03-Melodi

270 80 26
                                    

"Nggak bisa diundur lagi lan?"

"Dari kemarin juga udah diundur, sampe h-7 nih, masa masih kurang?"

"Kita belum dapet pengganti, lan."

"Yaudah kasih aja Yaya solo stage."

"Nggak bisa lah mba, gue suka nggak pede kalau sendiri."

Perempuan yang dipanggil Yaya oleh temannya itu mendekat pada meja yang sudah diisi oleh 5 orang perempuan.

"Lagian lo buru-buru banget sih mau nikah."

"Iya mba, lo kan masih muda, masa depan lo masih panjang ...,"

"Muda apa sih ya, gue aja udah 22 tahun."

"Loh itu masih muda, mba Arin aja yang 25 masih santai tuh."

"Jangan sampe lo gue jadiin tumbal cafe ini ya vir."

"Tuh, gitu kalau kelamaan jomblo ya, bawaannya pengen numbalin orang terus ...," bisik Vira pada perempuan yang dipanggil Yaya itu.

Ela terkiki geli melihat bagaiman Mba Vira masih bisa cengengesan bahkan setelah ditatatp sinis oleh Mba Arin.

Ya, Ela dan Yaya adalah perempuan yang sama, nama Yaya sendiri dicetuskan pertama kali oleh Vira, karena frist meet mereka yang terjadi saat Vira sedang meneduh di salah satu toko karena hujan dan Ela muncul dengan mengenakan penutup kepala dari hoodie yang dikenaknnya. Menurut Vira saat itu Ela terlihat seperti Yaya dari kartun Boboiboy yang selalu ditonton adiknya.

"Udahlah, anak sekolah mau balik dulu." Ucap Ela dengan sisa tawanya.

Ela beranjank dari duduknya, meraih gitar yang tergeletak di meja belakang.

"Eh min, bareng Yaya tuh ...,"Vira menyenggol lengan Jasmine yang sudah menggeletakkan kepalanya diatas meja.

Mendengar usulan dari yang lebih tua, Jasmine segera bangkit dan berjalan gontai mendahului Ela, sepertinya kerja part time terlalu melelahkan untuk remaja 16 tahun itu.

"Duluan ya mba."

"Ela jangan lupa tanyain temen lo, dia bisa nggak gantiin Wulan? Kalau nggak bisa berarti lo terpaksa solo stage."

"Lah, kok gitu sih Mba Sel?!"

"Lo tenang aja ya, gue bisa kok gantiin Wulan nyanyi."

"Kalau lo yang nyanyi, bukannya narik pelanggan malah narik mahluk halus," celetuk Arin.

"Enak aja, gini-gini gue juga bisa nyanyi kali!" Sungut Vira tak trima.

"Ya kalu sekedar bisa nyanyi sih ..., anak Tk juga bisa," timpal Arin.

"Eeeh ..., Yaya gima sih, Jasmine udah ilang tuh ..., malah nontonin orang ribut, sana pulang."

Ela memamerkan deretan giginya, padahal adu mulut antara Mba Arin sama Mba Vira tuh sayang banget kalau dilewatkan, tapi gimana lagi Jasmin udah nylonong duluan, takutnya anak itu jalan sambil merem, kan nggak lucu kalau cewe secantik Jasmine nabrak lampu jalan.

_______________________________

Venus terdiam di jendela kamarnya, menikmati melodi yang dia yakini berasal dari rumah yang salah satu jendelanya masih tampak terang.

"Gue nggak tau dia bisa gitaran."

"Yaelah kemana aja lo? Dia aja kalau malem ngisi live music di Twinkling cafe."

"Kok lo tahu?" Venus menoleh pada Mahen yang tengah asik rebahan di ranjangnya.

"Dia cerita pas kemaren bantu beres-beres disini."

EarendelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang