-44-

533 41 76
                                    

Wah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah... wah gila sih... pasti pada gaspoll minta lanjutnya soalnya ending chapter 43 kemarin bikin ngereog...

Oke... oke kita lanjut

Semoga kalian masih mau ngikutin ya, gak pada trauma karena ending scene yang kemarin

30+ VOTE
50+ COMMENT

°°°

New York, 2029

Waktu terus bergulir hingga tak terasa enam puluh purnama nyaris terlewati. Kesibukan seorang Seno Aldrian Bimantara telah berubah. Lelaki yang kembali mengenakan kacamata tebal bertengger di batang hidungnya yang mancung itu sibuk mondar-mandir ke kampus, melanjutkan studi S2-nya di Negeri Paman Sam setelah mendapat beasiswa fully funded karena lulus dengan nilai memuaskan saat berhasil mendapat gelar sarjananya.

"It's nice to see you Mr. Smith, thank you for your suggestion!"

Baru selesai dirinya berkonsultasi mengenai penelitian thesis yang rencananya akan ia garap. Dan meskipun uang kuliahnya sudah dijamin negara, Seno punya usaha sampingan bersama teman-teman kuliahnya yang berasal dari satu negara yang sama dengannya. Mereka mendirikan paguyuban mahasiswa dan mendirikan usaha bersama yang sederhana.

Hanya warung kopi ala-ala pinggiran di Nusantara yang menyediakan berbagai varian mie instant yang dikreasikan, nasi goreng, orak-arik, bubur kacang, dan aneka gorengan yang jadi teman wajib mengobrol pengunjung atau sekedar sampingan agar tidak bosan saat ikut mengerjakan tugas sekolah dan perkuliahan di sana

"Asiik... selamat datang pak bos!"

Seno yang punya andil paling besar dalam pendirian usaha ini didaulat sebagai pemimpin dari warung kopi ala-alanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seno yang punya andil paling besar dalam pendirian usaha ini didaulat sebagai pemimpin dari warung kopi ala-alanya. Ia yang baru sampai disapa oleh mereka yang sedang bertugas menjadi waiter di sana, melayani pelanggan-pelanggan yang cukup ramai mengingat tempat ini cukup berkesan bagi perantau yang jauh dari kampung halaman di benua Asia nan jauh di sana. Berada di tempat ini serasa kembali menghidupkan suasana di kampung halaman.

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang