Malam ini Ela akan menghadiri pesta ulang tahun Joan. Link yang dua hari lalau di kirimkan melalui aplikasi hijau bukanlah link haram seperti yang Yogi katakan, melainkan sebuah undangan untuk menghadiri pesta malam ini.
Awalnya Ela akan pergi bersama Ayana dan Hera, namun karen arah rumah mereka yang berlawanan, mereka sepakat untuk bertemu di rumah Joan saja, dan entah mendapat kabar dari mana, sosok Venus muncul sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang mengajak Ela untuk pergi bersama. Mudahnya, Venus menawarkan tumpangan untuk Ela pergi malam ini.
Ela keluar dari rumah dengan dress hitam selutut dan tas berwarna coklat di sisi kanannya.
Sebuah mobil Brio putih terlihat sudah menunggu di depan rumahnya, Ela yang tahu jika itu mobil milik Venus, segera berlari kecil menghampiri mobil itu. Langkah Ela seketika melambat saat kaca jendela mobil di depannya terbuka dan memperlihatkan wajah cantik Luna yang tengah tersenyum manis padanya.
"Haii!"
Ela hampir kehilangan kata-katany saat perempuan berponi itu melambai padanya. Venus tidak memberi tahunya jika Luna juga akan ikut pergi bersama mereka.
"Mobilnya Luna mati, nggak papa kan kalau dia bareng kita?"
Kali ini fokus Ela teralihkan dengan Venus yang duduk di kursi kemudi, pemuda itu sedikit menundukkan kepalanya agar bisa terlihat oleh Ela yang masih berdiri di luar.
"Hem ..., " Ela tersenyum kecil dan mengangguk.
Mungkin apa yang Ayana katakan padanya beberap hari lalau ada benarnya, rumor tentang hubungan antara Venus dan Luna yang kemungkinan akan kembali bersama.
Ela duduk di kursi belakang, matanya yang tidak sengaja bertemu pandang dengan Venus melalui kaca kecil yang ada di depannya membuat Ela langsung menolehkan wajahnya keluar jendela.
Ela dan Venus tidak saling terikat hubungan apapun, jadi apakah rasa tidak suka karena kehadiran Luna malam ini pantas Ela rasakan? Jawabannya tidak.
Ela menyukai Venus, tapi kenyataan itu seringkali Ela tampik. Fakta bahwa mereka berasal dari kalangan keluarga yang berbeda seringkali membuat Ela harus sadar diri jika perasaanya pada Venus adalah kesalahan.
___________________________
"Hai! Ela ya?"Ela tersenyum kecil menanggapi pertanyaan dari perempuan cantik yang masih terlihat asing baginya.
"Gue Gendis, temennya Luna ...," Gendis mengulurkan tangannya pada Ela yang tentunya disambut dengan baik oleh Ela, "boleh duduk?"
"Duduk aja, pake izin segala."
"Lo sendirian aja?" Tanya Gendis.
Ela mengangguk, "Hera sama Ayana lagi ambil minum katanya."
"Venus?"
Ela mengernyit bingung, sementara Gendis segera meralat ucapannya.
"Oh sorry, ada yang bilang Venus lagi deket sama lo, makanya gue tanya." Ucap Gendis canggung.
Ela membulatkan mulutnya dan mengangguk paham, kemudian meneguk minumannya tanpa menjawab pertanyaan Gendis.
"Kok lo bisa deket sama Venus?"
Ela melirik Gendis, perempuan berkulit tan dengan rambut bergelombang itu menatapnya penuh tanya.
"Bukannya emang Venus mudah bergaul ya? Kayanya satu sekolah juga deket sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Earendel
FanfictionEnd. Ela pikir, hidup itu semudah memetik senar gitar, memang mudah jika asal petik, tapi tidak akan meninggalkan kesan yang indah untuk di dengar. Jika ingin permainannya indah, maka harus tahu kunci dasar nya, jika ingin menciptakan sebuah melodi...