Pancingan Yang Berhasil

26 0 0
                                    


Harusnya Minak jinggo sadar akan pola serangan yang dilakukan oleh para prajurit Majapahit, pola serangan yang sama, saat dia dan Panji memancing Kebo marcuet keluar dari barisan para prajurit Blambangan.

Kuda yang dia tunggangi melaju kencang kearah Damarwulan, sementara kedua kakinya terus menghentak hentak pada perut kuda, secepat apapun lari kuda yang dia tunggangi, masih saja terasa kurang cepat bagi Minak jinggo, mungkin rasa dendam yang membuatnya terasa demikian.

" syukurlah, dia tidak menyadarinya "

Hingga sejauh ini, pancingan yang disusun oleh Panji dan Damarwulan berjalan dengan baik.

Pancingan yang memisahkan pemimpin dan para prajurit yang dia pimpin.

Ini bukanlah cara baru, melainkan pernah dilakukan oleh Panji dan Jaka umbaran untuk menarik keluar Kebo marcuet.

Damarwulan terus bergerak menjauh dari kejaran Minak jinggo, tentu hal membuat amarah adipati Blambangan itu kian memuncak.

" dasar pengecut, secepat apapun larinya kudamu, aku pasti mampu mengejar mu "

Ujar Minak jinggo.

Damarwulan tidak melihat lagi kebelakang, yang ada dibenaknya cuma menjauh dari arena pertempuran, bukannya dia takut, tapi memancing Minak jinggo keluar.

" aku rasa kamu kian dekat, tinggal beberapa langkah lagi, aku akan membunuhmu "

Jarak mereka berdua sudah tidak terlalu jauh, dan dalam beberapa saat Minak jinggo akan mampu menyusul Damarwulan.

" hiat....."

Terdengar suara Minak jinggo berteriak, pada awalnya Damarwulan tidak melihat ke belakang, namun teriakan keras yang dia dengar, membuat pandangan dirinya berbalik arah.

Ternyata Minak jinggo sudah tidak diatas punggung kudanya, hal ini membuat Damarwulan tersentak kaget.

Saat pandangan matanya diarahkan keatas, ternyata Minak jinggo sudah melayang di udara, dan tepat berada diatas dirinya.

" oh,,sial "

" mati kau anak muda "

Dari atas udara terlihat jari jemari Minak jinggo sudah terkepal erat, dan siap untuk menghantam Damarwulan.

Damarwulan melompat dari atas punggung kudanya, dan hantaman Minak jinggo langsung mendarat di punggung kuda Damarwulan.

Kuda itu meringkik dengan keras, seolah olah merasakan betapa sakitnya hantaman Minak jinggo di punggungnya.

Ternyata suara ringkikan kuda itu hanya terdengar sesaat, setelah itu tubuhnya ambruk ke tanah, dan tidak terdengar lagi suaranya.

" sesaat lagi kau juga akan menyusul kudamu ini anak muda "

Damarwulan cuma bisa terdiam, namun tangannya sudah siap untuk menerima serangan Minak jinggo.

Tidak ada kata kata lagi yang Minak jinggo ucapkan, selain kepalan tangan dengan sekuat tenaga mengarah kepada Damarwulan.

Damarwulan menyadari, jika menangkis pukulan tersebut, itu sama saja dengan bunuh diri.

Hal yang bisa dia lakukan cuma menghindari pukulan pukulan Minak jinggo dengan gerakan secepat mungkin.

" ayo perlihatkan kesaktianmu anak muda, jangan cuma menghindar terus "

" aku harus mencari cara untuk bisa menyerangnya"

Dengan mengatur aliran tenaga dalam tubuhnya, Damarwulan langsung bersiap untuk menyerang.

Ksatria Majapahit 5 Legenda Damar WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang