Terima kasih sudah mau kooperatif untuk cerita ini
Karena sudah memenuhi target, ayo kita lanjut
30+ VOTE
50+ COMMENT°°°
Secara acak Ayuna mengambil kunci mobil yang ada di laci. "Oh damn..." Sialnya karena ia terburu-buru tanpa melihat kunci mobil apa yang ia bawa, Ayuna baru menyesal saat melihat itu ternyata adalah kunci mobil Isuzu Panther tua warna biru — mobil tua yang dari kecil sudah jadi musuh Ayuna karena AC mobilnya terlalu dingin bak kulkas penyimpan daging di toko.
"Kampreet kenapa gue malah ambil konci kulkas daging dikasih roda sih aakhhh!!!"
Tapi kalau Ayuna balik lagi ke dalam, gengsi dong nanti harga dirinya jatuh. Bahkan bukan jatuh lagi, tapi amblas saking malunya. "Bodo amat, daripada gue balik ke dalem mati harga diri gua!"
BRAAAKK...
Ketara sekali bunyi pintunya sangat tidak bersuara halus ketika ditutup. Sebenarnya, Ayuna tidak memiliki tujuan pasti ke mana ia akan pergi dengan mobil minibus warna biru dengan bahan bakar solar yang bunyi mirip-mirip truk sayur itu.
Alasan Ayuna ingin pisah rumah dari kedua orang tuanya, salah satunya adalah kejadian tadi. Rumah klasik yang penuh kayu jati dan marmer itu terlalu banyak membuat isi kepalanya penat. Belum lagi, Ayuna merasa tidak ada satu pun orang yang berpihak padanya di rumah itu. Tidak ada yang tahu kalau pasca batalnya pernikahan Ayuna dan Jonathan dulu, Ayuna mengalami trauma yang sangat hebat sampai nyaris mati rasanya.
Maka dari itu, mungkin tujuan pertama ia pergi dengan mobil tua itu adalah kembali ke penthouse-nya yang tenang dan damai. Tidak ada Papi dan Mami yang adu argumen atau menekannya menjadi sosok yang mereka inginkan. Entah itu soal pernikahan, keturunan, dan jabatan mentereng di perusahaan.
"Aaahh... gak ada tempat yang lebih nyaman selain di sini."
"Apalagi kalau ada Seno."
"S-Seno..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Arisan Brondong (2.0 version)
Fanfiction🔞MATURE CONTENT🔞 Dari luar nampak polos dan lugu, tapi siapa sangka kalau Seno itu punya rahasia tak terduga di balik personanya di kampus. Cinta ditolak, tante bertindak... Mungkin itu kalimat yang paling pas untuk pemuda satu ini. Hanya gara-ga...