-22-

978 51 30
                                    

Makin sini makin sulit mencari vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin sini makin sulit mencari vote dan comment

Pantes gak tamat tamat semua proyeknya wkwkwk

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°

🔞MATURE CONTENT🔞

°°°

Sudah terbayar rasa penasaran Ayuna dengan hobi Seno yang sukanya mendaki gunung itu. Rasanya memang melelahkan harus menapakaki kaki di langkah yang terjal dan menanjak. Segala drama juga terjadi hingga membuat Seno geleng-geleng kepala dengan kelakuan Ayuna yang sok paling bisa menaklukan perjalanan padahal selalu saja wanita itu pula yang menyebabkan kendala dalam perjalanan mereka untuk sampao di puncak.

"Aah ya ampuun... capek juga ya..."

Ayuna melempar ransel muatan besarnya pada sofa empuk yang bahkan ia juga ikut menjatuhkan dirinya bersandar di sofa. Terbesit di dalam benaknya bahwa ia harus melakukan sesuatu yang kira-kira bisa membuatnya bersemangat lagi.

"Duuh pengen ngadem deh!"

"Eengghh..."

Ia menggeliat membentangkan kedua lengannya lalu berdiri meninggalkan sofa yang tadi ia duduki. "No ikut yuk ke belakang!" Ajak Ayuna pada Seno daripada pemuda itu bengong terus.

"Hah? K-ke mana?"

"Udah ikut aja yuk!"

Sreeekk!!!

Digeserlah pintu yang menghubungkan bagian balkon privat di halaman belakang penthouse. Ya, ini adalah fasilitas eksklusif yang hanya ada di unit tempatnya Ayuna saja. Harap maklum, mengingat gedung apartemennya memang masih bernaung di bawah perusahaan keluarganya Ayuna, makanya ini adalah privilege-nya Ayuna yang mendiami unit tersebut karena ia adalah pewaris tahtanya.

"Uwaaahh..."

Seno takjub dengan taman di atas atap yang asri walau ukurannya tidak terlalu luas. Bahkan di sana juga tersedia kolam renang pribadi yang terpisah dengan kolam renang di lantai bawah yang jadi fasilitas umum penghuni apartemen.

"Kenapa? Kok kaget gitu sih mukanya?"

Dalam hati Ayuna merasa bangga diri melihat reaksi Seno yang takjub dengan fasilitas tempat tinggalnya. "Seno baru tahu kalau rumah tante ada yang begininya."

"Bagus kan?"

Seno mengangguk, ia terpukau dengan suasana taman di atap yang serasa dekat dengan birunya langit. "Kamu tunggu di sini bentar ya No!"

SREEKKK...

"Lho... lho..."

"Tante!"

"Tante hei!!!"

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang