22

573 40 2
                                    

Makasih dukungannya,setianya makin banyak yang nambahin didaftar baca,moga gak bosen ya.

"Semangat berjuang bos sepertinya selain polos calon bos juga tidak peka"ungkapnya sedikit memberi dukungan untuk ketuanya.

Cristian hanya menganggukkan kepalanya dan berpikir untuk segera mengungkapkan perasaannya,apalagi melihat tatapan suka dari kedua mata vial untuk sang pujaan hati.

Walaupun vial telah memiliki kekasih tetapi entah mengapa,sifat yang ia tunjukkan untuk lie tidak jauh berbeda untuk sepasang kekasih.

Dean yang melihat adeknya turunpun segera berpamitan pada tian dan lie,tak lupa vial memeluk erat sang sahabat dan segera mengikuti sang kakak.

Setelah kepergian keduanya tian segera menanyakan sesuatu yang daritadi mengganggu pikirannya.

"Lie sebenarnya vial itu masih suka kamu deh kayaknya,soalnya tatapan matanya tuh kayak menyiratkan sesuatu"ucap tian jujur.

"Em enggak mungkin kak lagian udah lama juga kita jarang ketemu apalagi komunikasi,jadi itu kayaknya gakakan terjadi"ungkapnya mantap.

"Em apakah mungkin mencintai seseorang dengan begitu lama memendam rasa akan hilang tanpa bekas?"tanyanya lagi pada lie meski ia percaya ucapan lie,tetapi hatinya sedikit ragu.

"Mungkin masih ada sisa yang tertinggal dan tidak terlalu masuk akal jika perasaan itu memudar tanpa meninggalkan bekas,percayalah kak bahwa waktu bisa menghapusnya,meski tak semuanya"jawab lie yang mencoba menenangkan tian.

Ia tidak mengerti akan sikapnya selama ini dirinya tak ingin direpotkan dengan yang namanya perasaan ataupun cinta.

Baginya semua tentang itu adalah sesuatu yang tidak akan terjadi dalam hidupnya,tetapi setelah mengenal sosok cristian di dalam hidupnya.

Sebagian rasa tentang kenyamanan,kecerian,serta sisi dalam dirinya mulai muncul,jika benar sudah saatnya mungkin ia akan melangkah perlahan untuk memahami hati dan perasaannya.

"Kak apakah kau jadi menginap malam sudah semakin larut jadi lebih baik kakak tetaplah tinggal"ucap lie dengan nada yang melembut.

Membuat telinga cristian agak memerah karna sebelumnya lie juga menggunakan nada lembut,tapi tak bersuara dalam nan lembut seperti ini.

"Sepertinya tawaranmu bagus lie aku akan menginap jadi tolong tunjukkan kamarnya"ujarnya tetap menahan nada agar tak terdengar semangat.

Lie mengajak tian untuk segera melangkah berkeliling sebentar dan setelah itu ia menemukan pintu berwarna putih terang.

Lie sengaja memilih lantai bawah agar cristian tak terlalu kelelahan nantinya.

"Kak ini kamar tamu bawah sebenarnya dilantai dua juga ada,tetapi aku pikir kakak akan kelelahan jika naik-turun tangga"jelas lie jujur.

Tian hanya mengangguk jujur dia ingin segera beristirahat apalagi ia sudah melewatkan waktu tidurnya.

Malam itu lie yang berusaha menerima perasaannya dan cristian yang akan mencoba membuat lie terpikat padanya.

Malam berlalu begitu saja dan kini matahari telah kembali mengantikan tugas sang bulan,untuk memberitahu inilah waktunya untuk beraktifitas.

Seperti biasa di rumah itu para pekerja sudah harus membereskan rumah,menyiapkan sarapan bagi kedua tuan muda mereka.

Sedangkan leo sudah bangun terlebih dahulu setelah melakukan,aktivitas membangunkan kakak kesayangannya.

Cristian juga sudah bangun karna jujur ia kurang bisa tidur di tempat baru,walaupun sebenarnya itu adalah rekor bangun pagi tian.

Lie turun dari lantai dua dengan pelan karna jujur ia sangat malas,apalagi ketika tau bahwa jadwal kuliahnya siang hari.

Leo mencium pipi lie ketika sang kakak duduk disampingnya,sedangkan cristian yang ingin juga melakukannya hanya bisa menunggu.

Oke jangan lupa vote ayang komen juga love you🥰🥰

MY LITLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang