieman didalam mobil saat perjalanan pulang dari klinik, mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Maria yang duduk dibelakang berulang-ulang mengingat kembali insiden 19 tahun lalu. Tanka yang duduk disebelah Gerson melamun, entah ngelamunin apa dia menghadap ke jendela kaca. Sedangkan Gerson yang sedang menyetir sibuk juga mikirin hal ini, tetapi dia tidak ngamuk maupun mengintrogasi pernyataan Maria secara berlebih karena sedikitnya Gerson bisa menduga mendiang Ajeng mungkin dulunya sedang hamil saat ia menikahinya.

Beralih dari pikiran yang bikin ruwet itu, Gerson tengok Tanka disebelahnya, ngeliatin Body Tanka dari paha sampek dada bener-bener kelihatan asik khas pria perkasa, "Pemuda ini benar-benar sangat mirip denganmu saat kamu masih muda Ben"

Ingatkah saat masih berkecimpung di SPL Tanka melayani Gerson lalu si Gerson saat dientod merancau menyebut Tanka dengan nama Ben?

Ya! Rancauan itu bukan sebab Gerson memakai Narkoba seperti yang Tanka terka, melainkan karena Gerson melihat paras Tanka benar-benar sangat mirip dengan Benawagh.

Rasa tertarik dan napsu memanglah tidak pandang usia dan juga batasan apapun, meski keadaan sekarang ini sangat ganjil prihal pernyataan Maria, Gerson tetap tertarik dengan body asik Tanka khas pejantan muda, apalagi Gerson sudah merasakan genjotan+durasi lama kontol Tanka yang bikin nagih bagai duplikatnya Benawagh.

"Kau lapar tidak?" Basa-basi Gerson sambil ngelus paha Tanka

Tanka gak ngeuh di panggil, lalu Gerson berlanjut meremas nakal dibagian kontol barulah Tanka kaget dan menoleh "Eh, ada apa om?"

"Kau lapar tidak?" Ulang Gerson.

"Enggak kok" Tanka nyingkirin tangan Gerson dari pahanya sambil noleh ke kebelakang ngeliatin bundanya sedang diam melamun melihat ke arah jendela kaca.

Siang menjelang sore mereka sampai di kediaman. Saat sudah memasuki rumah, Maria mendekat Gerson lagi.

"Tuan, anu ..  Sebelumnya ..." Maria masih ingin membahas prihal itu, karena rasa di hati masih sangat membelenggu.

"Kau laksanakan pekerjaanmu seperti yang saya perintahkan tadi" Penggal Gerson, tahu apa yang mau Maria katakan.

"Baik Tuan" Maria pun berlalu ke dapur sembari melihat Tanka sekilas.

"Sekarang Kau temani dan rawat Zian dengan baik di kamar dia dan malam nanti kau datang temui saya di kamar saya" Gerson berkata pada Tanka kemudian berlalu ke dalam kamarnya.

"Eh?" Tanka nge-Lag mendengar kalimat terakhir Gerson tadi.

'Bodo akh' Males mikir berlebihan Tanka beranjak menemui si imut Tizian didalam kamar.

____

Dengan senyum menawan Tanka pancarkan menyapa si Tizian yang sedang duduk setengah tiduran bersandarkan bantal yang di tumpuk tinggi di atas kasur sana.

Tizian menutup buku yang tadinya sedang dibaca, menyambut kehadiran Tanka dengan tampilan wajah penuh tanda tanya.

"Gimana dengan kondisimu sekarang Zi?" Tanka sedang nanya Tizian langsung balas tanya "Gimana dengan hasil tes-nya?"

"Negatif" Tanka duduk di sebelah kaki Tizian yang selonjoran sambil meraih buku yang Tizian taruh di atas Nakas.

Tanka senyum-senyum melihat judul buku yang tertera disampul buku itu. Yakni, tentang hubungan sedarah (Incest)

TankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang