01

2.4K 104 2
                                    

Pagi hari adalah waktu untuk beraktivitas dan menjalankan kepadatan hari sampai menjelang malam lagi.

Di sebuah rumah mewah yang terkesan klasik sudah ada kesibukkan dari para pekerja dari bagian dapur,rumah dan juga kebun.

Seorang remaja yang tidak terlalu tinggi tetapi tampan berkulit putih tak seputih kakaknya kini sedang melangkahkan kakinya menuju kamar sang kakak.

Setelah sampai ia membuka pintu karna tau pasti sang kakak tak pernah menguncinya.

Di ranjang besar yang berwarna putih bersih terbaring seorang pemuda yang sangat tampan masih tertidur pulas dengan selimut senada.

Walaupun sang adik sedang membuka tirai berjalan kesana-kemari untuk menyiapkan kebutuhan sang kakak.

Sebenarnya seharusnya itu dilakukan oleh kakaknya tetapi ia tak mau karna baginya kakaknya tidak boleh lelah.

Setelah selesai menyiapkan seragam,tas serta buku-buku pelajaran sesuai jadwal semester awal kuliah sang kakak.

Ia berjalan pelan menuju ranjang mendekat ke tepi mengulurkan tangannya mengelus pelan pipi putih itu berulang kali agar sang kakak bangun dan tidak terlambat dihari pertama kuliahnya.

"Ehmm jam berapa?"tanyanya yang masih setengah sadar ia perlahan mulai bangun dari tidurnya membuka mata dan memandang sang adik.

"Baru jam enam pagi kak cepatlah mandi,sarapan,aku sudah menyiapkan semuanya"leo bangun dari tempat tidur sang kakak mengecup lembut pipi lie iapun beranjak keluar.

Lie bangun dari ranjangnya berjalan dengan pelan menuju kamar mandi dan memulai ritual paginya.

Skip

Kini leo dan lie sedang menikmati sarapan mereka tanpa ayah dan ibu mereka yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.

Dan hanya memberikan uang saku serta kartu hitam masing-masing.

"Apakah kakak benar-benar kuliah di sana di universitas yang terkenal akan berandallannya?" Tanya leo sangsi kenapa sang kakak mau menimba ilmu dikandang harimau.

"Ayolah leo di sana tempat terbaik untuk belajar mesin kau tau seseorang sangat sulit menemukan para dosen yang serius"jawab lie enteng sambil mulai membereskan piringnya.

"Hum andai kita seumuran kak pasti aku akan melindungi kakak sayangnya aku masih butuh waktu tiga bulan lagi untuk lulus"ucap leo kecewa padahal sejak kecil ia yang selalu menjaga sang kakak.

Lebih tepatnya mengikuti kemanapun sang kakak pergi sudah seperti ada tali tak kasat mata antara mereka berdua.

"Hey sudahlah tinggal tiga bulan dan kau akan segera menyusulku"jawab lie memberikan semangat penuh.

Leo masih cemberut tapi apa boleh buat akhirnya ia memilih melambaikan tangannya mengode sang pelanyan agar segera menyiapkan bekal.

Meski mereka kaya raya tapi bagi mereka keamanan itu tingkat satu apalagi sekarang pesaing bisnis sang ayah semakin bertambah.

Makasih yang udah mampir didukung aku ya😌😌

MY LITLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang