Tidak ada hal yang istimewa yang harus istana Majapahit persiapkan untuk menyambut kedatangan adipati Blambangan Minak jinggo.Semuanya biasa biasa saja, sepertinya tidak ada tamu penting yang akan datang ke istana.
Tidak ada hiasan bunga di pendopo istana, layaknya menyambut datangnya tamu penting lainnya, hiasan bunga bunga bahagia cuma ada pada hati gusti ratu Dyah ayu kencana wungu.
Untuk kali pertama, gusti ratu Dyah ayu kencana wungu akan bertemu dengan orang yang selama ini menghiasi mimpi mimpinya.
Dengan diliputi perasaan penasaran yang dalam, dia akan melihat wajah adipati Minak jinggo secara langsung, bukan lagi lewat mimpi.
" aku tidak mencintainya, tapi kenapa hatiku berdebar debar saat menanti kedatangannya ? "
Dalam mimpi, wajah adipati Minak jinggo berbeda dengan sebenarnya, dan hal ini tidak disadari oleh gusti ratu.
Yang cuma dia tahu, wajah adipati Minak jinggo sama dengan saat kali pertama dia melihat di pendopo istana dahulu.
Gusti ratu tidak tahu keadaan adipati Minak Jinggo saat ini, yang dia tahu cuma dalam mimpi yang tanpa dia sadari itu di sengaja oleh sang adipati.
Tanpa dia sadari, perasaannya mulai hanyut terbawa arus rasa untuk ingin segera bertemu dengan adipati Minak jinggo.
" ada apa dengan diriku saat ini ?, kenapa aku tidak sabar untuk menunggu kedatangannya? "
Matahari sudah terasa agak panas, hari mulai beranjak siang, sementara tamu yang di tunggu belum menunjukkan tanda tanda akan tiba di istana.
Seekor kuda dipacu dengan pelan menuju pendopo istana, dan beberapa orang mencoba memperhatikan wajah penunggang kuda tersebut.
Tidak ada yang kenal wajah penunggang kuda tersebut, karena ini kali pertama mereka melihatnya.
Namun setiap orang yang dia lewati selalu bertanya dalam hati.
" mungkin ini utusan adipati Minak jinggo yang hendak menghadap gusti ratu ? "
Memasuki pendopo istana, penunggang kuda itu berjongkok sambil bergerak kehadapan gusti ratu.
" sembah hormat hamba gusti ratu "
" kamu siapa ? "
Tanya gusti ratu disertai mengangkat tangannya tanda hormat orang tersebut diterima.
" hamba Ario suro, utusan adipati Blambangan "
" ada apa Ario suro ? "
" gusti adipati Minak jinggo akan memasuki gerbang kota raja "
" aku persilahkan dia masuk dengan segala kebesarannya "
" sendiko gusti ratu "
Dengan perlahan Ario suro mundur dari hadapan gusti ratu.
Perginya Aryo suro menimbulkan khayalan pada gusti ratu, dan dia membayangkan akan hadirnya sosok yang tampan sesaat lagi.
" aku sangat penasaran untuk melihat wajahmu adipati Minak jinggo "
Walau mencoba untuk menutupi perasaan dirinya, namun hatinya terasa begitu kencang berdebar debar akan ketemu orang yang selama ini menghiasi mimpi mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 5 Legenda Damar Wulan
Ficción históricaSiapapun pria dimuka bumi ini, pasti menginginkan seorang wanita yang cantik, kaya, dan berkedudukan untuk dijadikan pendamping hidup. Tidak ada yang meragukan kecantikan ratu Majapahit Dyah ayu kencana wungu. Sebagai ratu dari kerajaan besar, tentu...