28. Diantara ayah dan anak

1.6K 70 1
                                    

"Eh, eh, eh Zi, kamu gak papa?" Tanka memegangi lengan Tizian yang sempoyongan disaat sedang memakai celana.

"Eng-enggak, gak papa kok"

"Ayo kita cari makan," Lanjut Tanka sesudah keduanya rapih kembali.

"Aku pengen cari toilet dulu Tan" Tizian merasa gak nyaman ngerasain sensasi linu, perih dan lengket-lengket pejuh mulai mengering di bagian belakang.

"Iya kita cari resto nanti kan sekalian ke toilet sayang ~" Tanka memegang telapak tangannya seumpama sejoli sedang dimabuk cinta yang pengennya nempel terus bahkan tak peduli dengan status mereka apa, tanpa ragu dan permisi Tanka berulang-ulang mengecup punggung tangan Tizian.

"Em ... lembutnya inih uch, emuach, muach, muach"

"Isssh Tan ..."

"Emuach, muach, emuach"

"Tan, astaga ... udah ikh!"

"Hehe, yuk"

Mengira keadaan sudah aman terkendali dari para orang-orang yang mengejarnya tadi, Tanka berjalan pelan ngertiin si Tizian yang mungkin kurang nyaman berjalan setelah ia setubuhi tadi. Tetapi ternyata kenyataan tak sepadan dengan perkiraan, disaat keluar dari area jalan buntu tadi ia melihat segerombolan orang-orang yang mengejarnya masih ada disekitaran sana.

"Duh, mampus" Dengan segera Tanka mempercepat langkahnya ke arah berbalik dari gerombolan orang-orang itu.

Tizian yang pergelangan tangannya sedang di genggam pun protes "Awh, Tan. Ada apa sih?"

"Gak ada apa-apa. Ayok cepat kita jalan keburu Restonya tutup" Karena rada' panik Tanka ngomong dengan alasan yang bikin Tizian semakin protes dan melepaskan tangan Tanka.

"Kamu daritadi kenapa begini sih Tan? Memangnya ada apa? Aneh banget deh" Tizian menolah-noleh ke seluruh penjuru arah.

Sialnya, segerombolan orang-orang yang Tanka lihat tadi menjadi melihat keberadaan mereka berdua.

"Zi, zi, ayok cepat kamu ikut aku, nanti aku ceritain" Tanka raih lengan Tizian, si Tizian malah mengibaskan.

"Issshh! Ceritain sekarang aja sih, ngapain nunggu nanti-nanti segala?" Bibir Tizian manyun. Lucu mengemaskan tapi di momen seperti sekarang ini ya pastinya bikin geregetan.

"Aku sedang bermasalah sama orang, sekarang mereka sedang mengincarku, Zi" jelas Tanka sambil meraih lagi tangan Tizian.

"Hah? Beneran?" Tizian menolah-noleh.

"Iya beneran sayang" Baru saja Tanka menarik Tizian, timah panas dari arah musuh meluncur

Dor!

"Aarghhhh!" Tizian menjerit ketakutan dengan suara tembakan itu meskipun tembakan meleset.

"Aku takut banget Tan ..."

"Jangan takut Zi, ikuti gerakanku"

Sesama lari mode zig-zag, Tanka mengeluarkan senjata api milik Makisigh yang ia sisipkan di ikatan pinggang kemudian balas meluncurkan timah panas ke arah orang-orang itu.

Dor! Dor!

"Aaarghhh!" Nahas binti sial tembakan dari musuh justru mengenai Tizian.

"Ziaaaaann!!!" Dengan segala upaya dan juga keberuntungan timah panas yang Tanka luncurkan tidak terbuang sia-sia, per satu peluru tembakan tepat mengenai tubuh sasaran.

Setelah musuh lumpuh, Tanka membopong tubuh mungil Tizian yang tergeletak ditanah dengan dadanya yang bersimbah darah menuju ke mobilnya berlanjut dilarikan ke rumah sakit.

____

"Gak gak gak seharusnya gak begini, akh! Tolol! Tolol!"

Sesal cukup Tanka rasakan, semula maksud kedatangannya menjumpai Tizian adalah untuk menghindarkannya dari marabahaya justru malah malapetaka terjadi sebelum petaka datang dari musuh yang sesungguhnya (Bahaya dari Hell whip)

Bagaimana tidak? Tanka tadi terlibat perkara kejar-kejaran dengan orang-orang SPL sementara Tizian malah yang terkena' Imbasnya, Luka tembak itu sangat fatal mengenai organ dalam Tizian yang menjadikannya harus di operasi mengeluarkan peluru dan sekarang kondisinya kritis di ruang ICU.

Karena sangat darurat, pihak keluarga Tizian pun dihubungi. Dengan rasa hati yang ketar-ketir bercampur aduk Tanka duduk sendirian, melamun di ruang tunggu selama Tizian di ruang ICU.

Tak seberapa lama pihak keluarga Tizian datang yang hanya beranggotakan satu orang saja yaitu ayah.

Dan ...

Jrereenng! Jreeeng! Jrennng!

Tanka kaget saat melihat siapakah orangtua tunggal Tizian.

"Gak, gak, gak mungkin. Mr. GERSON?"

Ya, Tanka beneran gak salah lihat, laki-laki yang datang itu adalah laki-laki yang sempat menjadi pelanggannya, Mr. Gerson dan dia adalah ayahnya Tizian.

Seperti kata pepatah yang sempat Tanka gumamkan tetapi sekarang dengan kosa kata yang dibalik (Dunia ini sangat luas bagai luasnya daun kelor)

Yang mana mulanya kosakata itu adalah (Dunia ini tak selebar daun kelor)

Sebelumnya Tanka sempat menerka, nama Gerson seperti memiliki keterhubungan dengan nama belakang Tizian, tetapi Tanka alihkan pikiran itu karena dari segi paras Tizian cenderung ras ASIA sedangkan Gerson blasteran Eropa, setelah waktu berlalu ternyata sekarang Filingnya benar, Gerson benar-benar ayahnya Tizian.

Karena keadaan sudah begini mau digimanain lagi? Sekarang Gerson pun mendatanginya.

"Ternyata kau?" Gerson menyeringai dengan sorot mata khasnya yang tajam.

"Ya," Jawab Tanka.

"Kenapa kau kabur dari SPL hm?"

"Eh?" Tanka spontan nge-lag kedip-kedip mata mendengar perkataan Gerson, mengira Gerson bakal ngebahas habis-habisan tentang Tizian yang sedang kritis eh malah bisa-bisanya topiknya melenceng jauh.

"Saya perlu bicara denganmu sekarang, ikuti saya" titah Gerson

Tanka pun menuruti, saat sudah di parkiran luar  RS Gerson to the point ngomong pertanyaan serupa "Kenapa kau kabur dari SPL?"

"Bukan urusan anda" - Tanka.

"Bukan urusan saya kau bilang? Saya sudah membayarmu dengan harga tinggi dan sekarang kau sudah menjadi milik saya"

Tanka diem gak ngomong apa-apa.

"Sekarang kau jawab pertanyaan saya, kenapa Zian bisa bersamamu? Apakah dia temanmu?" Lanjut Gerson.

Dengan pertanyaan itu, Tanka menjadi punya segudang rencana "Ya, Zian teman SMA saya om"

"Lalu, apa yang terjadi? kenapa dia terkena tembak begini? Katakan sama saya siapa pelakunya"

"Peluru nyasar om, tadi ada Intel ngejar tukang maling sempak"

"Kau pikir pertanyaan saya lelucon? Katakan dengan benar!" Sentak Gerson.

"Aihhh ... " Tanka males ngomong jujur, karena pelakunya adalah orang-orang SPL

"Peluru nyasar beneran om. Saya gak tau tadi pokoknya ada orang kejar-kejaran di jalan dan tiba-tiba Zian terkena tembak. Peluru nyasar kan namanya?"

"Kalian berdua berteman baik?" Lanjut Gerson.

Tanka mengangguk-angguk.

"Baguslah kalau kalian berteman baik, sekarang kau temani Zian sampai dia sembuh, lalu selanjutnya ikut pulang bersama saya dan puaskan saya"

"Eh?" - Tanka.

"Dan jangan pernah berpikir kau bisa kabur dari saya, karena itu tidak akan pernah terjadi, faktanya sekarang kau pun kembali ke genggaman saya dengan sendirinya" Pungkas Gerson dengan senyum nakal, lalu pergi masuk lagi ke dalam RS untuk menemui Tizian.

"Heeeehh???"

TankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang