-21-

967 50 41
                                    

Yang rame dong jangan jadi reader ghoib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang rame dong jangan jadi reader ghoib

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°

"Aaaaa!!!"

BRUUUUKKK...

Dua anak manusia terperosok hingga berguling-guling akibat dari Seno yang tak mampu menahan beban mengangkat tubuh Ayuna dan dua tas carrier yang terlalu berat di pundaknya. Masih untung keduanya tidak jatuh ke jurang atau meregang nyawa karena tindakan konyol itu. Seno dan Ayuna masih selamat karena mereka masih mendarat di tanah yang lebih rendah dari ketinggian sebelumnya.

Uhuukk... uhuuukk...

Uhuuuukkk...

Seno terbatuk-batuk karena serpihan debu dan tanah yang terbang ke hidungnya. "Eenghh..." Memang Seno tidak begitu merasakan sakit karena terlindung oleh tas dan tubuh Ayuna yang menjadi tamengnya. Tapi tentu saja, kalau Seno selamat maka Ayuna yang ada di punggung yang jadi tumbalnya.

"T-tan... Tante?"

"Tante!!"

Mata kepala Seno melihat sendiri pelipis sebelah kanan Ayuna robek hingga ada tetesan darah yang mengucur dari sana. Yang lebih membuat Seno panik, kesadaran Ayuna nampak menurun — tidak merespon Seno dengan cepat.

"Tante..."

"Tante Ayuna!"

"Toloongg!!!"

"Tolooongg!!!"

"Tante... tante, bisa denger Seno?"

"Tante!"

Seno terus menyebut namanya berharap Ayuna bisa meresponnya. Seno mencoba meraba titik nadi di tubuh wanita yang terlentang belum sadar itu. Masih terasa tanda-tanda kehidupan di sana, agak lega Seno saat mengetahuinya.

"Tante... tante bisa respon Seno?"

"Tante Ayuna?"

"Ay!"

"Nghh..."

Namanya sudah diaebut daritadi tapi Ayuna baru merespon Seno saat pemuda itu keceplosan memanggilnya, 'Ay'.

"S-Seno..."

Saat Ayuna sadar saat itu pula Seno mengangkat sedikit tubuh sang puan dan memeluknya haru. "Aahh... syukur kalau kamu masih hidup!" Seno merasa lega sekaligus senang saat Ayuna membuka matanya lagi.

"Huh... k-kenapa?"

"Sshhh... jangan gerak banyak dulu oke!"

"Pelipis kamu berdarah, tunggu sebentar ya!"

Seno buka carrier besarnya, mencari kotak khusus menyimpan obat-obatan yang biasa ia bawa kalau sedang mendaki gunung. "Ah ketemu!" Segera ia lakukan pertolongan pertama untuk mengobati luka di pelipis kanan Ayuna.

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang