Tanka ngedatengin kamar Gerson, ngetuk pintu, gak pakek lama Gerson sudah membukanya.
"Masuk"
"Ada apa ya Om?"
"Masuklah"
Tanka melangkah masuk, Gerson nutup pintu dan mengunci. Dengan perasaan dag, dig, dug mata Tanka mengedar ke seluruh ruang kamar, kemudian Gerson menyodorkan beberapa lembar kertas padanya.
"?"
"Kau baca itu"
"Maksudnya ini apa ya Om?" meski sudah selesai membaca isi didalam kertas itu Tanka samasekali gak ngerti maksudnya apa. Yaitu kertas-kertas lama catatan dari dokter semasa kehamilan milik Ajeng Nareswari seperti kertas hasil USG dan data-data kelahiran dll.
"Sudah berlalu sangat lama, kalau tidak ada kejadian seperti ini mungkin saya selamanya tidak akan pernah tahu tentang ini"
Tanka garuk-garuk kepala sambil ngebaca-baca lagi kertas itu.
"Kau benar-benar anak dari Ajeng mendiang Istri pertama saya, tetapi saya bukan ayah kandungmu, catatan itu telah membuktikan semuanya"
"Mmm.. kalo bener begitu lalu apakah maksud Om Mama saya berselingkuh?"
"Meski Ajeng istri sah saya, saya tidak banyak mengerti tentangnya. Jikapun dia berselingkuh saya tidak tahu. Tetapi dari semua keterangan data tanggal dan bulan lahir membuktikan semuanya kalau kau sudah tiga bulan bersemanyam didalam perut dia sebelum saya menikahinya"
"Jadi..." Tanka masih mencerna maksud omongan Gerson sampek gak sadar mulutnya ngomong kata 'jadi'
Lalu tangannya yang masih megang kertas itu disamber Gerson "Ya, Jadi dan Jadinya adalah sekarang tidak ada alasan lagi untukmu menolak keinginan saya"
"Tut-tunggu om, tolong tunggu dulu" Tanka menghadang dada Gerson ketika tiba-tiba mau nyosor.
"Kenapa? kau menolak saya?"
"Amm... anu..."
"Kau bukan anak saya Tanka, diantara kita sudah jelas tidak ada ikatan darah."
"Saya tau Om, tapi kenapa harus saya Om?"
"Saya sangat tertarik denganmu" Gerson merekatkan jarak lagi, tangan Tanka masih membatasi dan sedikit mendorong dada Gerson. Dengan was-was Tanka lalu bilang "Di SPL banyak laki-laki selain saya Om"
Sehabis nyeplos begitu, Tanka nyiapin mental kalo-kalo Gerson ngamuk. Tetapi kenyataannya Gerson mundur satu langkah dengan raut wajah sedih, lalu duduk di kasur.
"Benar, saya yang selalu memaksakan keadaan, saya terlalu berharap tinggi dari dulu hingga sekarang"
Raut sedih dan kata-kata Gerson sekarang seperti seorang bapak yang hendak bercerita nostalgia. Tanka meski hatinya gak peka tetapi cukup merasa penasaran terlebih Tanka gak pernah ngerasain gimana rasanya punya bapak, rasanya dia sekarang seperti melihat seorang bapak-bapak yang hendak bercerita dengan anak bujangnya.
"Ada apa ya Om?"
"Kau mengingatkan saya pada seseorang dimasa lalu saya. Wajah dan tubuhmu dan Gaya Gilamu ketika diranjang... ah, kau duduklah disini dulu" Gerson menepuk-nepuk kasur disebelahnya.
Tanka pun menuruti, duduk di samping Gerson
Sekarang Gerson memandangi raut wajah Tanka, lalu dia memegang pipinya sambil berkata "Sempurna, kau benar-benar seperti duplikat dia,"
"Dia yang Om maksud siapa Om?" Tanka memegang tangan Gerson yang masih nempel dipipinya lalu digeser.
"Dia teman kuliah saya, dia berasal dari negara tetangga. Masa-masa itu adalah masa yang paling indah untuk dikenang. Dia yang saya kenal semasa kuliah adalah sosok pria yang sangat tampan, baik, ceria, ambisius dan cerdas. Saya berani mengatakan kesempurnaan ada pada dia. Saat itu saya tidak sepenuhnya menyadari telah menyukai dia, saya tidak berani mengatakan perasaan saya karena saya khawatir dia akan membenci orientiasi seksual saya. Sampai kami mendapat Sarjana dan terpisah kembali ke negara masing-masing dia masih tetap berada didalam hati saya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tanka
Ficción GeneralTanka Yazitra G. Hidup di daerah pedesaan, lingkungan asri nan damai tetapi penduduknya mayoritas Toxic! Karena sering membela sang bunda yang sudah berstatus janda dari cacian dan cemo'ohan orang-orang Tanka terpaksa memakai kekerasan, bermula dar...