Serangan Balasan

23 0 0
                                    


Damarwulan tidak bisa menutupi rasa kecewa pada dirinya, semula dia menganggap, dengan menunjukkan pusaka sakti milik Minak jinggo ini, Panji akan senang, tapi saat Panji menunjukkan raut wajah yang datar datar saja, hal ini langsung membuat Damarwulan kecewa.

Ini pusaka sakti, tapi kenapa Panji menilai gada besi kuning tersebut seolah olah benda pusaka biasa.

" paman Panji tahukan pusaka ini ? "

" pusaka itu dahulu miliknya Kebo marcuet, diberikan kepada Jaka umbaran oleh kedua selirnya, dan aku berharap kamu tidak mendapatkan pusaka itu dari selir Minak jinggo tersebut "

Damarwulan tersentak kaget mendengar ucapan Panji, karena yang Panji ucapkan adalah benar, dan dia tidak ingin mendengar hal itu.

" apa salahnya paman?, kalau saya mendapatkan pusaka ini dari mereka ? "

Panji cuma diam, dia merasa sudah tidak bisa berkata kata lagi, pikirannya kembali mengingat kisah Jaka umbaran,
yang alurnya mulai sama dengan Damarwulan.

" dengan pusaka itu, kita akan kembali menyerang Blambangan ? "

" benar paman Panji "

Damarwulan agak terkejut mendengar ucapan Panji, namun yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah, Panji setuju dengan rencananya.

" bagaimana paman Panji ? "

" baiklah, kita pancing Minak jinggo keluar "

Tidak semua prajurit Majapahit setuju akan rencana Panji dan Damarwulan untuk kembali menyerang Blambangan.

" tuan, kalau anda ingin mati, jangan mengajak kami "yang

Panji tidak langsung menjawab, namun sorot matanya yang tajam langsung terarah kepada wajah prajurit tersebut.

Ingin rasanya dia memukul wajah prajurit itu, namun dalam situasi saat ini, tentu hal itu tidak harus dia lakukan, walau jemari tangan kanan sudah terkepal erat.

" aku persilahkan kau kembali ke Majapahit "

Prajurit itu langsung berlalu dan hadapan Panji, tapi sejenak kemudian.

" aku kembali ke Majapahit "

" aku juga "

" aku juga..."

Beberapa prajurit keluar dari barisan, tentu hal ini sangat mengusik hati Panji dan Damarwulan.

" bagaimana ini paman Panji ? "

" biarkan saja "

Walau tidak senang dengan sikap prajurit yang seperti ini, tapi mereka berdua tidak bisa memaksa, dan hal ini juga mempengaruhi mental prajurit lainnya.

' kita akan tetap melanjutkan misi kita Damarwulan. "

Hampir dari sebagian prajurit telah pergi meninggalkan mereka, tentu saja hal yang membuat Panji dan Damarwulan harus memutar otak untuk menyusun rencana serangan balasan.

" kita bergerak "

Timbul pertanyaan pada diri Damarwulan mengenai Panji.

" kenapa paman Panji begitu mudahnya menerima ajakanku untuk kembali menyerang Blambangan setuju ?, dendam ?, mungkin juga tidak, karena dia dan Minak jinggo dahulunya bersahabat  "

Akhirnya Damarwulan tidak tahan juga menyimpan sejumlah pertanyaan pada dirinya mengenai Panji, dan dia akhirnya menanyakan sendiri.

" kenapa paman Panji setuju dengan rencanaku ini ? "

" aku benci kalah, dan aku selalu ingin membalas setiap kekalahan yang aku alami, aku memiliki seorang putra, dan aku ingin dia nanti bangga pada ayahnya, karena ayahnya adalah seorang yang pantang menyerah "

Ksatria Majapahit 5 Legenda Damar WulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang