26. Misi dimulai

1.6K 80 4
                                    

Puas main seks Orgy, Tanka sibuk mondar-mandir menggeledahi beberapa tempat didalam kamar Makisigh, mencari-cari benda berupa handphone atau apapun untuk dapat menghubungi Makisigh.

Semasih bersibuk ria ada datang seseorang pekerja kedalam kamar itu.

"Permisi ..."

"Eh, ya?"

"Ada titipan untuk anda, bang Tanka"

Tanka menoleh ngeliatin si pekerja itu "Eh, lo tau kalo gua Tanka?"

"Saya orang-nya Tuan Makisigh bang" jawab si pekerja sembari memberikan benda pada Tanka.

"Oh ..." Tanka membongkah benda tersebut berisikan beberapa lembar kertas/surat lalu dibacanya perlahan dan ada beberapa lembar Foto cowok juga.

Didalam surat itu tertulis banyak hal, salahsatunya berisikan beberapa alamat bakal Tanka tinggali dan foto-foto cowok itu adalah Foto para Bodyguard yang bertugas mengintai pergerakan Makisigh yang harus Tanka hindari, dan juga segala arahan tentang bagaimana-bagaimananya bakal Tanka lakukan layaknya tugas seorang detektif.

"Aih ... ternyata bener-bener udah direncanakan sama si Kisigh sialan itu, gileee"

Tanka sedikitnya bisa menerka kalau Makisigh dan Master Benawagh sepertinya satu jalur tetapi berbeda tujuan.

____

Di malam hari Tanka mengendarai mobil seorang diri mendatangi jembatan untuk menemui Makisigh, rencana mau meminta penjelasan yang lebih kongkrit lagi mengenai semua ini. Tetapi kenyataannya sudah cukup lama menunggu di jembatan sana tidak ada tanda-tanda Makisigh datang.

"Haih, kalo gua kesini katanya dia kesini. Gimana sih tuh orang!"

Tanka lanjut laju mendatangi salahsatu alamat tempat tinggal Makisigh sesuai yang tertulis di surat itu dan alamat itu berada di kawasan TIMUR. Di sebuah kondominium sederhana lantai tiga, lengkap dengan isian surat mengenai letak konci pintu dan konci kendaraan.

Tanka pun memasukinya, isi ruangan kondominium itu cukup kosong hanya ada kasur, satu meja belajar, beberapa helai busana menumpuk di atas kasur, tas beserta buku-buku milik Makisigh di meja belajar.

"Cikh, kuliah kah dia?" Gumam Tanka lalu melihat secarik kertas di meja, berisikan tulisan (Hape di bawah bantal dan senjata api didalam laci, buat jaga-jaga semoga lo bisa makek pistol)

"Anjir lo!" Tanka lalu mengambil hape itu "koplak sekali dia ngasih tau hape tapi dipakein sandi begini"

"Coba ah" Tanka iseng-iseng mengetik sandi menggunakan tanggal lahirnya sendiri 2101*0**

"Eh?" kaget saat hape itu bisa terbuka menggunakan sandi tanggal dan tahun lahirnya sendiri.

"Kok bisa pas begini ya? Mmm ... Ah bodo amat lah"

Tidak mau banyak berpikir meskipun sebenarnya merasa ganjil, Tanka lalu tengok-tengok isi hape Makisigh itu. Didalamnya berisikan mengenai kehidupan sosial Makisigh salahsatunya Chat dari Tizian.

"Aneh, bukankah katanya mereka pacaran?" Tanka melihat tanggal terakhir Chat dari Tizian cukup lama setara dengan tanggal sewaktu Tizian dibawa pergi oleh Makisigh darinya, meski demikian Tanka tidak bisa menerka-nerka lebih banyak lagi karena tidak ingat detilenya.

"Makisigh sialan ini, sebenarnya motif dia apa sih!" Tanka berkutat dan berkutat didalam hati kemudian mencoba menghubungi nomor Tizian, tersambung berkali-kali tetapi tidak di angkat.

"Ada apa ya sama hubungan mereka? Apakah ..." Tanka semakin bertanya-tanya.

___

Kekesokan harinya Tanka bangunnya kesiangan karena memang mempunyai kebiasaan tidur kayak kebo. Kemudian beberes memakai pakaian khas Makisigh yang kalau sedang berpakaian biasa selalu memakai kaca mata, lalu otw mengintai kampus, semua ini Tanka jalani dengan mudah menyesuaikan isi surat dari Makisigh salahsatunya tentang lokasi gedung kampus Tizian.

Teringat sekarang ini berada di kawasan TIMUR, Tanka beraksi tidak lupa memakai masker, topi, jaket dll untuk antisipasi jika ada orang-orang SPL mengenali wajahnya.

(SPL dan World Tiger berada di kawasan timur sedangkan Hell whip di selatan)

Sore sekitar pukul 17:15 Tanka yang sebelumnya menunggu didalam mobil--luar gedung kampus, langsung beraksi mengejar ketika melihat Tizian keluar dari kampus dan memasuki mobil penjemput.

"Dengan begini aku bisa tau rumahmu Zi" pikir Tanka, tetapi ternyata mobil Tizian yang ia buntuti memasuki kawasan terlarang untuk dimasuki dirinya sendiri.

"Alamak!!!"

Yakni, Tizian masuk ke SPL STORE alias markas SPL.

"Huff ..." terpaksa ia menepi di seberang dan menunggu didalam mobil sambil sesekali tengok tangan kirinya sendiri melihat Tato permanen yang melekat di kulit tanda SPL itu.

"Aihh ... Meskipun gua mengubah tampilan gua kayak ninja buat pura-pura belanja, tetep aja gua sama aja bunuh diri kalo sampek masuk kesana" Tanka paham bagimana aksi anggota Mafia yang sangat sulit dikelabui.

Sekilas terbayang ketika sedang makan bersama Tizian didalam kontrakan, si Tizian melihat dan sempat bertanya mengenai tato SPL ditanganya itu apakah karena Tizian tahu seluk-beluk dari SPL STORE ini?

"Kalo gua menculiknya dan membawanya kabur bukankah dia masih punya keluarga? Atau mending gua ngomong aja ke keluarganya untuk menjaga Tizian biar lebih berhati-hati? Tapi ... nanti gimana kalo gua malah diintrogasi sama keluarganya? Dan gimana cara gua ngejelasinnya? Aih bener-bener setan Makisigh sialan ini!"

Kebimbangan menerjang pikiran Tanka, tetapi dengan statusnya yang hidup mandiri dan terombang-ambing begini apa yang perlu di takutkan lagi? Ia bergegas keluar dari mobil lalu melangkah menuju ke SPL STORE bertepatan Tizian sudah keluar dan sedang menuju parkiran luar.

Ia buru-buru lari memasuki lokasi parkir lalu menggapai tangan Tizian sebelum dia masuk ke mobil "Zi"

Seperti adegan drama yang diputar lambat, Tizian menoleh ke arahnya pelan-pelan kemudian mengibaskan tangannya.

"Ngapain kamu kesini?" Kata Tizian.

Tizian langsung tahu kalau cowok ini Makisigh meskipun Tanka sedang memakai masker, yakni gaya Fashion yang Tanka gunakan adalah gaya Makisigh.

"Aku mau bicara denganmu sebentar Zi" ucap Tanka, melihat Tizian sedang didepannya ini benar-benar membuatnya kangen banget pengen meluk.

Tizian terpaku beberapa saat saat mendengar suara Tanka, tetapi tidak bisa menerka-nerka lebih jauh.

"Tidak perlu ada yang dibicarakan apapun lagi Sigh!" Tizian hendak masuk kedalam mobil, Sigap Tanka mengcengkram tangannya dan menariknya cukup kuat sampai geser tiga langkah jarak Tizian dari pintu mobil.

"Lepasin sih Sigh! Pergi kamu!" Sentak Tizian sambil mengibaskan tangan.

Tanka gencar terus memegang "Zi, tunggu. Aku benar-benar ingin bicara"

Karena Suara Tanka benar-benar berbeda dengan Makisigh, Tizian spontan diam dan melihat dengan jeli ada Tato SPL di tangan Tanka.

"Tan--Tanka?" - Tizian

Tanka senyum sambil melepaskan cengkramannya, membuka kaca mata sekaligus maskernya dan berkata "Ya, ini aku Tanka"

TankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang